13

12.8K 722 2
                                    

13

Vivian berdiri kaku di bawah sebatang pohon kelapa yang dedaunannya melambai-lambai tertiup angin laut. Samuel membawanya ke sebuah pantai yang sangat indah. Pantai dengan pasir putih dan air yang terlihat berwarna biru jernih. Samuel berdiri di dekatnya dan menatap laut lepas.

Vivian mengerut kening. “Mengapa membawaku ke sini?” tanya Vivian heran. Sepertinya ini kalimat pertamanya setelah sepanjang jalan ia hanya diam membisu karena sibuk menenangkan debar di dada.

Samuel menatap Vivian sejenak, lalu kembali menatap laut. Pantai ini sedang sepi pengunjung mengingat sekarang adalah hari kerja.

“Aku sedang tidak sibuk di kantor, jadi kurasa menemuimu bukanlah pilihan yang buruk,” jawab Samuel datar.

Vivian terdiam dan kembali menatap laut. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh pantai. Tidak jauh dari tempat mereka berdiri, terlihat satu batang pohon kelapa yang condong hampir menjejak pantai. Sepertinya, itu tempat yang nyaman untuk bersantai karena cukup teduh oleh pohon-pohon di sekitarnya.

Tanpa memberitahu Samuel, Vivian melangkahkan

kaki menuju pohon kelapa itu.

Samuel mengikuti Vivian.

Vivian duduk di pohon kelapa yang condong itu dan meresapi embusan angin laut yang membelai wajahnya. Rambut panjangnya yang ikal tergerai tertiup angin.

“Mengapa kamu tidak menolak perjodohan ini?” tanya Vivian tanpa menoleh pada Samuel yang juga sudah duduk di sampingnya. Ia berusaha bersikap normal dan menutupi kegugupannya.

Samuel mengangkat bahu. “Aku tidak punya pilihan,” jawabnya datar.

Vivian terdiam dan hanya menatap debur ombak yang menghempas pantai.

“Dan kenapa kamu juga tidak menolak?” Samuel balik bertanya.

Vivian menoleh. Seketika dadanya berdebar saat matanya beradu dengan mata yang dingin itu. Secepat kilat Vivian memalingkan wajahnya dan kembali menatap laut.

“Sama sepertimu, aku juga tidak punya pilihan,” kata Vivian sambil mengangkat bahu.

Samuel di sampingnya hanya diam.

Vivian menarik napas panjang dan menghelanya dengan pelan. Menatap air laut yang berombak tertiup angin.

Bila obrolan mereka kaku seperti ini, bisakah mereka menjadi sepasang kekasih?

***

Bersambung...

Evathink

Heart is Never Wrong [Tamat]Where stories live. Discover now