#22

9.7K 1.3K 86
                                    

azek ni double up nii~

btw, saya suda mengetik sampe part terakhir gengs. jadiii~~ sebentar lagi kalian akan bertemu dengan ending.

kangen ga nii nanti kira-kira?? wkwkw

Semua member NCT melihat ke belakang mereka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Semua member NCT melihat ke belakang mereka. Disana, ketua mereka, Choi Siwon, baru saja berteriak. Menyebut nama Kyra. Bukankah aneh, jika Siwon tiba-tiba meneriakkan nama seseorang yang tak ia kenal?

Kyra yang tertembak seolah bukan menjadi masalah besar sekarang.

"Ketua Choi?" Tanya Taeyong.

"Keluarga.. Keluarga Huang." Desisnya dan menatap lebih dekat. Taeyong memerhatikan gerak-gerik ketuanya itu dengan bingung, begitu juga Lucas dan Jeno.

"Eh? Kyra gak mati?" Tanya Hendery dan melihat Kyra.

Gadis itu mengangkat wajahnya, terlihat kaget juga takut. Lalu Hendery tertawa bangga ke arah kamera. Ia mengarahkan pistol itu ke kamera, dan menarik pelatuknya.

Tak ada peluru yang terlempar, yang ada hanya suara tembakan.

DOR!

"Heheh, seru ya nipu kalian?" Kata Hendery.

Lalu berjalan mendekat ke arah pria disana, pipinya ditampar berkali-kali hingga ia terpaksa tersadar.

"S-Seungcheol.." desis Siwon.

Taeyong menatap ke arah Siwon penasaran. Ia sedang asal sebut, atau bagaimana?

"TUAN CHOI SIWON!!" Pekik Hendery tiba-tiba.

Semuanya langsung melihat ke arah ketua mereka. Bagaimana Hendery bisa tau nama ketua mereka? Lalu, kenapa juga ketua mereka itu terlihat sangat was-was?

"Bagaimana keadaan hati, perasaan, dan jiwa anda saat melihat anak-anak anda disini?" Tanya Hendery dengan senyum manis.

Semuanya mendelik, dan menatap ke arah Siwon dengan pandangan terkejut.

"Ketua Choi.. Ayahnya Kyra?" Tanya Lucas, perlahan.

Siwon mengangguk lemah, "tapi aku terpaksa meninggalkan mereka. Aku tak bisa bersama mereka, karena kondisi ekonomiku saat itu," jawab Siwon lirih.

"Kukira mereka mati kelaparan di jalanan. Masa-masa itu cukup berat, ibunya pergi entah kemana. Aku tidak sanggup membiayai kehidupan mereka yang lumayan saat itu, jadi... aku tinggalkan mereka di jalanan," lanjutnya dengan nada parau, seperti mengatakan sesuatu hal yang sangat menyakitkan.

"Ketika nama perusahaan yang kubangun bangkit, pemasukanku banyak, aku merindukan mereka. Aku cari tau tentang mereka, dan aku bahagia mereka cukup hidup dengan tenang. Awalnya aku mau menghampiri mereka dan mengatakan kalau aku, ayah mereka, tapi..."

[1]✔️The Boys Are Mafia '°|| NCTWhere stories live. Discover now