4 | Getting Worse

2.8K 280 5
                                    

Hari-harinya berikutnya yang Wonwoo lakukan hanyalah duduk di pinggir kasur sambil menunggu Mingyu kembali. Sesekali ia menonton acara televisi yang sama sekali tidak menarik baginya karena biasanya ia tidak pernah menonton di apartemennya lantaran tidak memiliki televisi (Wonwoo lebih memilih membeli stock mie instan untuk tiga bulan daripada membeli kotak elektronik yang bisa menampilkan berbagai gambar) dan juga karena ia hanya bisa mendengarkan suaranya saja.

Mingyu–pria itu hanya mengijinkan Wonwoo untuk melepaskan penutup matanya saat berada di kamar mandi dan melakukan seluruh kegiatan bersih-bersih–selebihnya Wonwoo harus rela menuruti semua keinginan Mingyu jika tidak ingin berakhir seperti malam itu. Bahkan untuk makan pun Wonwoo harus menunggu Mingyu untuk menyuapkan makanan ke mulutnya–ia pikir itu hal yang bagus. Setidaknya ia masih bisa menikmati makanan enak walaupun keadaannya tidak jauh lebih baik saat ia hanya bisa makan ramen instan.

Tapi sore itu ketika terdengar suara pintu yang terbuka–bukan suara pria itu yang Wonwoo dengar melainkan juga suara asing yang berteriak. Wonwoo mengerutkan keningnya kemudian penutup matanya turun hingga lehernya dan matanya menangkap sosok Lee Dongmin hadapannya. Wonwoo bukan terkejut akan kehadiran pria yang menjadi teman kampusnya itu melainkan bagaimana caranya pria itu bisa menemukan keberadaannya.

“Ya ampun Wonwoo dugaanku memang benar,” Dongmin menarik Wonwoo berdiri. “Pria yang sering memata-mataimu itu memang gila.”

“Bagaimana kau bisa berada di sini?” Wonwoo tidak bisa menyembunyikan keheranannya. “Bagaimana kau bisa menemukanku?"

“Ceritanya panjang,” ucap Dongmin cepat. “Ayo cepat kita pergi dari sini.”

Baru saja Dongmin menarik tangan Wonwoo–pintu di depan mereka sudah tertutup dan seorang pria berperawakan tegap berdiri di sampingnya dengan senyum mengejek di wajahnya. Wonwoo sejujurnya belum pernah melihat pria itu tapi ia tidak bodoh untuk tidak menyadari bahwa pria itu adalah pria yang telah menahannya di dalam apartemen ini. Wonwoo merasakan genggaman tangan Dongmin mengerat setelahnya.

Bukannya merasa ketakutan–Wonwoo malah terpesona dengan paras pria itu.

“Hai Dongmin lama tidak bertemu,” sapa Mingyu dengan wajah santai. “Aku tidak tahu bahwa kau akan berkunjung dan berniat membawa lari kekasihku.”

“Kau pria gila menjauhlah darinya!” sentak Dongmin. “Mingyu seharusnya kau tidak menculiknya–tidak cukup kah dirimu menculik Mark?”

“Seharusnya aku yang mengatakan itu Dongmin. Menjauhlah dari milikku. Kau seharusnya tidak berada di sini dan kau telah mengali kuburanmu sendiri Tuan Sok Pahlawan,” balasnya. “Dan Mark–pria itu tidak ada sangkut pautnya sama sekali asal kau tahu saja.”

Yang terjadi selanjutnya adalah Dongmin segera melayangkan satu pukulan pada wajah seputih porselen itu dengan bunyi krak yang mengerikan–Wonwoo menyadari itu suara yang di timbulkan oleh pukulan Dongmin yang segera di tepis oleh Mingyu dan menyebabkan pria itu memukul dinding di depannya dengan cukup keras. Bukannya membalas seperti pada perkelahian biasanya–Mingyu malah memberikan kesempatan bagi sang lawan untuk kembali menyerangnya. Wonwoo pikir Dongmin akan kelautan jadi pemenang karena Mingyu sama sekali tidak melawan tapi hanya dengan satu pukulan telak di tengkuknya–tubuh tinggi roboh.

Wonwoo menahan pekikan saat melihat Mingyu menendang tubuh itu seakan hanya sebuah kerikil.

“Apa yang kau lakukan padanya?”

Mingyu mendongkak dan menatap Wonwoo dengan wajah yang sudah sewarna tomat ranum. Perlahan nyali Wonwoo menciut ketika melihat pria itu mengepalkan kedua tangannya dan menatapnya nyalang seakan ia baru saja membuat kesalahan fatal. Dengan sedikit keberanian yang tersisa–Wonwoo balas menatapnya.

[✓] Stockholm Syndrome | MeanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang