9 | Love You?

2.1K 226 4
                                    

“Tuan Wonwoo kau bisa pulang ke rumahmu jika kau mau,” pria tua itu menghampiri Wonwoo yang tengah terduduk di dekat jendela–matanya menyiratkan kekhawatiran yang tiada henti semenjak Mingyu meninggalkannya sendirian di apartemen besar itu. Tuan Park dengan inisiatifnya menghampiri Wonwoo ke kediaman Tuan Mudanya dan kekasihnya itu karena khawatir akan keadaan Wonwoo.

“Tidak apa-apa Tuan Park,” sahut Wonwoo. “Dia akan marah jika aku meninggalkan apartemen kami.”

Tuan Park menghembuskan nafas kasar. “Sudah satu tahun Tuan Muda meninggalkan anda Tuan Wonwoo. Apakah anda tidak berniat untuk melanjutkan hidup Anda yang normal? Tidak usah tertutup kepadaku Tuan Wonwoo–aku tahu bagaimana hubunganmu dan Tuan Muda terjalin. Bagaimanapun aku sudah mengenal Tuan Muda sejak ibunya meninggalkannya di usia yang masih sangat muda. Aku masih ingat bagaimana Tuan Muda kecil besar tanpa sosok seorang ibu.”

Wonwoo menoleh. “Tuan Park. Bolehkah aku menanyakan satu hal padamu?”

“Tentu saja,” Tuan Park mengangguk. “Anda bisa menanyakan apapun pada saya Tuan Wonwoo.”

Wonwoo menggeser sedikit posisi duduknya. “Masa lalu,” gumamnya dengan mata berbinar-binar. “Ceritakan aku tentang masa lalu Mingyu–cepat katakan!”

Tuan Park agaknya sedikit meringis melihat reaksi pria di hadapannya ini–semenjak Tuan Mudanya pergi agaknya membuat pria ini begitu kehilangan. Pria tua itu maklum dengan keadaan Wonwoo saat ini–keluarga besar Kim juga sempat heboh dengan berita yang masih sempat-sempatnya tayang di televisi hingga saat ini. Tuan Park juga merasakan perasaan kehilangan yang sama dengan semua orang yang menempati masion Kim hanya saja ia pikir ia tidak harus benar-benar merasa kehilangan meskipun Kim Mingyu sudah mengisi hari-harinya selama dua puluh tahun lebih–pria tua itu menyadari bahwa rasa sayangnya pada Mingyu hanyalah rasa sayang seorang ayah pada anaknya bukan pada kekasihnya.

“Tuan Park mengapa kau diam saja!” Wonwoo berseru dengan suara yang membuat jantung Tuan Park hampir lepas dari tempatnya–Wonwoo agaknya tidak menyadari bahwa usia sudah memakan tubuh pria tua itu yang bisa terkena serangan jantung kapanpun tanpa ada yang tahu.

“Baiklah tapi kau harus berjanji satu hal padaku setelah aku menceritakan segala yang aku tahu tentang Tuan Muda,” ucap Tuan Park dan Wonwoo mengangguk–sebenarnya bukan karena setuju hanya saja pria itu sudah terlanjur penasaran dengan apa yang mungkin I dapatkan dari Tuan Park. “Setelah ini kau harus kembali ke hidup lamamu dan menjalankan kehidupanmu dengan normal. Ingat Tuan Wonwoo–Tuan Muda menyuruhku membiayai kuliahmu hingga kau lulus bukan tanpa alasan. Jangan sia-siakan apa yang telah Tuan Muda lakukan Tuan Wonwoo.”

“Baiklah–jadi katakan padaku apa yang kau ketahui.”

“Aku bisa memulainya dengan masa muda Tua Muda,” Tuan Park mencari posisi duduk ternyaman yang bisa ia temukan. “Kim Mingyu lahir dan menjadi anak yang tegas dan mandiri karena Tuan Besar mendidiknya begitu. Tuan Muda selalu membenci acara perusahaan dan selalu membuat masalah di sana–yang paling aku ingat saat dia membuat seorang gadis kecil menangis dan saat Tuan Besar bertanya apa alasannya Tuan Muda hanya menjawab bahwa dia tidak menyukai gadis itu tapi aku tidak tahu bahwa ke depannya Tuan Muda benar-benar tidak menyukai seorang gadis manapun kecuali ibunya–kau tau maksudku bukan Tuan Wonwoo? Walaupun aku tahu kau bukan pria pertama yang Tuan Muda bawa ke masion.

“Tuan Muda memiliki sahabat kecil tapi pria itu meninggalkan Tuan Muda di ulang tahunnya yang kesepuluh karena keluarganya memutuskan untuk kembali ke negera asal mereka Los Angeles. Aku ingat namanya adalah Mark–entah apa nama keluarganya aku tidak ingat. Dia adalah orang pertama yang berhasil membuat Tuan Muda jatuh cinta. Aku ingat saat Tuan Muda menceritakan padaku bahwa ada murid pertukaran dari Los Angeles dan orang itu adalah Mark–teman lamanya. Tuan Muda benar-benar bahagia apalagi setelah menjalani hubungan yang lebih serius dengan Tuan Muda tapi Tuan Mark itu bukanlah orang yang baik–dia adalah orang yang jahat dan membawa pengaruh buruk bagi Tuan Mingyu. Aku ingat saat aku menemukan borgol tergantung di headboard kasur dan luka lebam di kedua pergelangan tangan Tuan Muda bagiku sudah cukup sebuah jawaban. Kini kau tahu darimana kebiasaan buruk Tuan Mark ketika ia melakukan hubungan intim.

“Tapi aku bersyukur Tuan Muda sudah bisa menunjukkan siapa dirinya sebenarnya–darah keluarga Kim memang benar-benar mengalir dalam tubuhnya. Aku masih ingat bagaimana perintah yang Tuan Muda berikan untuk menghabisi Tuan Mark yang sudah kembali ke negaranya–bahkan Tuan Muda sendiri yang menarik pelatuk pada Tuan Mark hingga pria itu bisa menyesali semua kejahatannya di neraka. Pria itu mungkin tidak menyadari bahwa dia sudah melahirkan jiwa Kim di dalam diri Tuan Muda–Tuan Besar tampaknya tidak masalah dengan Tuan Muda yang sekarang dan kau juga tampaknya tidak masalah dengan sikap Tuan Muda. Buktinya kau masih mau menunggu Tuan Muda kembali meskipun aku tidak yakin dia bisa kembali semudah itu–Tuan Besar pasti memberikan hukuman yang setimpal setalah Tuan Muda menyelesaikan masa tahanannya.”

Cukup lama Wonwoo tenggelam dalam pemikirannya–otaknya mencerna cerita Tuan Park secara perlahan-lahan dan berusaha menemukan potongan-potongan informasi penting di sana. Sesuatu dari dirinya mengatakan hal lain soal masa lalu Mingyu–masa lalu itu tampaknya terlalu klise untuk seorang Mingyu yang berjanji akan kembali kepada Wonwoo suatu hari nanti. Detik berikutnya dengan satu hentakan Wonwoo bangkit dari kursinya–menimbulkan sebuah tanda tanya di benak Tuan Park. “Tuan Wonwoo kau mau pergi kemana?” tanyanya.

Wonwoo terlihat tersungging dengan pertanyaan itu. “Mengunjungin Mingyu tentu saja–kau pikir apa?”

Tuan Park menghembuskan nafasnya–berat juga mengurus orang yang keras kepala. Beruntungnya ia sudah terbiasa karena semua keluarga Kim keras kepala dan luar biasa tidak bisa di bantah. “Tuan Muda sudah di keluarkan dari penjara dengan pembebasan bersyarat. Orang-orang Tuan Besar sudah berhasil mengurus surat-suratnya.”

Wonwoo menghentikan langkahnya. “Bukankah itu hal yang bagus? Mengapa kau tidak memberitahuku sebelumnya?”

“Hanya saja Tuan Wonwoo,” tahan Tuan Park. “Tuan Besar sudah menerbangkan Tuan Muda ke Jerman untuk menempuh pendidikan di sana. Tuan Besar langsung mengirim Tuan Muda ke sana sesaat setelah ia di keluarkan dari penjara.”

“Mengapa kau tidak menahannya keparat!” Wonwoo mencengkeram kerah baju Tuan Park. “Mengapa kau tidak membicarakannya bertemu denganku lebih dulu! Apa tujuanmu datang ke sini untuk mengatakan hal ini hah?”

“Tuan Wonwoo tenangkan dirimu,” suara Tuan Park menurunkan sedikit emosinya–Wonwoo segera melepaskan cengkeramannya. “Aku hanya menyampaikan perintah dari Tuan Besar. Dia ingin kau meninggalkan Tuan Muda–kau jangan khawatir bahwa kau akan menjadi pihak yang di rugikan karena Tuan Besar memberikan cek ini kepadamu–isinya seratus juta Won Tuan. Kau bisa menggunakannya untuk memulai kembali hidupmu dari awal.”

“Apa kau pikir Mingyu bisa di beli dengan uang hah sialan!”

“Sekali lagi aku hanya menjalankan tugas Tuan Wonwoo,” sahut Tuan Park. “Dan aku sudah mengatakannya kepadamu bahwa kau harus meninggalkan apartemen Tuan Muda. Aku memberikanmu waktu tiga puluh menit untuk mengemasi barang-barangmu–mobil yang akan mengantarmu pulang menunggu di bawah.”

Sesaat setelah Tuan Park meninggalkannya–Wonwoo kehilangan seluruh tenaganya untuk tetap berdiri. “Kenapa kau melakukan hal ini padaku sayang,” bisiknya pada angin.
.
.
.
.
.
To be continued..
.
.
.
A/n ;
Anyway alasan kenapa Mingyu masuk penjara mungkin ada yang udah bisa nebak but aku masih akan kasih alasan yang sebenarnya di next chapter..

*aku pikir part ini satu-satunya part yang tidak ada momen meanie. Ini adalah momennya Wonu dan Tuan Park actually. Lol*

[✓] Stockholm Syndrome | MeanieWhere stories live. Discover now