Pasti (tidak) Kuat!

1.7K 111 9
                                    

Hai! Balik lagi, mwehehehe

Awas typo!

Happy reading:*

"saya mohon dok, lakukan apa saja yang terbaik untuk adik saya. Berapapun harganya akan saya bayar!"sahut tao sambil mengeluarkan kartu blackcard miliknya.

"tenang saja pak. Ini sudah tugas kami"

"oiya dok. Saya mohon jangan kasih tau siapa siapa soal penyakit adik saya. Biar saya saja yang akan bilang nanti"dokter itu mengangguk. Tao akhirnya permisi keluar untuk segera menjenguk sinb.

"tao! Tao! Apa yang dibilang dokter tentang sinb nak?"tanya jessica. Tao hanya memandang jessica sekilas lalu mengabaikannya. Jessica menghembuskan nafasnya kasar. Mungkin tao masih marah padanya.

Saat tao masuk kedalam kamar rawat sinb. Aroma obat langsung tercium dengan jelas. Dia melihat sang adik yang tengah dipasang alat alat medis. Jarum sana sini ditancapkan di tubuh adiknya. Tao meringis melihat keadaan sang adik.

Wajahnya pucat. Tubuh adiknya sudah seperti mayat. Tepatnya mayat hidup. "cepatlah sembuh. Jebal!"ucap tao. Tao menggenggam satu tangan sinb, lalu menelusupkan wajahnya diantara tangannya dan tangan sang adik.

Jungkook hendak masuk kedalam kamar rawat sinb. Tapi ditahan oleh jessica.

"biarkan dia bersamanya sebentar"jungkook mengangguk. Walaupun ia sungguh khawatir dengan sinb, dia juga harus bersabar.

Tao akhirnya menangis melihat keadaan sang adik. Tao itu sangat jarang menangis. Bahkan bisa dihitung menggunakan jari, berapa kali dia menangis. Untuk kedua kalinya, dia menangis melihat keadaan sang adik.

Pertama kali, saat sinb depresi. Tao menangis melihat sinb yang selalu saja mengigau tentang jhope. Sekarang? Sekali lagi dia menangis karna sinb. Adiknya tengah sakit parah.

Jika kalian ada diposisi tao, apa yang akan kalian lakukan? Pasti kalian akan berusaha agar adik kalian sembuh bukan? Tapi bisakah kalian menahan tangis ketika melihat orang yang kalian sangat sayang tengah terbaring lemah di rumah sakit?

Begitulah kira kira. "cepatlah sembuh tinb! hiks...hiks...jebal!hiks...hiks..."tiba tiba ada sebuah tangan yang terulur untuk mengusap kepala tao. Tao terkejut, lalu melihat siapa sang pelaku.

Tao langsung buru buru menghapus air matanya, ketika melihat sang adik sudah sadar. "don't cry. Jebal!"ucap sinb sambil membantu tao menghapus air mata tao.

"kau harus kuat tinb! kau adalah satu satunya alasanku untuk tetap hidup hingga sekarang"mohon tao. Sinb tersenyum lemah.

"kata dokter, aku harus gimana?"tanya sinb.

"kau harus di kemoterapi"

"bukankah itu sakit?"

"pasti kau kuat!"ucap tao menyemangati sinb.

"mudah mudahan"gumam sinb. Jungkook dari tadi mengintip kegiatan sinb dan tao.

Dia merasa gagal menjadi seorang suami. Suami macam apa, yang menyiksa dan tidak mengetahui penyakut istri sendiri?

"sudahlah jess...jangan menangis lagi. Ini juga bukan murni kesalahanmu!"nyonya jeon berusaha menenangkan nyonya hwang. Jessica menangis, merasa bersalah pada anak angkatnya. Siapa lagi jika bukan tao?

Jungkook menatap ibunya dan ibu mertuanya itu. Dia menghembuskan nafas kasar. Jungkook kembali menatap kegiatan adik dan kakak di dalam. Yang ia dapatkan kini adalah, sang kakak menyuapi sebuah potongan apel ke adiknya.

Sang adik menerima dengan senang hati. Dia langsung memakan potongan apel itu. Dia jadi teringat akan masa masanya dengan perempuan itu. Hwang Eunbi.

My Perfect HUSBANDOnde histórias criam vida. Descubra agora