23

619 40 12
                                    

Happy reading~

Vinia keluar keluar kelas setelah satu persatu temannya meninggal kan dirinya terlebih dahulu.
Ya! Vinia sengaja melakukan hal itu agar dirinya bisa lebih tenang saat melakukan pekerjaan nya sekarang.

Jika teman-teman nya menunggu, Vinia merasa akan terburu-buru karena tak enak membuat kawanan nya berjamur. Ya, walaupun mereka memang sudah seperti jamur yang selalu berada di sekeliling Vinia.

Kau mulai lagi nona.

"Hei Vin!" Seseorang menarik ujung tas Vinia hingga gadis itu mundur beberapa langkah dan tubuh nya sejajar dengan orang itu.

"Elah, Lo ngapain disini? Gak langsung ke ruang kesiswaan?" Tanya Vinia saat mengetahui siapa yang ada di dekat nya saat ini.

"Ngapain sendiri-sendiri kalo orang butuh kita berdua, bukan individual" ujar Aldi.

"IIH Lo ngomong muter-muter deh, bilang aja sih intinya Lo males sendirian kesana" Vinia meniup poninya setelah mengatakan beberapa kata pada Aldi.

"Itu tau, yaudah lah buruan, gue pingin pulang inii." Aldi mendahului Vinia membuat Vinia memandangnya tak percaya.

"Cih sok sibuk, yang sibuk gue kaleee" gumamnya lalu berjalan menyusul Aldi yang berada tak jauh di depannya.

Setelah nya mereka sampai di ruang kesiswaan, namun mereka tak masuk ke dalam. Keduanya berdiri mematung tepat di depan pintu ruang tersebut.

Menurut logika saja, bagaimana cara mereka masuk jika ruangan tersebut































Sudah di kunci!

"Sumpah demi apa pun gue pingin memaki" Aldi menendang dinding di sebelah pintu ruang kesiswaan.

"Hukum nya halal untuk memaki kalo kayak gini, BANGSAAAAATTTTT" Vinia berjongkok di depan ruang tersebut dengan pasrah.

"Ini tuh sebenernya kita di prank sama guru sendiri atau gimana sih?" Gemas Vinia sambil memegang kepalanya.

"Bukan itu masalah sebenarnya Vin, ini gue dari tadi siang udah capek bolak-balik tempat foto kopi nge print proposal nya, benerin apa yang salah, dan ternyata?" Aldi ikut jongkok di samping Vinia dengan wajah yang sama pasrahnya.

Tak lama dering notifikasi di handphone Vinia terdengar, dengan sigap ia membuka tas nya dan mengambil benda datar nan tipis tersebut.

"Eh eh WA dari Bu Melisa nih" dengan cepat ia buka roomchat Bu Melisa dan melihat apa isi pesan dari guru nya yang ia sayangi itu.

Bu Melisa
Vinia... Ibu lupa kasih tau kalo kasih proposal nya besok saja. Ibu ada persiapan untuk pelatihan nanti, bilangin juga ya sama Aldi. Kirim proposal bentuk pdf aja ke ibu.

"YA ALLAH IBUUUUU!!" Vinia dan Aldi berteriak bersamaan.

"Udahlah gue pulang dulu, Lo jangan lupa kasih proposal nya" ujar Vinia lalu berdiri.

"Pulang sama siapa Lo? Sini gue anter" Aldi berdiri dari jongkoknya, Vinia yang ada di depannya mendongak mengikuti gerak Aldi.

Wajar karena tubuh Aldi yang menjulang tinggi dibandingkan tubuh nya yang hanya sebatas bahu Aldi.

"Gatau deh, tapi kayak nya gue pulang sendiri aja. Gue mau main bentar sama yang lain" jawab Vinia.

Aldi mengernyit
" Yang lain? Maksudnya temen-temen Lo yang rame-rame itu?" Tanya Aldi yang diangguki Vinia.

"Gak ada yang nunggu atau jemput Lo?" Tanya Aldi lagi.

Everything has changedWhere stories live. Discover now