21

72.7K 3.2K 41
                                    

“Ada apa Ma?"

Karena mendengar panggilan mamanya dari balik pintu, Fera bergegas membuka pintu kamarnya dan tersenyum menatap Mila.

“Yoga ada di bawah Fer," ucap Mila.

“Biarin aja Ma, emangnya kenapa?"  Ekspresi Fera langsung berubah.
Ini jam setengah sepuluh malam, Jihan sudah tertidur pulas di kamarnya. Lagi pula Fera pikir Yoga tidak akan ke rumahnya.  Ternyata dia nekat malam-malam ke sini, segitunya?

“Dia cari kamu, mau minta maaf katanya."

Fera berpikir sejenak. “Yaudah bilang aja udah dimaafin, tapi Mama sama papa udah bilang kan kalau perjodohan ini dibatalkan?"

Mila menghela nafas lalu menyentuh pindah putrinya. “Nak, coba kamu renungkan. Mengambil keputusan di saat emosi itu gak baik. Keluarga kita sama keluarga Yoga udah sama-sama saling dekat, apa gak bakal memutus tali silaturahmi kalau kamu tiba-tiba batalin?"

“Saudara kita kan udah banyak Ma, kalau keluarga pak Yoga mutus silaturahmi ya biarin aja.”

“Hus, gak boleh bicara gitu."

“Ma, Fera ini masih anak di bawah umur. Fera bakal turutin apapun yang Mama minta, tapi enggak buat pernikahan Ma. Fera belum siap nantinya, Mama tega sama Fera?”

Mata Fera mulai berkaca-kaca. Dengan sigap Mila memeluk erat Fera dan mengusap punggungnya.

“Maaf Sayang, Mama pikir ini yang terbaik buat kamu. Tapi Mama terlalu menekan kamu, Mama minta maaf ya?”

Fera melepas pelukannya. Ia mengusap air matanya yang jatuh itu. “Tapi Mama bakal batalin kan?”

Mila mengangguk pelan. “Mama bakal bicarakan besok, kamu jangan sedih lagi. Sekarang kamu balik tidur sana.”

Setelah mengecup kening Fera, Mila langsung berbalik dan berjalan menuju lantai bawah, di mana di sana terdapat Yoga yang sedang berbincang dengan Adiwijaya.

“Dia gak mau ke sini?” tanya Adiwijaya ketika mendapati istrinya turun sendiri tanpa anaknya.

Mila menggelengkan kepalanya. “Susah dibujuk Pa." Mila mendaratkan tubuhnya di sofa dekat Adiwijaya. “Dia pengen batalin perjodohan ini," lanjutnya, membuat kedua lelaki di depan dan sampingnya sama-sama terkejut.

“Mama serius?”

“Iya Nak, tapi tenang aja dulu. Fera kan hatinya lagi gak enak, siapa tahu kedepannya bakal luluh lagi. Besok niatnya Mama mau bicara sama orangtua kamu buat mundurin tanggal pernikahannya," jelas Mila.

Adiwijaya memijit pelipisnya, rasa pusing tiba-tiba menyerang ketika mendengar ucapan istrinya.

“Maafkan Fera ya Ga? Kamu jangan pernah mundur buat dapatin dia," ucap Adiwijaya, memberi semangat pada calon menantunya.

Yoga tertunduk lesu, ia bingung memikirkan cara untuk bertemu dengan Fera dan meminta maaf secara langsung. Nyatanya gadis itu tidak aktif di semua sosial media nya sejak siang tadi.

Inikah yang namanya cinta? Takut kehilangan seseorang yang membuat Yoga nyaman akhir-akhir ini. Sebelumnya, tidak ada yang pernah membuatnya seperti sekarang. Galau.

“Fera kalau marah cuma sebentar, kamu gak perlu khawatir,” celetuk Mila menatap Yoga yang diam saja.

______

“Lo udah pada ngerjain pr matematika kamis lalu?”

Muti melayangkan pertanyaan itu saat Fera dan Jihan baru masuk ke dalam kelas pagi ini.

My Husband Is A Math Teacher Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin