Chapter 6

1.1K 140 3
                                    

Jatuh kembali ke tengah hutan seperti bom. Dengan debaman yang cukup keras di atas tanah. Beruntung, Tay aman karena berada dalam dekapan New. Tak luput dari lindungan sayap putihnya yang lebar.

Sayap New perlahan menghilang, masuk kembali ke dalam tubuh New. Baju Tay yang digunakan oleh New menampilkan robek dibagian punggungnya.

Lalu, Tay bangkit dan melihat New yang terbujur lemas di tanah. Ia mengecek denyut nadinya dan bernafas lega, karena mengetahui kalau New hanya pingsan.

"NEW BANGUN!!" ujar Tay sambil menggoyang-goyangkan tubuh New.

"NEW!!" teriak Tay, mencoba membangunkan New.

"NEW!!" teriak Tay lagi, namun New tak kunjung bangun.

Tay melakukan nafas buatan, bibirnya menekan bibir New. Lalu, tangannya menekan dada New selama tiga kali. Ia mencoba beberapa kali namun tidak berhasil.

Tay panik. Ia kembali melakukan napas buatan pada New. Namun kembali tidak menghasilkan apa-apa dan suara teriakan warga mulai terdengar samar-samar.

"Tolong!! Siapapun tolong aku dan New!" Ujar Tay pelan, ia menggendong New lagi dengan gaya Bridal.

Tay berusaha berlari pelan seraya menggendong New. Mencari sebuah tempat berlindung di sekitar hutan. Jalan yang ia telusuri jelas-jelas berbeda dengan yang pernah ia lalui sebelumnya. Ia rasa ini jalan yang baru.

Dari kejauhan ia melihat sebuah gubuk. Tay berjalan dengan cepat ke arah gubuk itu. Ia menendang pintu gubuk tersebut hingga terbuka. Dalam gubuk tersebut terlihat rapih dan tidak kotor. Tay kemudian membaringkan New.

Tiba-tiba datang seseorang dengan membawa beberapa buah-buahan yang ia ambil dari beberapa pohon di sekitar tempat ia tinggal. Seruan warga membuat alisnya bertautan, perempuan muda itu bingung. Ia berjalan cepat menuju rumahnya, karena suara itu dekat dengan rumahnya.

Pintu gubuk tempat yang ia tinggali terbuka. Ia mengambil cangkul di samping gubuknya lalu berusaha masuk ke dalam gubuknya.

Mendorong perlahan pintunya dan ia tercengang menatap dua orang yang satu terbujur lemah di atas tempat yang biasa ia tiduri. Dan satunya lagi berdiri dengan raut wajah khawatir dan panik, lalu mereka saling bertatapan.

"SIAPA KAU??" tanya perempuan muda itu bingung sambil mengacungkan cangkul.

Tay menatap perempuan itu masih dengan raut panik dan khawatir, tangannya mengangkat ke udara. Dan menatap perempuan di hadapannya.

"Tenang. Tolong kumohon tenang." ujar Tay.

"AKU TANYA SIAPA NAMAMU! APA YANG KAU LAKUKAN DISINI? APA KAU PENCURI CABUL?" ujar perempuan muda itu, masih dengan cangkul yang mengacung kearah Tay.

"Aku Tay ini temanku New. Kami hanya ingin berlindung. Kami bukan pencuri apalagi orang cabul!" jawab Tay.

"KAU BOHONG! KAU APAKAN DIA?" tanya-nya mendekat ke arah Tay dan menekan cangkul di dada Tay.

"CARI MANUSIA BERSAYAP YANG TERBANG ITU! JANGAN BIARKAN DIA PERGI. TANGKAP DIA HIDUP-HIDUP!!" Teriak salah seorang warga diluar gubuk.

Teriakan warga tersebut yang semakin dekat membuat Perempuan itu menatap keluar, lalu matanya menatap Tay lagi menuntut penjelasan.

"Aku akan memberikan penjelasan, setidaknya biarkan kami berlindung dan bersembunyi di sini. Kumohon." ujar Tay memohon.

"Diam dan jangan bersuara." ujar-nya.

"Mild!!" panggil kepala desa.

Mild keluar dengan membawa cangkul.

"Ada apa?" tanya Mild.

Northern SkyWhere stories live. Discover now