Seandainya (IND)

1.2K 19 9
                                    

Seandainya aku tidak ada, bagaimana perasaanmu?

Assassination Classroom © Yuusei Matsui

.

.

.

.

"Hei tuan sok genius, bagaimana kau bisa lulus kuliah dengan cepat? Belum lagi kau suka bolos, kan?" kata Rio sambil menyenderkan badannya ke kursi. Benar-benar capek kata batin Rio

"Heh, denger ya, ada yang namanya rajin belajar. Lagian aku gak sok genius, kok" kata pria bersurai merah dengan nada sedikit sebal

Rio membuka matanya sedikit dan bertanya, "Trus apa?"

Sejujurnya Rio tahu jawabannya apa. Rio sudah lama mengenalinya, jadi jawaban berikutnya bukanlah sebuah kejutan

"Aku memang genius. Kau tahu itu kan, Ri? Jangankan kelas 3, dari kelas 1 kau juga sudah tau aku. Ya, kan?"

Tuh kan, jawabannya pasti itu. Rio berdecak kesal dan kembali lagi ke laptopnya.

"Dosen sialan pasti mereka bersekongkol untuk memberi tugas segunung" Karma entah harus merasa iba atau kesal dengan anak yang ada bersamanya sekarang

Rio yang mengantuk berusaha untuk tetap bangun dan menyelesaikan tugas yang diberi dosennya. Entah Rio menyesal atau tidak memutuskan untuk melanjutkan S2nya di negeri kelahirannya, tapi tugas yang didapat Rio 25% lebih banyak dari yang ia dapat sewaktu dia masih di London.

"Ah, aku menyesal pindah kesini. Seharusnya kuselesaikan semua disana. Kenapa aku baru inget kalau Jepang itu workaholic!" Rio dengan spontan mengatakan yang membuat pria yang baru saja minum itu tersontak kaget

"Jirr.. Hampir aja aku mati tau!" Balasnya sambil memegang dadanya

Rio hanya diam, tidak peduli dengan orang yang sedang ngegas karena keselek kopi

"Habisnya aku lelah, Karma. Lelaaaaahh" Rio membenamkan kepalanya di antara kedua lengannya, pertanda bahwa dia tidak bisa menahan tekanan deadline lagi

Sungguh Rio sangat merindukan tempat tidur, bantal, beserta tidur nyenyaknya. Rio hanya mengintip dan melihat Karma yang sedang membereskan sisa kopi yang jatuh karena tindakannya.

"Tadi kamu bilang menyesal?" Karma yang kembali normal pun duduk kembali dengan ekspresi lelah dan memainkan HP-nya.

Rio mengangguk pasrah. Karma menoleh ke arah Rio lalu main lagi.

"Hee~ Yakin 100% menyesal?" si iblis menyeringai

"Aku lebih menyesal memutuskan untuk mengerjakan tugasku di tempatmu"

"Aku yakin kau akan jomblo disana seumur hidup, Ri. Aku yakin sekali. Percaya sama aku" kata Karma seakan-akan dia bisa meramal masa depan Rio apabila ia tetap berada di luar negeri.

"Idih, tau apa sih kamu?" Rio tertawa geli dan kemudian membalikkan badan, menyembunyikan pipinya yang mulai merah.

Rio tiba-tiba terpana melihat pemandangan malam dari jendela Karma yang berada di depan matanya

Tik.. tik.. tik..

Bunyi hujan mulai menemani malam Rio. Jarum jam menunjukkan pukul 8, jam dimana biasanya tempat tinggal Karma dilalui banyak orang yang pulang dari lembur kerjanya. Hari ini Karma libur dan baru masuk lagi besok. Biasanya dia lembur bahkan bisa sampai tengah malam. Jadi hari libur adalah hari yang sungguh dinantikan olehnya.

Karma x Rio Oneshots [ENG/IND]Where stories live. Discover now