Deux;

5.8K 744 15
                                    

Wonwoo sudah berada dikastil dan ia dirawat oleh dokter terpercaya mingyu, dokter Jun. Melihat kondisi wonwoo yg memprihatinkan, jun sendiri tidak tahu apakah wonwoo dapat bertahan atau tidak. terdapat banyak jahitan di tangan dan kakinya, beberapa tulang rusuknya patah, dan luka cakaran panjang dipunggungnya.

Jun tidak tega melihat kulit putih lelaki itu ternodai oleh banyak luka dalam.

"Bagaimana dengan keadaanya, dok?" Tanya Mingyu. Ia baru saja tiba di ruang kesehatan pribadi miliknya dikastil.

Jun menoleh kearah mingyu lalu menghela nafasnya kasar. "Saya harap, Alpha. Lukanya sangat parah hampir di sekujur tubuhnya. Beruntung ia dapat melewati masa kritisnya."

Mingyu menoleh kearah wonwoo yg tengah tertidur, terlihat masker oksigen masih terpasang diwajahnya, mesin EKG yg memperlihatkan detak jantung wonwoo yg terlihat lemah namun stabil.

Mingyu tahu dia tidak seharusnya menerima orang asing di packnya, apalagi ia tidak ada aliansi dengan Light Moon Pack, apa dia harus percaya dengan cerita wonwoo? Ia harus melihat keadaan pack itu sendiri tapi sebelum itu, dia harus menunggu wonwoo untuk sadar terlebih dahulu.

"Terima kasih, dokter jun." Ujarnya, entah bagaimana ia merasa lega karena lelaki asing itu dapat selamat dari kematian.

Dokter jun pun menggangguk sopan, "Sudah tugas saya, Alpha."

Setelah itu mingyu keluar dari ruang rawat tersebut, sekarang yang sedang menghantui pikirannya yaitu siapa dia? Benarkah hanya dia yg tersisa dari packnya? Apa rouge itu sengaja membiarkan dia selamat?

✨🐺✨

Mingyu saat ini ada diruangan pribadinya, ia masih meruntuki dirinya, ada apa dengan dirinya. Semudah itu dia membantu seseorang dari pack lain tetapi ia juga tidak mungkin membiarkan lelaki itu terluka dihutan lucifer.

"Argh! Ada yang salah dengan otakku!" Mingyu mengusak rambutnya kasar, terus menerus meruntuki dirinya hingga membuat hugo tertawa terbahak-bahak.

"Gyu, kau membuatku geli. Ternyata mingyu, sang Alpha kejam bisa lemah seperti ini. Hahahaha!"

"Diam kau, serigala menyebalkan! Kau tidak membantu sama sekali!" Sergah mingyu.

Mingyu mendengus lalu memutuskan mindlinknya sepihak. Ia tidak suka dengan sikap serigalanya yang selalu seenaknya saja, ia memutuskan untuk tidak memikirkan hal itu untuk sementara.

✨✨✨

Pagi ini mingyu kembali keruang dimana wonwoo dirawat, semalaman ia tidak bisa tidur karena terus memikirkan keadaan lelaki itu.

"Selamat pagi, Alpha." Sapa dokter Jun.

mingyu sedikit membungkuk ketika melihat dokter jun menyapanya, ia tengah memeriksa keadaan wonwoo, lelaki itu belum juga terbangun.

"Apa dia akan baik-baik saja?"

"Semua diagnosa hasilnya baik, hanya yang membuat saya khawatir ia sempat merintih juga berteriak seperti orang ketakutan saat tertidur, maka dari itu saya memberi obat penenang sementara."

Mingyu berpikir bisa jadi ia mengalami shock setelah apa yang menimpanya beberapa hari lalu. Kejadian nahas yang membuat dirinya harus hidup sebatang kara.

"Maaf Alpha, jika saya lancang bertanya. Apa benar lelaki ini berasal dari Pack lain?"

Mingyu menoleh saat dokter jun bertanya kepadanya. "Iya, ia berasal dari wilayah pegunungan gray. Kau tahu Light Moon pack? Pack yg berisi serigala berbulu putih seperti salju. Tetapi menurut lelaki yang aku selamat ini berkata jika packnya sudah runtuh oleh kawanan rouge."

Jun mengerjapkan matanya saat mendengar penuturan mingyu, bagaimana bisa?! Sungguh, kawanan rouge sangatlah kejam.

Mingyu kembali menoleh kearah lelaki yang tengah tertidur pulas itu. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika hal yang sama menimpa dirinya. Tentu akan sangat menyakitkan.

Wajar jika jun ikut terkejut setelah mendengarkan fakta lelaki asing itu berasal dari wilayah pegunungan gray, wilayah yang sangat jauh dari Blue Moon Pack, jaraknya sendiri bisa menghabiskan waktu sekitar dua hari.

"Beritahu aku jika ia sudah terbangun, aku permisi."

"Baik, Alpha."

Mingyu pun pergi, ia baru saja terpikir untuk menemui vernon. Pimpinan werewolf petarung yang merupakan orang terpercaya mingyu hingga saat ini.

Sepertinya ia akan melakukan perjalanan jauh untuk penyelidikan.

✨🧡✨🖤✨🧡✨🖤

Wonwoo terbangun dengan rasa sakit luar biasa dikepalanya, ia berusaha untuk duduk tetapi tubuhnya terasa sangat lemas; tenaga seperti tidak ada sama sekali.

"Ughㅡ kepalaku. Oh, dimana aku?"

Wonwoo menoleh ke kanan dan kirinya, ini seperti diruang rawat pribadi. Bau antiseptik memenuhi penciumannya, begitu pun jg Alat serba canggih mengelilingi kasurnya. Sebenarnya dimana dia?

"Wonwoo, kau sudah sadar!! Syukurlah, aku mengira aku akan kehilangan dirimu!" Crystal menangis saat melihat wonwoo akhirnya tersadar setelah tidak sadarkan diri selama beberapa hari.

"Jangan menangis, crys. Aku bersyukur kau baik-baik saja."

Wonwoo tersenyum lalu mengelus lembut bulu putih crystal. Ia justru turut bersyukur serigala betina kesayangannya itu sudah sembuh dari luka yang disebabkan oleh kawanan rouge.

Mendengar suara dari ruang rawat milik wonwoo, jun pun menghampiri lalu mengetuk pelan pintu kamar tsb.

"Ahㅡ kau sudah sadar rupahya. Syukurlah." Jun terlihat senang saat melihat wonwoo sudah terbangun. Ia pun pelan-pelan mendekati lelaki manis yang terlihat masih kebingungan dengan sekitarnya.

wonwoo terkejut ketika seseorang dengan jas berwarna putih mendekati dirinya, tubuhnya bergetar. Ia ketakutan. Dengan segera ia menutupi wajahnya dengan selimut.

"Hey, jangan takut. Aku dokter yang merawatmu. Beruntung hidupmu bisa terselamatkan berkat Alpha yang membawamu kemari. Namaku Jun."

Wonwoo membuka perlahan selimut yang menutupi wajahnya. Seorang dokter? Ia terlihat ramah dan tidak mempunyai aura membunuh.

"Nㅡnamaku jeon wonwoo." bisik wonwoo.

Jun tersenyum miris melihat keadaan wonwoo yang ketakutan. Suaranya juga terdengar sedikit bergetar.

Anak yang malang.

Suasana menjadi sunyi, tidak ada percakapan diantara keduanya. Jun mengerti jika wonwoo masih kebingungan dan ketakutan.

Sedikit melirik, jun melihat tangan wonwoo masih bergetar. Matanya kosong menatap jari-jarinya. Mungkin ia sendiri tidak percaya bisa bertahan hidup setelah apa yang menimpa dirinya.

"Bagaimana kalau aku buatkan teh hangat. Tunggu sebentar, okay?" Jun bangkit dari duduknya, ia sengaja memberi waktu untuk wonwoo bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya.

Wonwoo menoleh seketika sosok dokter itu sudah hilang dari penglihatannya. Wonwoo kembali menatap tajam tangan rapuhnya yang dipenuhi oleh lilitan perban. Ia menitikkan air matanya, ia tidak percaya ia bisa hidup.

"Terima kasih, Moon goddess. Aku masih hidup."

Tbc.

Potrait of You ; meanie✨Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin