Bagian 46

134K 6.2K 790
                                    

°°°King Bullying

-o0o-

"Ibu, maafkan aku!" Agra menunduk. Tak biasanya anak ini patuh dan mengatakan kata maaf.

Hanin tersenyum dan binar matanya berkaca-kaca. Ia mengusap rambut Agra perlahan. Anaknya sudah besar dan begitu tampan pantas saja banyak yang menggilainya. Mirip seperti Mahendra saat muda, tetapi pesona Agra benar-benar menyulap keadaan menjadi tegang dan menyeramkan.

"Kau tidak salah. Ibu memaklumi perilakumu sebab semua karna Oma bukan karena mu," Hanin tersenyum lalu menarik Agra hingga pria itu memeluk Ibunya erat.

Hangat. Itulah yang Agra rasakan saat memeluk sang Ibu, ini adalah pertama kali sejak beberapa tahun yang lalu. Hatinya menghangat mendapat kasih sayang ini lagi.

"Agra sudah kasar pada Ibu selama ini."

Hanin mengangguk paham, kemudian memegang kedua bahu Agra agar mata anaknya yang menyeramkan itu menatapnya.

"Kau bersedia tanggung jawab pada Zara kan?" tanya Hanin dengan nada bujukan.

Agra mengangguk, "demi keluarga kita dan demi Ibu agar kembali ke rumah ini."

Untuk saat ini tidak apa Agra menikahi Zara dengan tujuan menyatukan keluarga. Tapi Hanin yakin pasti akan tumbuh benih cinta di antaranya jika mereka terbiasa.

"Ayo mereka menunggu," Hanin menarik pergelangan tangan Agra menuju ruang tamu yang dihadiri keluarga Mahendra serta ada Zara di sana.

Zara hanya bermain dengan Al dan sesekali ia menggoda bocah itu. Sedangkan Oki berbincang dengan Oma dan Ayah. Semuanya berubah sekarang ini.

"Zara, ayo kita kerumahmu."

Hari ini seminggu setelah Alexa mati-matian membujuk Agra. Akhirnya pria itu mau menuruti perkataannya. Ia rasa ini adalah jalan terbaik dan Agra hanya perlu mengikuti alur hidupnya. Saat ini juga Mahendra, Hanin, Agra dan Zara berniat mengunjungi rumah Zara dan berkata terus terang pada Ibu Zara.

Kebetulan hari ini Ibu Zara libur dari pekerjaannya dan Zara mengambil kesempatan ini untuk mengatakan apa yang ia sembunyikan selama ini. Kandungannya semakin lama semakin terlihat dan ia tidak bisa menutupinya lebih lama lagi.

"Aku ingin berbicara dengan Zara, sebentar!" ucapan Agra membuat semua orang di sana menatap kearah Zara yang terkejut.

Ia menatap Agra lalu mengangguk patuh. Mengikuti jejak Agra yang membawanya di kamar.

"Agra jangan kasar, dia hamil anakmu!" teriak Hanin mengingatkan.

Agra tetap berjalan tanpa menoleh ke belakang. Zara mengikutinya dengan hati-hati. Hingga ia benar-benar sampai di dalam kamar Agra.

Agra mengunci pintu kamar agar tidak ada yang mencoba masuk atau bahkan mengganggu pembicaraannya. Zara hanya mematung memandang pergerakan Agra.

Agra menarik pergelangan tangan Zara dengan kasar lalu mendorong tubuh Zara hingga telentang di atas kasur bermotif papan catur miliknya.

Kemudian Agra menindih tubuh yang cukup berisi itu. Tetapi entah dorongan darimana Agra tidak menindih bagian perut Zara. Bola mata indah itu melotot melihat Agra yang kini berada di atasnya, mencengkram erat kedua tangannya meski perutnya tidak tertindih.

King Bullying [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now