Quatre;

5.2K 721 30
                                    

Wonwoo menceritakan awal kejadian para rouge dengan sangat tiba-tiba menyerang packnya dalam jumlah yang sangat banyak, keluarganya sendiri tidak sempat melarikan diri, bahkan untuk bersembunyi saja mereka tidak bisa.

Setiap kali teringat dengan penyerangan itu, wonwoo merasa mual. Ia ingin sekali mengeluarkan seluruh isi perutnya, memori itu seperti bisa yang membunuh tubuhnya sendiri.

FLASHBACK*

Terdengar riuh dan teriakan pilu dari seluruh wilayah Lightmoon Pack, para warga biasa ikut menjadi korban. Tanpa belas kasih, para rouge menghabisi seluruh kawanan yang dipimpin oleh Jeon Joon-Gi.

Rumah-rumah dibakar, semua fasilitas dirusak tanpa sisa. Semua warga di sandera oleh kawanan rouge. Para werewolf petarung pun kalah begitu saja karena jumlah rouge yang luar biasa banyak.

Banyak anak-anak dipisahkan dari keluarganya, dan lebih kejamnya lagi mereka di bunuh didepan orang tuanya sendiri karena menolak diperintah.

"BAGUS ANAK-ANAKKU, HANCURKAN SEMUA! KITA JADIKAN KASTIL MENJADI MAKANAN PENUTUP DAN MEMBAWA RAS LANGKA SIALAN ITU MENJADI PENGUAT KITA, PARA ROUGE!" terdengar gelak tawa dari seseorang.

Rouge lainnya membalas perkataan seseorang itu dengan lolongan panjang. Tidak ada belas kasih dan ampunan, bunuh siapapun yang menghalangi.

"Ayah, pack kita diserang!" Seungcheol berlari menghampiri joon-gi ketika melihat keadaan diluar sudah sangat kacau dan dipenuhi oleh mayat para pengawal dan werewolf petarung.

"SEUNGCHEOL, BAWA JI-EUN, JEONGHAN, CHAN DAN WONWOO PERGI DARI SINI!" Joon Gi segera melakukan shift; suara patahan tulang dan geraman buas terdengar sangat jelas. Griffin melesat secepat kilat menuju keluar untuk menghalangi para rouge membunuh keluarganya.

Seungcheol mengangguk lalu melakukan shift; Raphael bergerak cepat menuju ke tempat keluarga lainnya berada. Air mata sudah membasahi pipinya, ia ketakutan. Ini sangat mendadak, Ia takut mate dan anaknya menjadi korban selanjutnya.

Keempat orang lainnya berada di kamar utama, semuanya menunggu dengan perasaan mencekam.

"Mom, aku takut." Chan menggenggam tangan jeonghan saat mendengar lolongan tidak biasa terdengar dari luar kastil.

"Jangan takut, mom akan melindungimu." Jeonghan tersenyum kecil lalu mengangkat tubuh kecil chan kedalam rengkuhannya. Ia berusaha tenang agar chan tidak ketakutan, didalam hati jeonghan terus memanjatkan doa kepada Moon Goddess.

Disitu wonwoo menjaga ibundanya, Ji-eun yang sedang terbaring lemah karena sakit. Sakit yang sudah dideritanya sejak lama membuatnya tidak bisa terbangun lagi.

"Ibunda, para rouge menyerang pack kita. Ayah sedang berjuang dibarisan depan untuk melindungi kita semua." gumam wonwoo dengan suara lirihnya, Air mata sudah mengalir deras membasahi pipi mulusnya. Tangan wonwoo gemetar hebat saat menggenggam tangan kecil ibundanya.

Melihat putra manisnya menangis, ji-eun tersenyum kecil; Tangan rapuhnya meraih pipi wonwoo dan mengusapnya dengan lembut. "Jangan menangis, anakku. Ayahmu adalah sosok yang tidak akan mudah menyerah untuk keluarganya."

Senyum ibunya semakin membuat wonwoo terisak, begitu pun juga jeonghan yang ikut menangis melihat ibu mertuanya bisa sangat tegar.

BRAK!

Ketiganya terkejut ketika pintu kamar dihancurkan oleh seseorang. Wonwoo membulatkan matanya tidak percaya, ada lima werewolf yang diyakini adalah rouge berhasil mendobrak masuk ke dalam kastil.

Belum sempat para rouge itu mendekat, Raphael; menghadang kelima werewolf itu sendirian. aura membunuh sangat menguar dari serigala putih beraksen coklat itu, ia tidak peduli jika ia harus mati demi melindungi keluarganya.


Potrait of You ; meanie✨Where stories live. Discover now