I miss you

396 22 0
                                    

Sending message to Singto
Drrrt Drrrt Drrrt
"Phi Sing...aku sudah pulang, aku share lok naaa...."sending to Singto
"Siap sayang..."balas Singto, membuat Krist tersenyum manis.
"Kit...ayo kita makan dulu. Aku yang traktir."ajak Toptap berdiri disamping Krist.
"Maaf Kitten...aku ada janji dengan Phi Sing..."tolak Krist halus, Toptap terlihat kecewa.
"Ini orang...selalu saja selangkah dariku."batin Toptap.
"au...ok...lain kali saja ku minta janjiku. Aku pulang dulu ya."Toptap pergi meninggalkan Krist dan Lee berdua. Suasana menjadi semakin canggung Lee tidak juga meminggalkan Krist.
"Kau menunggu tunanganmu?"tanya Lee
"U'um...kalau ingin pergi duluan. Aku tidak apa-apa menunggu sendirian. Paling sebentar lagi Phi Sing akan datang."Krist duduk di anak tangga.
"Tidak. Aku ingin menemanimu sampai tunanganmu datang. Aku tidak akan membiarkan kau sendirian disini."jawab Lee yang mengikuti duduk di samping Krist.
"Huacim..huacim..uhuk..uhuk..." Lee tiba-tiba terbersin dan batuk. Lee memang agak lagi demam. Akibat kelelahan tubuhnya terforsir kampus, kerja dan kuliah dan terlalu banyak memikirkan Krist saat ini.
"Lee...kau demam..."Krist yang khawatir langsung meletakkan tangannya di dahi Lee. Melepaskan jaket hitam dengan tulisan Balencia di belakangnya di telangkup ke badan Lee.
"Aku tidak apa-apa Krist..."Lee memegang tangan kanan Krist yang sedang memakaikan jaketnya di tubuh Lee.
Krist terkejut...
Lagi-lagi hatinya berdesir tiap Lee menyentuhnya. Hatinya merasakan sakit melihat Lee dalam keadaan demam seperti ini. Badan Lee benar-benar panas.
"Lee kau demam, badanmu panas seperti ini masih bilang kau tidak apa-apa. Aku ku antar kau ke dokter."Krist menarik Lee lalu mencari taksi. Didalam taksi Krist sending message Singto
Drrrt Drrrt Drrrt
"Phi...pulang saja dulu. Aku mengantar temanku ke dokter dulu. Nanti aku pulang naik taksi saja."Krist to Singto.
"Aku sudah di jalan."Singto
"Aku jemput?" Singto
"Tidak usah Phi...tunggu saja di rumah."balas Krist menengok ke samping Lee menyandarkan kepalanya pada bahu Krist. Badannya sudah menggigil.
"Krist...tetaplah disisiku...Aku merindukanmu"gumam Lee merebahkan kepalanya di bahu Krist melingkarkan lengannya di lengan Krist.
"Lee..."Krist terkejut melirik Lee. Krist membalikkan tubuhnya, tangan kanannya meraih jaketnya yang merosot untuk menutupi kembali tubuh Lee yang menggigil kedinginan.
Setelah memeriksakan Lee ke dokter, mengambilkan obat, mengantarkan Lee pulang ke rumah.
Di depan pintu, Krist merindukan rumah ini. Krist membaringkan Lee ke kamarnya. Mengambil kompres untuk Lee. Mengambilkan baju ganti untuk Lee.
Membantunya mengganti pakaian yang dikenakannya tadi dengan kaos kasual yang baru. Masak bubur, menyuapi hingga meminumkan obat dokter tadi.
Membiarkan Lee tertidur pulas, terus menemani, memeriksa suhu tubuhnya, mengompres kembali. Sama seperti dulu waktu Lee sakit. Rasa khawatirnya kini lebih besar. Setelah Lee memintanya untuk tetap disisinya.
Perasaan Krist yang masih tertinggal, tidak bisa di kontrolnya. Hingga Krist yang duduk disamping Lee yang terbaring di ranjang. Tertidur pulas setelah menemaninya semalaman.
Lee terbangun dari mimpi indahnya malam ini. Terkejut mendapati Krist tertidur pulas di sampingnya meletakkan kepala di atas tangannya sebagai sandaran kepalanya di tepian ranjang samping Lee.
Lee mengusap-usap rambut hitam yang berkilau terkena sinar matahari pagi.
Terlihat sangat cantik dan manis di mata Lee melihat Krist saat tertidur pulas seperti itu. Krist terbangun dengan belaian tangan Lee, Lee langsung menarik tangannya, kicauan burung di balik jendela kamarnya. Sinar matahari pagi yang menyinari matanya menjadi silau.
"Lee...kau sudah bangun. Maaf...aku ketiduran..."Lee hanya tersenyum, diam saja terbaring di ranjang. Krist langsung memeriksa dahi Lee.
"Syukurlah panasmu sudah turun. Semalam aku sangat khawatir. Panasmu tinggi sekali. Sebentar...aku masakkan bubur, setelah itu minum obat lagi."Krist beranjak ke kamar mandi dahulu. Membasuh wajahnya dan menggosok gigi putihnya agar terlihat segar.
Tak berapa lama Krist membawa bubur, meletakkannya di meja nakas, membantu Lee untuk duduk, meniup bubur yang masih panas itu, baru menyuapkan pada Lee.
Tanpa sadar Krist melakukan ini, karena rasa khawatirnya terhadap Lee. Dan kebiasaan Krist saat merawat Lee dulu bila Lee sedang sakit demam. Lalu mengambil obat untuk diminum Lee. Kembali mengecheck suhu badan Lee yang sudah turun.
"Kau mau mandi...biar kusiapkan air hangat dulu?"tanya Krist. Lee menggenggam tangan Krist
"Krist..tetaplah disisiku...aku merindukanmu..."Krist sontak terkejut, tersadarkan dari yang telah dilakukannya, teringat akan Singto.
Krist mundur perlahan...
"Maaf..."Krist mundur perlahan hingga genggaman tangan Lee terlepas.
"Aku harus pulang ..."Krist hendak pergi. Lee dengan cepat berdiri, memeluk Krist dari belakang.
"Lee..."ucap Krist yang merasakan desiran di hatinya.
"Krist...jangan pergi...tetaplah disini...disisiku..."tangan Lee memeluk erat dari belakang punggung Krist.
"Ma..Maaf Lee...aku rasa kau sudah terlambat kali ini. Aku sudah memiliki tunangan."ucap Krist menahan tangisnya.
"Tapi kau tidak mencintainya. Kau mencintaiku..."Lee membalikkan badan Krist hingga sekarang saling berhadapan lalu menciumnya.
Krist merasakan lagi desiran di hatinya. Kini lebih sakit. Dan teringat akan wajah Singto yang tersenyum manis. Krist lalu mendorong tubuh Lee didadanya.
"Kenapa?kenapa baru sekarang Lee...kau memintaku untuk berada disisimu...apa karena kau ditolak oleh Mook. Kau ingin aku mengisi lagi dihatimu sebagai pengganti rasa sepimu?Maaf...untuk saat ini aku memang belum sepenuhnya mencintai Phi Sing...tetapi aku berjanji pada diriku sendiri, aku akan berusaha menjadi tunangannya yang terbaik. Maaf tadi aku kelepasan saat kau sakit. Aku harus pergi. Phi Sing...pasti khawatir menunggu aku semalaman di rumah."Krist langsung berlari keluar rumah dan tergesa-gesa mencari taksi.
Krist mencari handphonenya.
"Sial!!!hapeku mati!!!ehh...maaf Pak"Krist mengumpat di dalam taksi. Sang supir yang melihat dari Spion, Krist yang sadar akan hal itu, buru-buru meminta maaf.
"Phi Sing...maafkan aku..."gumam Krist
Singto dengan muka masam dan acak-acakan karena tidak tidur semalaman sedang duduk di sofa menunggu Krist di ruang tamu.

You're my music [COMPLETED]Where stories live. Discover now