12.3 - Guanlin

87 12 3
                                    

BAB XII - Sweet Talk

|Guanlin| 

🎶SHINee - Replay

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🎶SHINee - Replay

.....

Guanlin memarkirkan motornya di depan supermarket yang masih jauh dari rumah Natta. Menyuruh gadis itu untuk turun dulu sebentar sementara Guanlin membeli minuman kaleng.

“Mau nitip gak?” Guanlin bertanya pada Natta setelah helm nya terlepas.

“Gue ikut aja.” Daripada harus menunggu di luar dengan bosan, Natta pikir ikut dengan Guanlin adalah pilihan yang lebih baik.

“Yaudah ayo.” Tanpa menunggu jawaban Natta, Guanlin menarik tangan gadis itu.

Natta tidak menolak, tidak juga menerima. Meskipun statusnya dengan Minhyun sekarang adalah abu-abu, Natta masih ingat bahwa ia kekasih Minhyun.

Jadi bergandengan tangan dengan Guanlin sekarang, lalu jika berkemungkinan anak sekolah tahu akan jadi masalah bagi Natta.

“Lu mau apa? Es krim?” tanya Guanlin setelah ia mengambil beberapa kaleng soda.

Natta yang di tanya begitu hanya menoleh antusias ke arah Guanlin. “Di bayarin kan?”

Guanlin tertawa mendengar pertanyaan Natta padanya. Rasanya sangat aneh jika ia membiarkan seorang gadis membayar sendiri.

“Iya sayang. Masa aku biarin kamu bayar sendiri.” Lalu tangan Guanlin terulur mengusap puncak kepala Natta.

“Heh, ngomong apa?” Mata Natta mendelik sebal pada Guanlin yang malah tersenyum.

“Hm, sayang?” balas Guanlin sembari menggoda Natta.

Karena ini tempat umum, dan Natta tidak bisa menarik rambut Guanlin, jadi ia memilih untuk memukul bahu lelaki itu dengan kencang.

“Gue bukan pacar lu ya, saudara Guanlin. Enak aja main panggil sayang.” Padahal diam-diam Natta suka panggilan itu.

“Bukan, tapi mau, iya gak?”

Natta memilih berbalik meninggalkan Guanlin daripada harus meladeni lelaki itu, “Bodo ah gue.”

“Jadi mau gua bayarin gak nih? Ninggalin gua batal loh ya perjanjiannya.”

Mendengar ucapan Guanlin sontak membuat Natta menghentikan langkahnya. Dengan kesal, akhirnya Natta memilih berbalik.

“Najis ah maennya anceman. Cowok kok lemah.” nyinyir Natta kesal.

“Mulut di jaga sayang, nanti kalau gua buktiin aja nangis nangis minta berhenti.” bukannya kesal, Guanlin mencubit bibir Natta dengan gemas.

“Ih, Guanlin! Otak nya bersihin coba.”

4 WALLS [✓]Where stories live. Discover now