15

87.9K 3.5K 29
                                    

081356******

Ga, kamu kenapa gak bales chatku? Kamu sibuk ya?

Yoga memijat pelipisnya, ingin menyalahkan mamanya karena sudah pernah menjodohkannya dengan wanita itu, entah kenal darimana. Tapi Yoga tidak mau durhaka.

Yoga binggung, jika ia tidak bertindak cepat. Maka wanita itu akan semakin menjadi-jadi, bisa saja menghambat pernikahannya dengan Fera. Apalagi sekarang dia berada di sekolahnya, mungkin itu salah satu dari rencana buruknya.

Tidak ada niatan Yoga membalas chat yang ia yakini dari wanita yang pernah ia tolak dulu. Lagi pula buat apa menanggapi orang seperti dia. Jelas-jelas waktu itu Yoga sudah menolak perjodohannya secara baik-baik, memangnya apa lagi yang harus di permasalahkan?

Dengan cepat Yoga mem-block nomor itu, sebenarnya nomornya tidak ia simpan. Karena nomor itu tidak penting baginya.

Mata Yoga beralih menatap kontak Fera, masih online padahal ini sudah larut malam.

Sudah malam, kamu sebaiknya
tidur, jangan main hp.
23.45 pm

Bapak kenapa gak tidur?
23.46 pm

Sebentar lagi, cepat sana tidur!
23.46 pm

Siap Pak
23.46 pm

Yoga tersenyum singkat , memastikan Fera benar-benar offline. Setelahnya, ia mematikan ponsel, menarik selimut lalu memejamkan mata. Tak lupa mematikan lampu utama dan menyisakan lampu tidur.

Saat ini Fera tidak bisa tidur dengan nyenyak, ia masih kepikiran pesan masuk yang tidak ia ketahui dari siapa.

"Jauhi Yoga! Dan batalkan pernikahan kalian"

Kalimat itu terus terngiang-ngiang di otak Fera, ingin membalas pesan teror itu namun ia urungkan. Fera pikir, mungkin itu dari orang yang syirik dengannya. Tapi yang menjadi permasalahannya, darimana orang itu mendapatkan nomornya?

Fera beranjak dari kursi di kamarnya lalu berjalan ke arah kingsizenya. Membaringkan tubuhnya seraya menyandarkan kepalanya pada bantal.

"Siapa sih tuh orang, jangan-jangan makhluk astral kali ya" gumam Fera.

"Hoamm, ngantukk. Tidurr ah, besok gue pikir lagi." Fera meletakkan ponselnya diatas nakas, memeluk guling lalu memejamkan matanya perlahan.

_____

"Ma, Pa. Bawa oleh-oleh buat Fera gak?" tanya Fera saat akan mengawali sarapan bersama keluarganya. Kebetulan orangtuanya sudah pulang jam 02.00 dini hari tadi dari rumah saudaranya. Seperti biasa, bisa ia tebak. Pasti mamanya membawa oleh-oleh.

"Ada baju Mama di koper kalau mau,"celetuk Mila membuat Fera mengerucutkan bibirnya. Tak usah ditanya lagi, kakaknya sudah menertawainya. Sedangkan papanya hanya diam menikmati sarapan terlebih dahulu.

"Apa? Udah puas ketawanya?" kesal Fera menatap kakaknya dengan sengit.

"Gue gak bakalan puas kalau ngetawain lo,” balas Nando dengan raut wajah yang menjengkelkan bagi Fera.

"Sudah, lebih baik sarapan. Jangan kayak anak kecil,” lerai Adiwijaya membuat semuanya diam. Tak berani membantah, kecuali Mila.

My Husband Is A Math Teacher Where stories live. Discover now