Bab.8 Best Chicken

4.4K 704 40
                                    

Honey merasa F berlebihan tadi. Sikapnya bisa dibilang aneh dan tidak seperti biasa. Pengkhianat. Dia mengatakan itu padanya hanya karena Honey sempat linglung karena Fatah. Mereka bertengkar dan pulang sendiri-sendiri. Namun, pandangan terluka Galuh tadi membuat Honey menyadari kalau laki-laki itu pernah disakiti dan dikhianati. Ia merasa kasihan, tetapi sikap F benar-benar menyebalkan.

Honey masuk ke rumah, hendak naik ke kamarnya yang berada di lantai dua. Namun, langkahnya terhenti saat Sindy memanggil. Ia segera menghampiri Sindy yang terlihat gelisah, seolah ingin membicarakan hal yang serius.

"Honey, Bunda mau bicara," ujar Sindy membuat jantung Honey mendadak berdebar tidak keruan. Gugup.

Honey takut kalau Sindy tahu tentang pengeluaran keuangannya. Namun, ibu tirinya itu menyinggung soal kondisi perusahaan yang tidak terlalu baik. Ia juga mengatakan kalau salah satu temannya menawarkan bantuan dengan syarat Honey harus bersedia dijodohkan dengan anak mereka. Tentu, itu hal yang mustahil untuk Honey lakukan. Pertama, dia tidak ingin terlibat dalam urusan bisnis. Kedua, dia tidak mengenal ataupun menyukai anak dari teman Sindy. Ketiga, dia sudah memiliki pacar meskipun kontrak.

"Kamu bisa memikirkannya dulu, Dear. Setidaknya, kamu bisa menemui dulu calon tunanganmu. Kalian hanya bertunangan, bukan menikah." Sindy berupaya membujuk.

"Bun, sudah Honey katakan, Honey punya pacar sekarang, mana bisa Honey bertemu cowok lain?" Honey memasang wajah memelas, berharap hati Sindy akan luluh.

"Dear, pacaran bukan berarti kamu akan berakhir dengannya. Ikatan seperti itu nggak ada artinya, Sayang. Ayolah, temui dulu. Barangkali calon tunanganmu jauh lebih baik dari pacarmu sekarang." Sindy bersikukuh.

"Bun, Honey nggak bisa melakukannya, membandingkan mereka bukan cara terbaik untuk memutuskan siapa yang lebih baik. Bagaimana dengan perasaan Honey, Bun? Apa bunda nggak peduli?"

Sindy menghela napas panjang.

"Sayang, tolonglah! Ini demi menyelamatkan perusahaan," desak Sindy.

"Nggak mau, Bun. Lagipula, kenapa harus perjodohan, sih?"

Sindy menjelaskan anak dari temannya, sudah terlalu larut dalam patah hati setelah pacar sekaligus cinta pertamanya meninggal dunia dua tahun lalu. Sejak itu, anaknya yang bernama Leo menutup diri dari perempuan manapun. Orang tuanya menjadi khawatir dan memutuskan mencari cara untuk menyelamatkannya dari kesedirian dan kesakitannya selama ini. Salah satunya dengan menjodohkannya dengan Honey, seseorang yang dianggap mereka pantas dijadikan menantu bila menilik dari latar belakang, status sosial dan penampilannya yang dinilai sedikit mirip dengan mantan kekasih putra mereka.

Honey merebahkan diri di kasur setelah mengunci pintu. Sindy memang tidak mengejarnya sekarang, tetapi dia yakin kalau bundanya akan terus berusaha membujuknya agar mau dijodohkan. Honey tidak mau dijodohkan, kecuali jika calonnya Fatah. Selain itu, statusnya sekarang adalah pacar F. Dia tidak mau ucapan F yang mengatainya sebagai pengkhianat menjadi kenyataan.

Ngeri. Honey mendadak merinding.

Sebuah notifikasi pesan membuat pemikiran absurd Honey teralihkan. Gadis itu merasa takjub ketika tahu bahwa si pengirim pesan adalah F.

Galuh mengajak Honey bertemu, padahal mereka baru saja bertemu. Honey malas, tetapi bertindak sopan dengan menanyakan alasannya. Galuh mengatakan sahabatnya ingin menemui Honey. Tentu ini perkembangan yang baik, mengingat lelaki itu akan memperkenalkan Honey pada sahabatnya. Namun, dia juga curiga sengaja diajak untuk menjadi ATM semata, alias tukang bayar. Jadi, dia menolak. Galuh sempat membantah dugaan Honey, tetapi tak berhasil membujuk Honey pergi, malah keki.

F

Kamu bukan mesin ATM. Karena mesin ATM berbentuk kotak, sedangkan kamu bulat.

PACAR DISKON 30% [ New Version ]Where stories live. Discover now