#23

9.9K 1.3K 90
                                    


ga janji bakal seru. ehehe, ga jago ngetik yang genre action, jadi kalo ga mendalami mohon maap :")

dan juga, author mohon maap apabila beberapa adegan di bawah ini gak bersangkutan dengan beberapa part di awal-awal. karena yang di awal-awal itukan ide author yang dulu ya, masih ide anak baru gede wkwk :"

jadi, kalo nanti nanti kesannya gak nyambung, maapin yaa💚 author ini masih berusaha untuk menyambungkan walau sulit :"v

enjoy💚

"Ck, seharusnya gue gak percaya ama mereka waktu itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ck, seharusnya gue gak percaya ama mereka waktu itu." Gerutu Seungcheol, dan melihat ke arah Kyra. "Lo juga seharusnya gak percaya sama mereka!"

"G-Gak gituㅡhmpp!" Yangyang langsung membekap mulut Kyra.

Hendery menodongkan tongkat baseball-nya, "sayang, uda diem. Yang, bawa ke lantai 21." Kata Hendery.

"Hadeuh, gue yang disuruh-suruh." Gerutu Yangyang dan membawa Kyra keluar dari ruangan itu.

Xiaojun hanya diam, bersandar pada tembok. Mata Kyra melirik ke arah Xiaojun, mulutnya ditutup oleh sesuatu, yang membuat suaranya tak bisa di dengar. Tapi tatapan matanya, menjelaskan sesuatu.

Namun, Xiaojun mengabaikannya. Memilih untuk mendekat ke arah Hendery.

"Terus abangnya mau dibiarin disini?" Tanya Xiaojun.

"Bawa dia bareng kita. Kalau semuanya gak berjalan sesuai rencana, kita tau harus apa." Ujarnya dengan senyum miring.

Xiaojun mengangkat bahu, "mereka ada 18 otak, mereka mafia, berpengalaman. Nemuin orang kayak gini gak susah," kata Xiaojun.

Hendery mendesah, "yaudah yang penting Kyra gak bakal didapetin dengan mudah. Biarin mereka mencar, terus kita bakar satu persatu." Cengir Hendery dan menepuk bahu Xiaojun.

Laki-laki itu menatap ke arah Seungcheol, ternyata pria itu sedari tadi melihatnya. Xiaojun jadi merinding sendiri.

"Temen lo itu... pacaran ama adek gue? Manggilnya sayang gitu?" Tanya Seungcheol.

"Apanya? Enggak. Dia emang suka kayak gitu, jangan dibawa serius," jawab Xiaojun, dan duduk di dekat Seungcheol.

Pria itu bingung, "kenapa lo disini? Ga ikut temen-temen lo?"

"Mereka... ga waras."

"Terus? Lo waras?"

"Menurut lo?"

"Kalo lo waras, lo gabakal biarin adek semata wayang gue di tangan para gak waras itu." Kata Seungcheol sedikit kesal.

Xiaojun tertegun, "ah iya juga." Gumamnya dan langsung berdiri.

Tapi pergerakannya terhenti sebentar, "lo... uda makan, bang?"

Seungcheol mengangkat satu alisnya, "perhatian lo?"

[1]✔️The Boys Are Mafia '°|| NCTWhere stories live. Discover now