Bermula Dari Kesalahpahaman

935 14 16
                                    

Note: Akan ada beberapa OCku nanti untuk melengkapi cerita. Anggap aja teman-temannya dari London

"SUDAHLAH AKU MUAK DENGAN SIKAPMU!!" seorang pria berteriak beriringan dengan sebuah bantingan pintu yang keras

Lawan bicaranya hanya terdiam dan menunjukkan wajah yang datar, seakan-akan apa yang temannya katakan barusan tidak ada hubungannnya dengan dia. Sebelum pintunya sempat tertutup, ia melihat seorang wanita lain yang tersenyum sinis kearahnya dan menyusuli teman prianya

"Baiklah, akan kuturuti kemauanmu dan mengikuti permainanmu. Semoga kau senang...

dengan keputusanmu itu"

Assassination Classroom © Yuusei Matsui

Semua Bermula dari Sebuah Kesalahpahaman

.

.

.

.

"Dok, keadaannya sepertinya memburuk. Bagaimana ini?!" seorang perawat panik

Pasiennya adalah seorang pemudi bersurai kuning gelap yang berumur 24 tahun. Kondisinya yang kemarin membaik tiba-tiba kembali memburuk lagi.

"Sebaiknya kita memberi perawatan sebisa kita untuk sekarang. Perawatan yang berlebihan bisa saja membuat keadaannya lebih buruk lagi" Dokter itu pun keluar ruangan

Di depan pintu terdapat seorang pemudi bersurai biru-pink yang sedang duduk bersama dengan pemuda bersurai kuning-merah. Di sebelahnya, berderet pemuda-pemudi lainnya yang juga ingin menjenguk orang yang sama. Pemudi tersebut tidak sabar menunggu kabar dokter mengenai sahabatnya yang hampir 2 minggu berada di rumah sakit. Suara pintu kamar yang tertutup segera merupakan isyarat untuk bergerak cepat menemui dokter.

"Ah, dokter! Bagaimana keadaan teman saya, Dok? Apa dia akan baik-baik saja?"

Dokter hanya menggeleng, "Kondisinya cukup kritis. Kami sempat berpikir dia akan semakin membaik, mengingat kondisinya kemarin. Namun, yang terjadi malah sebaliknya. Kami telah berusaha sebisa mungkin untuk mempertahankan kondisinya. Berdoalah supaya temanmu dapat pulih secepatnya. Kalian sudah bisa masuk untuk melihatnya. Saya permisi dulu" Dokter membungkuk dan berlalu pergi.

Pemudi itu langsung masuk ke dalam kamar, disusuli para pemuda dan pemudi lainnya. Melihat kondisi sahabat terdekatnya yang dalam keadaan koma membuat pemudi itu langsung menangis.

"Rio, kenapa? P-padahal, kau ti-tidak salah apa-apa" Pemudi itu menangis disebelah kasur dimana temannya terbaring

"Luna sudahlah, para dokter berjanji akan menyembuhkannya. Kau sabar saja, ya?" temannya, Keiko, coba menenangkan

"Sol, apa yang harus kulakukan?" Luna melihat kearah pemuda tadi yang duduk bersamanya

"Berdoa dan bersabarlah" Sol ikut menenangkan

Para pemuda dan pemudi lain yang merupakan teman lamanya Rio saat SMP, hanya melihat dengan iba.

Luna berhenti menangis. Raut mukanya yang sedari tadi terlihat menyedihkan tiba-tiba berubah menjadi murka. Ia berjalan kepada seorang pemuda tinggi bersurai merah

"INI SEMUA GARA-GARA KAMU! HANYA SAJA DIA TIDAK BERHUBUNGAN DENGANMU PASTI DIA AKAN BAIK-BAIK SAJA! AKU TAK TAHAN LAGI, DASAR AKABANE SIALAN! BERUNTUNG IA BELUM MATI" Pemuda yang diteriaki serta semua anggota Kelas E yang berada di ruangan itu sangat terkejut. Setahu mereka, Luna merupakan perempuan yang tenang dan biasanya marahnya pun hanya sekedar sebagai candaan.

Karma x Rio Oneshots [ENG/IND]Where stories live. Discover now