13

568 37 4
                                    

Hari ini benar-benar hari yang monoton bagi Vinia dan teman-teman nya. Bagaimana tidak? Ujian di bulan puasa sungguh membuat mereka muak dan bosan. Iya bosan dalam meneliti setiap soal yang menguras pikiran mereka ditambah menahan lapar karena puasa.

Hari ini mereka ujian B. Inggris, tidak terlalu sulit—jika bagi yang otaknya encer. Tidak bagi yang otaknya sudah memadat akan khayalan-khayalan buka puasa nanti mau makan apa? Mama masak apa? Beli takjil gak ya?

Mari kita lihat kesibukan masing-masing kelas 11 IPA 3 yang berkutat dengan soal-soal berbahasa orang putih tersebut.

Karena ujian kenaikan kelas mereka disatukan dengan kelas 10. Tak ada kesempatan untuk melihat sana-sini. Yang ada kelas 10 yang nanya ke mereka.

Vinia yang sedang hikmat menyelesaikan tugas nya pun tak menggubris panggilan teman-teman nya yang bagai setan di bulan puasa. Ujian mendadak budeg.

Titin dan Tipa yang selang bangku nya tak beberapa jauh dari Vinia tak hentinya memanggil nama Vinia dengan suara bisikan. Pantang menyerah sebelum dapat jawaban.

Hingga akhirnya Tipa meremas kertas yang ada di meja nya membentuk bola kasar lalu melempar bola kertas itu kearah Vinia lebih tepatnya kearah kepala Vinia.

Vinia yang merasa di lempar pun langsung menoleh kearah si yang lempar. Mendapati Tipa yang menyengir membuat Vinia jengkel. Jari dan bibir nya mengode menunjukkan kata 15.

Vinia menghela nafas, banyak sekali godaan-godaan saat puasa. Baik setan nyata maupun tak kasat mata benar-benar mengolah kesabaran yang ekstra.

Vinia melihat kearah Tipa dengan serius membuat Tipa pun menatap Vinia dengan wajah serius pula.  Vinia menulis sebuah huruf di kertas lalu memperlihatkan pada Tipa isi kertas tersebut.

Tipa yang hendak menulis jawaban tiba-tiba mengernyit heran dengan huruf yang Vinia tulis. Huruf tersebut bertuliskan huruf M.
Tipa menagih penjelasan dari Vinia membuat Vinia menuliskan beberapa huruf lagi hingga membentuk dua kata dalam satu kalimat. Lalu meremas kertas tersebut menjadi bola kasar dan melempar kertas tersebut kearah meja Tipa

Tipa langsung celingak-celinguk melihat kondisi siapa tahu guru pengawas melihat apa yang Tipa dan Vinia lakukan. Saat kondisi aman Tipa membuka kertas tersebut dan melihat isinya. Mata bulat Tipa membelalak dan bibir nya mengeluarkan umpatan pelan.

Disitu tertulis kalimat menyebalkan yang Vinia tulis.

'Mikir Sendiri'

Vinia yang samar-samar mendengar umpatan Tipa pun terkekeh pelan. Dan melanjutkan pengisian jawaban yang sempat tertunda.

"Waktu nya tinggal 10 menit anak-anak" ujar ibu pengawas mengundang desahan dan gerutuan penghuni kelas.

"Aduh mampus gue, Tin udah selesai belum?" Tanya Tipa yang dibalas gelengan Titin yang duduk di depannya.

"Mampus lah cap cip cup yang penting kumpul" gerutu Tipa.

Vinia berdiri dari mejanya untuk mengumpulkan jawaban dari soal-soal ujian. Membuat seisi kelas gaduh. Karena jika yang pintar saja sudah kumpul bagaimana nasib yang hanya cap cip cup.

"Boleh keluar nak, sambil nunggu bel pulang" ujar guru pengawas yang dibalas anggukan sopan Vinia.

Vinia kembali ke bangku nya untuk membereskan peralatan ujiannya dan memasukan barang tersebut ke dalam tas.

Tiba-tiba cowok adek kelas Vinia yang duduk bareng dia nanya. Namanya Lino.
"Kak satu nomer dong kak. Ini aja" pinta cowok itu sambil menunjukkan soal di kertas nya.

Vinia langsung melihat soal tersebut. Isinya mudah ternyata dan langsung ia jawab. "B"

Lino yang tadi melihat Vinia berfikir langsung menyilang pilihan huruf B di lembar jawabannya.

Everything has changedWhere stories live. Discover now