22

548 51 9
                                    

Vinia merenung di sela-sela tugas latihannya, tangan kiri menopang dagu sedangkan tangan kanan mengetuk-ngetuk bibir dengan pangkal pulpen yang tertutup.

Pandangannya lurus ke soal-soal latihan di buku namun pikirannya menerawang di lain masalah. Kening nya yang mengerut dalam tanda jika gadis itu sedang berpikir keras.

Sedetik kemudian tangannya mulai menjawab satu soal latihan di bukunya, dan setelah selesai ia kembali pada posisi awalnya. Diam, menatap kosong, dan menerawang.

Pletak

"Aw sshh" Vinia meringis sambil mengusap-usap dahinya yang terkena lemparan benda.

Gadis itu membuka mata, mendapati tipe-ex di hadapannya. Saat mencari oknum tersangka nya, ternyata ada Riska yang sedang cengegesan tak berdosa.

"Maap" ucap Riska tanpa suara.

Vinia hanya mendengus, dan indera nya mendengar kekehan kecil di sebelahnya. Mata gadis itu menyorot tajam, siapa lagi jika bukan Arkan yang menertawainya.

"Siniin tipe-ex nya. Itu gue yang minjem" ujar Arkan dengan tanpa rasa bersalah. Ya, walaupun memang bukan pria itu yang melempar.

Dengan malas Vinia menggeser tipe-ex ke arah Arkan, lalu kembali fokus pada soal-soal latihan yang belum ia jawab.

Arkan yang melihat itu hanya bisa menghela nafas berat, ia perbaiki tulisan yang salah lalu melempar balik tipe-ex tersebut kepada pemiliknya.

Ia lihat Vinia sebentar yang sedang menulis paragraf jawaban dari setiap soal. Tangannya terulur ke kening gadis itu lalu mengusap nya lembut. Bermaksud untuk mengusap bekas lemparan tipe-ex tadi.

Tapi sedetik kemudian tangan Arkan di tepis Vinia pelan, lalu gadis itu melanjutkan acara menjawab soal latihannya.

Kejadian tersebut tak luput dari pandangan teman-teman mereka yang duduk di sekitar keduanya. Teman-teman mereka pun tak bisa berbuat banyak, hanya bisa membiarkan Arkan dan Vinia menyelesaikan masalah pribadinya. Teman-teman nya hanya bisa menjadi pendukung dan pendorong saja.

Sisanya ya, biarkan mereka yang memutuskan.

"Nah udah istirahat, yang udah selesai tugas nya di kumpul ke depan!"

Vinia buru-buru membereskan segala tugas nya lalu maju ke depan untuk mengumpulkan buku. Lalu kembali ke tempat duduk seraya merapikan mejanya.

"Ini sudah semua? Kalo ada yang belum selesai nanti kumpul di meja ibu, harus selesai hari ini. Sekian semua assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" guru tersebut keluar dari kelas membawa beberapa buku.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" jawab penghuni kelas lalu melanjutkan kegiatan masing-masing.

"Hayuk kantin" ajak Wanti pada Vinia.

Vinia menoleh lalu berpikir sebentar, mengingat ia ada janji dengan seseorang.

"Duluan aja, nanti gue nyusul" kata Vinia serasa menutup resleting tas nya.

"Tumben, beneran nyusul gak? Lo biasanya kalo udah ada urusan gini pasti ga nyusul" balas Wanti yang diangguki teman-teman nya.

"Liat nanti, udah ya. Gue duluan, buru-buru. Daah" Vinia langsung ngacir keluar kelas.

Sedangkan teman-temannya saling berpandangan, sedetik kemudian menghela nafas.

"Ini tuh final nya kalo kita ngumpul bareng, omongin masalah-masalah yang lagi kejadian di kita. Gak asik kalo gini terus" keluh Tipa.

Everything has changedWhere stories live. Discover now