CHAPTER 2

3.2K 264 3
                                    


Setelah beberapa menit Yeonjun berkenalan dan mendapat reaksi 'senang' dari teman-teman barunya itu, Joonie-ssaem pun bicara.
"Baiklah anak-anak, jangan ribut dulu. Sekarang bapak mau mencarikan tempat duduk untuk Yeonjun"
Karena kebetulan jumlah murid di kelas 12IPA-A ganjil, jadi ada satu kursi yang tersisa kosong.
"Hmm.... ah itu dia yang kosong, kursi disamping Soobin. Nah Yeonjun sekarang kamu duduk di samping Choi Soobin ya."
Soobin yang sedang melamun itu langsung menuntaskan lamunannya karena ia nampak terkejut bahwa pasalnya si pemuda yang bermarga sama dengannya 'choi' itu akan menjadi teman duduknya.
Dengan langkah gugup, Yeonjun berjalan menuju tempat yang diberitahukan oleh Joonie-ssaem, yaitu ke tempat duduk disamping Soobin. Kemudian ia meletakkan tasnya di bangku dan duduk.
Ditatapnya teman sebangkunya itu dan Yeonjun memberanikan diri untuk menyapanya duluan.
"A-annyeong, Choi Soobin" sapaan pertama pada teman baru sekaligus teman duduknya di sekolah barunya itu. Tak lupa sapaan yang terkesan 'manis' dan diiringi dengan senyuman  serta ingin berjabat tangan sebagai tanda perkenalan. Soobin yang melihat kejadian itu hanya mematung, karena tak disangka bahwa Yeonjun sangatlah ramah dan bahkan jika dilihat dari dekat rasanya kenapa Soobin yang malahan jadi gugup?
Teman-teman yang masih Setia menyaksikan pemandangan dibangku Soobin mendadak jadi geram karena melihat perilaku temannya yang tak kunjung membalas jabatan tangan Yeonjun.
"Heh Soob, mau sampai kapan tangan Yeonjun kau biarkan? Tak mau berjabatan? Gak liat tuh tangan Yeonjun udah pegel" timpal Beomgyu dan anggukan dari teman sekelasnya. Mendengar berisiknya ocehan dari mereka, Soobin pun kembali tersadar dari kegiatan mematungnya.
"A-ah... I-iyaa, maaf tadi aku sempat melamun, Yeonjun-ssi" sahut Soobin yang tergagap dan akhirnya membalas dengan cepat jabatan tangan dari si pria manis.
Senang. Ya itu yang dirasakan seorang Choi Soobin saat kali pertama memanggil nama pemuda dihadapannya ini. Apalagi nyatanya ia adalah partner duduknya selama 1 tahun kedepannya.
Saat saling berjabat tangan, tatapan mereka kini beradu dan berlangsung selama beberapa menit lamanya, sampai tiba-tiba suara Joonie-ssaem memecah suasana hening dikelas itu.
"Baiklah anak-anak, bapak minta maaf sudah menyita waktu istirahat kalian. Seharusnya bapak lakukan perkenalannya pas awal-awal jam tapi bapak kelupaan. Nah sekarang kalian boleh istirahat. Dan ya, kalian jangan lupa untuk membantu Yeonjun mengenali lingkungan di sekolah barunya. Bapak minta ketua kelas saja yang cukup membantu Yeonjun. Siapa ketua kelasnya?"
"Waktu kelas 11 sih Soobin pak, gimana kalau sekarang Soobin saja lagi pak? Toh dia juga sekarang jadi teman duduk Yeonjun, pasti nantinya akan lebih mudah bersosialisasi nya"
"Hm.. Ide bagus juga itu. Yasudah kita tak usah adakan pemilihan lagi karena sesuai permintaan kalian, Choi Soobin akan menjadi Ketua Kelas lagi. Kalau begitu Soobin sekarang kamu ajak Yeonjun berkeliling sekolah.
"Nee ssaem" sahut Soobin

~~

"Widih soob.... Asih nih dapet jalan-jalan sama anak baruu"
"Huuu jadi pengen jugaaa"
Terdengar ocehan tak jelas dari teman-temannya, Soobin akhirnya menarik tangan Yeonjun agar segera meninggalkan kelas.
"Yuk mending kita sekarang keluar aja, jangan sampai kau terkontaminasi oleh ocehan gaje mereka!"
Mereka berdua pun keluar dari kelas dengan Soobin yang menarik tangan Yeonjun, dan melihat scene tersebut malah membuat ocehan teman-teman sekelasnya menjadi tambah ribut.
"Kuy kita kantin, kayaknya Soobin gabisa ikut kita deh hari ini. Sibuk sama anak baru." ajak kai yang merasa perutnya sudah berisik oleh suara cacing.
"Yuklah"
Mereka bertiga kini pergi bergegas ke kantin tanpa Soobin.

                                                      


Tbc...







janlup ⭐ and 💬
kamsya!

~orenji🍊~

It Was LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang