Beresin dong!

493 12 1
                                    

Pernahkah saking berantakannya hidupmu,

kamu jadi malas membereskannya?

Assassination Classroom © Yuusei Matsui

.

.

.

.


"Dadah! Sampai ketemu besok Rinka-chan, Yada," Rio melambaikan tangannya sambil menutup gerbang rumahnya. Setelah ia menutup pintunya, Rio menghela nafas besar-besar.

"Hadeh, capek juga kalau ada yang datang," Rio melihat ruang tamunya yang sudah terlihat seperti kapal pecah tersebut. Rio pun flashback sekilas.

Ini semua karena ulah si Mangaka dan Putri Insecta. Memang Fuwa dan Hinano adalah orang yang cukup energik dan terkadang berlebihan, tetapi ini sudah jauh dari berlebihan. Untungnya, Rinka dan Yada mau membantu merapihkan sampah dan mengelap meja.

Setelah cool down selama 5 menit, Rio bertekad untuk merapihkan sisanya. Dalam waktu 15 menit, ruangan yang tadinya seperti habis perang, sekarang telah kembali menjadi ruangan yang layak pakai. Ketika Rio berpikir semuanya sudah selesai, handphone-nya pun berdering.

Siapa ya? Rio menerima panggilan tersebut dan menyalakan speakernya sambil membereskan dapur.

"Halo, Nakamura!" Seketika wajah Rio yang lega tiba-tiba berubah menjadi lelah kembali.

"Ada apa Setan Merah? Apa yang kau inginkan dari seorang Rio Nakamura hari ini?"

"Heh, lu habis beres-beres, ya?"

"Nggak, habis perang," Rio balas

"... Ri?"

"... Ya?"

"Hei, jangan marah-marah nanti bisa cepet tua," kata Karma mengetahui persis perasaan si lawan bicara.

"Udah-udah, intinya lu mau apa?" Rio memijat dahinya.

"Temenin gue ngegame dong," Rio melihat jam dindingnya. Jarum jam menunjukan angka 10 lewat 20

"Gue punya dua setengah jam"

"Ok. Gue udah pesen pizza,"

"Gue akan dateng dalam waktu 10 menit,"

"Sip"

~Sesampainya di rumah Karma~

"HAH?! Ini rumah atau TPA? Karma, lu di rumah ngapain aja sih?" Rio mulai menceramahi Karma layaknya seorang ibu

"Heh, kau berada di rumah manusia terhormat. Lagian, orang rumah gue napa lu yang rese?" Karma hanya lanjut main hp

Terhormat apanya?

"Hei, pizza-nya belum dateng?" tanya Rio

"Belum tuh, lama bet. Ni orang pesen pizza-nya di Amrik (Amerika Serikat) kali ya?"

"Hmm, bagaimana kalau kita beres-beres dulu?" Rio mengambil sapu dari salah satu rak buku (Jangan tanya kenapa)

"Buat apa? Toh, tidak akan ada yang datang, ya kecuali kamu dan Nagisa,"

Rio awalnya ingin menggetok kepala Karma dengan sapu yang dia genggam. Tapi karena masih memiliki hati nurani, Rio hanya mencubit pipi Karma saking gemas akan perilakunya.

Karma x Rio Oneshots [ENG/IND]Where stories live. Discover now