15

3.9K 782 64
                                    

Selama perjalanan, Yujin terus memikirkan perilaku Doyoung saat Wonyoung sakit tadi. Mulai dari saat pemuda itu berlari meninggalkan Yujin saat mendengar berita kalau Wonyoung pingsan, hingga nada bicaranya yang mendadak tegas kalau berurusan dengan Wonyoung.

Yujin tau. Dia tak berhak iri, jealous ataupun cemburu pada Wonyoung. Tapi bagaimana pun juga rasa cemburu itu masih ada walau Yujin telah mencoba untuk menghilangkannya.

Yujin menatap Wonyoung yang tertidur pulas di samping jendela dengan selimut yang menempel melindungi tubuhnya.

Gadis bersurai pendek itu lalu memberikan selimutnya pada Wonyoung karena Yujin merasa dia gak pengen tidur.

Yujin memainkan ponselnya. Membuka aplikasi instagram lalu menscroll ke bawah menjelajahi timeline-nya.

"Gak tidur, Jin?"

Yujin agak terkejut kala terdengar suara orang yang telah menghantui pikirannya seharian ini dari belakang bangkunya.

"Gak ngantuk," balas gadis itu singkat.

"Mau yupi gak?" tawar Doyoung sembari menyerahkan beberapa bungkus permen yupi berbentuk hati warna merah muda dan putih ke arah Yujin.

Yujin mengambil permen yupi dari tangan Doyoung sembari berkata, "Makasih."

Yujin tiba-tiba merasa aneh. Selama ia mengenal Doyoung, tak pernah sekalipun Yujin merasa canggung saat bersama Doyoung. Baru kali ini ia merasakannya.

Apa sakitnya wonyoung benar-benar memberi dampak besar bagi Doyoung?

"Jin."

"Hm?" Yujin berusaha setenang mungkin saat Doyoung memanggil namanya.

"Wonyoung gimana keadaannya? Udah baikan?"

Yujin menghembuskan napas panjang melirik Wonyoung sebelum akhirnya membalas pertanyaan Doyoung, "lagi istirahat dia."

"Lu mau roti gak?" Doyoung menawarkan roti isi selai blueberry pada Yujin.

"Gak, makasih. Gue udah kenyang, Doy. abis makan malem banyak tadi," tolak gadis itu.

Lampu bus dimatikan karena hari mulai malam dan sudah banyak murid yang tertidur pulas.

"Doy," panggil Yujin, "emang si Haruto udah tidur ya?"

"Dia mah kalo perjalanan gini molor mulu. Kalo gak tidur nanti mabuk, nyusahin," balas Doyoung.

"Oh, pantes daritadi gak kedengeran suaranya," ujar Yujin. Fadis itu kembali memainkan ponselnya, kali ini membuka aplikasi twitter.

"Emang harus ya setiap saat lu denger suara Haruto? Kalo gak denger suaranya Haruto langsung nyariin gitu," gerutu Doyoung di belakang Yujin.

Yujin protes tak terima, "Ig bukan gitu maksud gue." Gadis itu menjelaskan, "Kan biasanya tiap denger suara lo pasti suara Haruto ikut kedengeran juga. Kalian udah kayak dua sejoli yang gak bisa dipisahin."

"Jadi selama ini tiap gua ngomong lu selalu kebayang suara Haruto, Jin?" tanya Doyoung dengan nada serius.

"Terserah." Yujin malas menanggapi ucapan Doyoung dan memilih untuk tidur, "gue capek, mau tidur. Lo diem aja gausah berisik."

Yujin memejamkan matanya dan memeluk dirinya sendiri sedikit mendekat ke arah Wonyoung.

"Jin?"

"Ahn Yojen."

"Lah? Udah bobo beneran."

Yujin berusaha sekeras mungkin agar tidak membuka matanya lalu memukul mulut Doyoung dengan sandalnya.

Gadis itu mulai merasakan sesuatu menyelimuti tubuhnya. jaket dengan aroma parfum calvin klein yang Yujin tau persis ini milik siapa.

"Sleep tight. Gave a nice dream and good night," katanya sambil mengusap pelan rambut Yujin.

Gadis itu belum sepenuhnya tertidur, tapi lebih memilih untuk tetap menutup matanya. Ia menarik jaket milik Doyoung lebih erat ke pelukannya.

°°°

"Yujin," panggil Wonyoung. Yujin perlahan terbangun lalu meregangkan otot lengannya.

"Udah baikan, Won?" tanya Yujin setengah sadar yang dibalas anggukan Wonyoung. Yujin lalu menatap jaket yang masih setia menyelimuti tubuhnya selama ia tidur.

"Udah sampe ya?" Yujin kembali bertanya.

Wonyoung menggeleng. "Berhenti bentar di pom. Lo gak mau kencing dulu?"

"Enggak. Lo mau kencing gak? Mau gue anterin?" tawar Yujin, tapi Wonyoung malah menggeleng.

Mata gadis itu lalu tertuju pada jaket di tubuh Yujin. "Loh ini jaket Doyoung kok bisa sampe sini?"

Mampus.

"A-ah i-itu tadi gue pinjem jaket dia. S-selimut gue buat nyelimutin lo soalnya hehe. Kan lo lagi sakit makanya selimutnya harus double," kata Yujin yang entah kenapa jadi tergagap.

Wonyoung memeluk Yujin dengan erat. "Makasih ya, jin. Maaf banget gue ngerepotin lo terus. Janji deh gak bakal ngelewatin sarapan, gak bakal telat makan lagi."

"Iya iyaaa. Kalo lo masih pusing mending tidur lagi aja," kata Yujin.

"Enggak ah. Capek juga kalo tidur kelamaan," balas Wonyoung sambil tertawa.

Tak lama kemudian Doyoung dan Haruto memasuki bus. Wonyoung langsung menyapa Doyoung.

"Abis darimana, Doy?"

Doyoung membalas sambil menunjuk Haruto, "Nih nganterin ini anak satu ke kamar mandi. Mabok dia."

"Udah diolesin minyak kayu putih atau minyak angin gitu?" tanya Yujin. Doyoung menggeleng. Yujin lalu mengeluarkan minyak angin dari dalam tasnya.

"Nih olesin dulu di perutnya," katanya menyerahkan minyak angin itu pada Doyoung karena Haruto sudah terduduk lemas di dekat jendela.

"Oke, gua bawa dulu minyak anginnya," ujar Doyoung.

"Oh iya, Doy." Yujin tiba-tiba memanggil, "ini jaket lo," katanya sembari menyerahkan jaket milik Doyoung.

"Pake aja. Biar lo gak kedinginan."

°°°

poshenk .-.

tapi ombak yang
sebenernya belom dateng
tunggu ya kawand kawand ° .°

tom and jerry | doyoung yujin ✔Where stories live. Discover now