Chapter 5

1.2K 161 5
                                    

Mereka berdua sampai di pemukiman. Beberapa warga menatap keduanya.

Tay meminta tolong agar ditunjukkan rumah kepala desa. Warga sekitar membantu Tay dan New menemukan rumah Kepala Desa.

Setelah bertemu, Tay berbicara panjang lebar mengenai hal yang menimpa keduanya. Terkecuali menjelaskan bahwa New merupakan sebuah makhluk kuda bersayap. Tay rasa itu bukan hal yang bagus untuk dijelaskan pada warga.

New menatap lukisan kuda-kuda yang sedang berlari dan menempel pada dinding ruang tamu Kepala Desa.

"Tay kenapa kuda-kuda itu ada disana?" tanya New penasaran.

"Itu sebuah lukisan. Seseorang menggambar kuda yang sedang berlari di atas sebuah kanvas atau kertas." jelas Tay.

Istri kepala desa membawakan beberapa cemilan, buah serta minuman untuk keduanya.

"Terimakasih. Maaf, saya dan teman saya merepotkan." ujar Tay sungkan.

"Tidak apa-apa. Silahkan dinikmati." jawab istri kepala desa dengan senyum yang ramah.

New mengambil dua buah apel yang ada di nampan. Ia memakannya dengan nikmat seraya matanya berkeliling melihat suasana ruangan di rumah itu. Tay menatap New lalu menggeleng pelan.

"Apakah anda ingin saya antar hingga terminal?" ujar Kepala Desa seraya memasuki ruang tamu.

"Tidak perlu pak, saya hanya perlu menumpang untuk menghubungi teman kerja saya." jawab Tay.

Kepala desa tersebut memberikan telepon genggamnya pada Tay. Lalu, Tay bangkit seraya memberi isyarat pada Kepala Desa memohon izin untuk menelepon.

"Buah apel ini enak. Apa kau masih memilikinya?" tanya New polos.

"Tentu. Sebentar, biar saya panggilkan istri saya untuk mengantarkan buah yang anda inginkan." jawab Kepala Desa, lalu memanggil sang istri agar membawa beberapa buah apel lagi.

Istri kepala desa datang dengan membawa buah apel di mangkuk, New kegirangan melihat tersaji lagi buah apel di meja.

"Jika boleh tahu, darimana asalmu nak?" tanya Kepala Desa.

Dengan cuek dan polosnya New yang sibuk memakan buah apel hanya menjawab, "Aku dari atas langit." jawab New.

Selesai menghubungi teman kerjanya, Tay kembali masuk ke dalam. Dan mendengar Kepala Desa tertawa. Lalu ia kembali duduk disamping New.

Kepala Desa tertawa, "Anak muda zaman sekarang hobi sekali bercanda. Dari kota mana anda berasal?" tanya-nya lagi.

"Aku benar-benar dari---" ucapan New tepotong oleh Tay.

"Dia memang senang bercanda, mohon dimaklumi pak. Kami dari Kota B." jawab Tay dengan diselingi tawa canggung.

"Aku tidak bercanda!! Aku benar-benar dari langit!" ujar New menatap Tay sengit.

Tay kembali menatap New dan memegang pergelangan tangannya agar berhenti bicara. Namun karena New tidak tahu apa-apa, ia tetap bersikukuh menegaskan bahwa ia dari Langit.

"Apa aku harus berubah sekarang?" ujar New, tidak suka dianggap bercanda.

Kepala desa itu menatap New dengan raut wajah yang cukup serius,

"Maaf nak, saya pikir tingkahmu sudah kelewat batas saat ini." ujar Kepala Desa.

New bangkit dan berjalan keluar.

"Baiklah jika kau tidak percaya." ujar New.

Tay kembali berdiri dan berusaha mencegah New. Diikuti kepala desa di belakang Tay.

"New berhenti!!" ujar Tay, namun New tidak mendengarkan ucapan Tay.

New mengeluarkan sayap putihnya yang masih terdapat luka-luka bakar. Sayap putih kokohnya melebar.

New berubah menjadi manusia bersayap. Tidak merubah dirinya menjadi seekor kuda putih.

Kepala desa tercengang kaget dengan apa yang ia lihat dihadapannya. New mengibas-ngibaskan sayapnya dihadapan Tay dan Kepala desa. Serta beberapa warga yang menghampiri daerah pekarangan rumah kepala desa.

"New berhenti! Sekarang!" teriak Tay.

Satu bilah tombak melesat hampir mengenai telinga New. Kaget dengan serangan tiba-tiba, New menatap Tay dengan wajah ketakutan.

"NEW HENTIKAN!" teriak Tay.

Kepala desa masih kaget dengan penampakan dihadapannya saat ini.

"TANGKAP MAKHLUK ITU!!" ujar warga di luar pekarangan rumah Kepala Desa.

"TIDAK!! JANGAN!! TOLONG HENTIKAN!!" teriak Tay lagi.

Namun warga tidak mendengarkan teriakan Tay. Yang lain mengambil jaring, tombak, bahkan golok. Berusaha melemparkannya pada New.

Namun karna New memiliki reflek yang bagus, ia berhasil menghindar. Tapi, dari arah lain ada tombak meluncur mengenai sisi lain sayapnya.

New berteriak kesakitan. Tay mendorong penduduk yang menyerang New hingga terjatuh, berusaha menyelamatkan New.

"NEW PERGI!!" teriak Tay.

New kembali menatap Tay lagi, melihat Tay yang kesusahan dan muka lebamnya akibat pukulan warga, membuat perasaan New sedikit sakit.

Ia mencoba terbang lalu dengan cepat membawa Tay melesat ke langit dan pergi kembali ke dalam hutan.

Warga yang melihat arah pergi New, mengejarnya hingga hutan.

Badan New melemas, ia meluncur jatuh ke bawah. Memeluk Tay dan melindunginya. Tak lupa, ia tutupi menggunakan sayap putihnya yang terdapat bercak merah darah akibat luka dari benda yang mengenai-nya.

TBC

Northern SkyWhere stories live. Discover now