Bagian 19

107K 5.9K 521
                                    

°°°King Bullying

-o0o-

Jika kita mencintai seseorang

Akankah hal bodoh akan tetap dilakukan?

Jika kita mencintai seseorang

Lantas apakah berhak kita mendapatkan?

Cinta bukan aliran yang dapat dengan mudah kita hentikan

Maka dari itu aku mengakui cinta adalah hal membahayakan

Zara berjalan menyusuri lorong menuju toilet. Disaat raja siang sedang berkuasa seperti sekarang ini memang membuat matanya malas untuk bekerja. Zara membasuh mukanya dengan air yang begitu menyejukkan. Lalu ia menatap dirinya kearah cermin.

"Hufh, kau terlalu percaya diri untuk mencintai seseorang seperti Agra. Sadarlah derajatmu bahkan sejajar dengan pemulung di kolong jembatan"

Monolog Zara karena ia fikir tidak ada manusia di toilet.

"Memang aku orang yang seperti apa?"

Zara menoleh, ternyata Agra tengah berdiri bersandar pada pilar di dekat pintu masuk sambil merokok. Bagaikan tikus yang terpojok singa. Zara memilih menunduk menyembunyikan muka. Kenapa ia sangat teledor, hingga mengatakan hal yang begitu memalukan di hadapannya.

"Kenapa diam?"

"M-maksudku kau orang yang terpandang sedangkan aku tidak."

"..." Agra terdiam. Membuat gadis cantik itu gelagapan.

"Bukan. Mak-maksudku kau tampan sedangkan aku tidak cantik."

"..."

"K-kamu juga orang yang...yang kaya sedangkan aku tidak. J-jadi tidak p-pantas jika berpacaran."

"Memang siapa yang mau berpacaran denganmu?"

Boom!

Zara merasa pipi nya panas hingga menjalar ke indra pendengaran, membuat dirinya malu. Siapa yang tidak malu jika berkata seolah dirinya berharap lebih?

Agra memang pintar membuat anak orang malu.

"M-maaf, ada tugas yang harus kuselesaikan."

Sebelum Zara berlalu melewati dimana Agra berdiri. Tangan kekar Agra mencekal lengan Zara dengan cekatan. Tidak ada kata lembut bagi Agra, hingga punggung Zara membentur tembok toilet.

Sekali lagi, jantung Zara terasa tidak beres. Namun, situasi ini begitu menyenangkan. Selain itu juga sedikit menakutkan karna Agra bukan orang yang sungkan untuk melukai orang lain.

"A-ada ap-apa?"

"Ini nomor ponselku jika kau butuh."

Agra memberikan kartu nama itu tepat pada dada Zara, mungkin itu sesuatu yang biasa bagi Agra namun tidak bagi Zara. Setelahnya, dengan sifat keparatnya Agra menyembulkan asap rokoknya tepat di wajah Zara. Sekuat tenaga Zara menahan nafasnya saat berada tepat di depan Agra.

King Bullying [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang