08. Dekat Tetapi Asing

5.3K 499 31
                                    

Arya sedang bekerja di ruang kerjanya ketika Sasa --yang telah menjadi istrinya selama hampir dua minggu-- masuk ke sana.

"Libur begini masih kerja juga?" tanya Sasa yang muncul dari ruang tidur.

Ruang kerja Arya memang terhubung dengan ruang tidurnya, hanya terhalang rak buku besar di tengahnya. Dulu, ia penguasa dua tempat itu. Sekarang, ia memberikan kuasa penuh pada Sasa untuk ruang tidur. Ia tidak akan mengusik tempat itu. Sekarang bahkan ia cukup tidur di sofa --yang untungnya berukuran besar-- yang ada di ruang kerjanya. Mereka tidur di satu ruangan, meskipun tidak benar-benar bersama. Cukup efektif untuk menghindari kecurigaan orang lain tentang hubungan pura-puranya dengan Sasa.

"Oh, aku perlu ngecek progres penjualan tiap divisi," jawab Arya. Ia menatap Sasa sekilas, sebelum fokus pada laptopnya lagi.

"Ini grafik-grafik apa?" tanya Sasa seraya menunduk di sebelah Arya, membuat Arya terkesiap karena baru menyadari istrinya ada di sana. Wangi floral Japanese cherry blossom yang menguar dari tubuh Sasa membuat Arya memejamkan mata. Ia mencoba menenangkan debaran dadanya sebelum menjawab, "Artinya penjualan dalam minggu ini, ada kenaikan signifikan."

Sasa manggut-manggut, kemudian berjalan menuju sofa dan duduk di sana.

"Oh iya, soal undangan nanti malam gimana?" Sasa bertanya tentang undangan makan malam dari Haribawa.

"Ya kita makan malam biasa di rumah Kakek. Bukan acara formal, kok. Hanya keluarga," jawab Arya.

"Om Abyasa, Tante Anjani, semua ada?" tanya Sasa lagi.

"Iya. Mereka semua, sama anak-anaknya juga," jawab Arya sabar.

"Aku pakai baju apa nanti?" cecar istri Arya itu.

"Senyamannya kamu," jawab Arya santai.

"Sebentar!" seru Sasa sambil berjalan cepat ke arah lemari pakaiannya.

Saat kembali, ia sudah membawa dua dress di tangannya. "Yang ini atau yang ini?" tanya Sasa sambil menunjukkan dress warna coral di tangan kanan dan warna hitam di tangan kiri. Dua-duanya ada motif bunganya.

Arya tampak berpikir sebentar, kemudian menunjuk dress di tangan kiri Sasa.

"Oke, aku pakai ini. Terima kasih," kata Sasa antusias.

Arya tertegun, memandangi Sasa yang sudah berbalik untuk meletakkan baju-bajunya di lemari lagi. Sudah lama sekali tak ada yang meminta pertimbangan padanya untuk hal pribadi dan sederhana seperti itu, apalagi menyetujui pendapatnya.

Mungkin di perusahaan pendapatnya memang penting. Namun, menentukan baju untuk makan malam keluarga adalah hal yang terasa lebih intim. Sepertinya ia salah ketika menganggap antara dirinya dan Sasa akan tetap menjadi asing.

**

Rumah keluarga Janied berada dalam satu komplek di atas tanah seluas tiga puluh ribu meter persegi. Rumah Haribawa yang merupakan rumah utama berada di tengah lahan dan terlihat paling menonjol. Kemudian rumah Abyasa Janied, adik pertama Abimana Janied, ayah Arya, berada di sisi kiri rumah Haribawa. Raditya Janied yang telah menikah, dibuatkan rumah bersebelahan dengan rumah ayahnya.

Sebelah kanan rumah Haribawa adalah milik keluarga Anjani Janied, adik kedua Abimana. Ia menikah dengan laki-laki bernama Rendra Dipta dan punya seorang putri bernama Azura.

Rumah Arya berada di sebelah kanan keluarga Anjani. Rumah yang sama besarnya dengan rumah lainnya itu berada paling dekat dengan pintu gerbang utama.

Rumah-rumah itu dihubungkan oleh koridor, sehingga memudahkan untuk berkunjung dari satu rumah ke rumah lainnya. Anehnya meskipun terhubung seperti itu, mereka sebenarnya jarang sekali saling mengunjungi.

I LOVE YOU -- Terbit -- Lotus Publisher Where stories live. Discover now