#16

19.1K 2.8K 225
                                    

up tengah malam saja ya. tengah malamnya korea wkwkw. enjoy gais! btw makasih untuk kalian yang bertahan di book ini...

author ada sekilas curcol hwhwhw

curcol sekilas.. dibaca monggo, skip monggo♡

__________
gue cukup ga nyangka book ini dapet perhatian ribuan. dulu gue pengen banget rasanya notif book tuh rame banget, yang komenlah, votelah, ataupun siders. rasanya pengen senyum aja, udah sekitar 5 menit up uda banyak komen.

:")) impian lama jadi kenyataan. ini sekitar 2 tahun yang lalu gue mulai ngebuat nih book, dan book ini gue rilis tahun lalu.

prinsip up gue aja sebulan sekali awalnya :v bahkan pernah ya 2 bulan(?) wkwk. terus karena ada komenan yg minta up sering², gue jadi semangat!

tengkyu 3000 all🖤

Para anggota NCT sudah berada di negara asal, dengan sehun dalam genggaman mereka

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.


Para anggota NCT sudah berada di negara asal, dengan sehun dalam genggaman mereka. Mereka semua pergi menuju van khusus yang disediakan disana, dan tak menyadari bahwa ada pesawat pribadi lain yang mendarat.

Sehun menotis pesawat itu, dan jelas mengenal pesawat itu. Salah satu pesawat teman ayahnya. Baru saja sehun hendak meminta tolong, kalau ia tidak ingat bahwa ayahnya itu tengah berencana membunuhnya.

Mendadak, Sehun terfikir untuk ikut bersama para mafia ini saja. Meregang nyawa di tangan mereka lebih baik dari meregang nyawa di tangan ayahnya sendiri.

•••

"Eh babu, ayo gercep!" Seru Yangyang ke arah Kyra yang tengah mengambil tas mereka.

Ya, benar. Kyra dijadikan mereka sebagai asisten pribadi alias babu. Ah, untuk gaun Kyra sendiri, ia menaruhnya di dalam bagpack mini bekas yang sekarang berada di punggungnya.

Kyra mengumpat dalam hati untuk Yangyang. Karena dari tiga bersaudara itu, Yangyang paling suka menghinanya. Dengan ogah-ogahan, Kyra membawa tas itu turun dari pesawat. Di bawah sana, Xiaojun dengan santainya turun memakai kacamata dan meneguk segelas kopi.

Tampan, jujur saja. Tak banyak bicara juga, tapi sekalinya bicara ngeselin.

Hendery disana menaiki skateboard-nya dengan headphone di kepalanya. Wajahnya tampan bak pangeran, ramah dan romantis juga. Terkadang suka menghina juga bila ada kesempatan.

Yangyang.... ugh, sudah di deskripsikan, bukan? Begitulah.

"Ei. Cemberut mulu, tar cepet tua loh," kata Hendery yang tau-tau sudah turun dari skateboardnya. Kini merangkul Kyra yang membawa dua koper besar di kiri-kanan tangannya.

"Ahaha, iya. Boleh minggir gak? Susah nyeret kopernya," kata Kyra sarkas.

"Perlu gue bantuin gak?" Tanya Hendery, tak menyadari nada bicara Kyra.

[1]✔️The Boys Are Mafia '°|| NCTOnde histórias criam vida. Descubra agora