P R O L O G

1.2K 126 61
                                    

"Keren brader, lo emang enggak pernah mengecewakan!"

"Good job, Lu!"

"Mantep banget dah Bos gue." Galang langsung menghampiri Arthur dan menepuk 2× bahu cowok itu. "Lo gak sepadan sama Lalu, Thur. Mon maap nih yee, sadar diri aja Mas-nya."

"Diem lo!"

Cowok dengan bola mata berwarna hijau terang itu melepas helm dan langsung menyisir rambut cokelatnya dengan jari-jari tangan, membuat pesonanya yang kuat semakin kuat. Senyum miring hadir di bibir Lalu ketika ia turun dari motor Ninja hitamnya. Ia langsung memandang Arthur remeh. Menurutnya, Arthur tidak ada apa-apanya, hal yang mudah untuk mengalahkan seorang Arthur Earl Federico, rivalnya dari SMA Pramasta.

Lalu berjalan ke arah teman-temannya, melakukan tos ria dan mengambil satu kaleng minuman yang disodorkan untuknya. Pandangannya tidak lepas dari Arthur yang sedang menatapnya dengan wajah memerah dan tangan mengepal erat.

Lalu peduli? Tentu saja tidak.

Mau Arthur ngamuk sekali pun Lalu sama sekali tidak peduli, justru senang karena berhasil membuat lawannya terpancing emosi.

"Cepet sebutin permintaan lo," kata Arthur menatap Lalu tajam. Harga dirinya sebagai ketua Gaxster serasa diinjak-injak di hadapan seluruh anggotanya.

"Putusin Zera kalau lo gak serius sama dia," jawab Lalu membuat Arthur terkekeh.

"Tau apa lo tentang hubungan gue sama cewek bangsat itu?" katanya sembari melirik Zera.

"Lo selingkuhin dia, gue tau! Lo gak peduli sama Zera, anjing!"

"Bahkan ngeliat dia aja gue jijik."

Tangan Lalu terkepal, menatap Arthur begitu tajam. "Kalau gitu kasih Zera buat gue," balasnya dingin.

Alis Arthur terangkat, kemudian cowok itu kembali terkekeh. "Cuma itu? Balapan hari ini cuma karena lo mau Zera?" tanyanya sembari berdecih. "Silakan. Gue udah gak peduli lagi sama tuh cewek bar-bar!"

"Lo yakin?" tanya Lalu dengan tenang.

"Kenapa gak yakin? Buat apa juga pertahanin cewek murahan dan bar-bar kayak Zera? Jijik."

"Jaga ucapan lo!" Lalu mulai terpancing emosi, cowok itu langsung menarik baju depan Arthur dan memberinya satu bogeman mentah.

"Lalu udah! Gak guna lo hajar Arthur!" teriak perempuan dengan rambut sebahu dan tato di lengan kanan kirinya, ketika melihat Lalu akan melayangkan satu pukulan lagi.

"Ze, bawa Lalu pergi dari sini," pinta Galang yang langsung diangguki oleh Zera.

Cewek itu segera menarik tangan Lalu untuk ikut dengannya. Namun, baru beberapa langkah, suara Arthur terdengar, membuat Lalu menghentikan langkahnya.

"Lo nantang gue cuma buat dapetin si bar-bar?" Cowok itu lagi-lagi terkekeh, seakan tidak kapok dengan pukulan yang Lalu layangkan tadi, padahal sudut bibirnya sudah mengeluarkan darah. "Lalu, Lalu, gue gak nyangka selera lo rendahan."

"Gak usah ladenin dia! Tahan emosi lo!" teriak Zera ketika Lalu berniat untuk balik badan menghampiri Arthur.

Cowok itu membuang napas kasar, sebelum akhirnya mengangguk dan pasrah mengikuti Zera yang menarik tangannya.

Lalu kembali kalah. Egonya selalu kalah jika berhadapan dengan Zera, mangsanya. Dan harus ia akui bahwa Zera adalah kelemahannya. Apa pun akan ia lakukan, asal bisa membuat perempuan itu bahagia.

"Sekarang jelasin ke gue, apa maksud lo nyuruh Arthur lepasin gue?" tanya perempuan itu ketika mereka sampai di parkiran.

"Terus, lo mau gue diem aja ngeliat orang yang gue cinta dimainin sama orang lain, hah?! Terlebih dia rival gue!"

"Tapi gak gitu cara mainnya!" teriak Zera tidak habis pikir. "Harus berapa kali gue bilang kalau gue itu gak suka sama lo, Lu! Harusnya lo sadar dong!"

"Dan harus berapa kali gue bilang kalau gue bakal buat lo suka sama gue?!"

Perempuan itu menarik napas dalam-dalam lalu membuangnya dalam satu hembusan. Menghadapi Lalu membutuhkan kesabaran ekstra, cowok itu terlalu keras kepala!

Zera berdecak, kemudian menatap Lalu dengan sarat memohon. "Plis Lu, lepasin gue ... jangan kayak gini! Ada banyak cewek diluaran sana, kenapa harus gue? Yang dibilang Arthur itu bener Lu, gue bukan cewek baik-baik!"

Lalu tertawa sinis, cowok itu menghempaskan tangan Zera yang sedari tadi menggenggam tangannya erat.

"Lo masih cinta sama Arthur?"

Diam. Zera tak menjawab ucapannya dan itu Lalu anggap ya.

"Oke kalau itu mau lo." Lalu menyisir rambut cokelatnya beberapa kali, berusaha meredam emosi yang sekarang menguasainya. "Silakan balik lagi sama si bangsat, gue tarik ucapan gue beberapa menit lalu yang minta lo dari tangan Arthur."

Zera terperangah, cewek itu menatap Lalu mata membulat, seakan tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

Mata berwarna hijau terang milik Lalu bertabrakan langsung dengan mata abu-abu milik Zera. Diam-diam Lalu mengepalkan tangannya erat, rahangnya mengeras dan wajahnya memerah pertanda ia sedang menahan emosi.

"Zerania Natasya, mulai detik ini juga ... gue lepas lo," kata Lalu menjeda kalimatnya, "lo ... bukan mangsa gue lagi," lanjutnya dalam satu tarikan napas.

———

HELLO🖤🖤🖤🖤

WELCOME TO MY NEW STORY GUYS 🏁🏁🏁

———

Cerita Lalu sebelumnya pernah aku publish sekitar 4 chapter waktu tahun 2020, dan sekarang aku kembali publish dengan versi berbeda! Jadi, buat yang dulu baca Lalu tolong lupain Lalu yang lama yaa🥵🥺

OIYA VOTE DULU YUK UNTUK LANJUT KE PART SELANJUTNYA‼️‼️

OIYA VOTE DULU YUK UNTUK LANJUT KE PART SELANJUTNYA‼️‼️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---

FOLLOW IG!

@lalustory.ofc
@salwauralyra04
@salwastory04

LALUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang