01 » Banshee, Duckbutt, and Cyclop

1.4K 74 20
                                    

Aku berjalan ke Akademi dengan pikiran yang kemana mana.

Aku mendapatkan kembali ingatanku satu persatu beberapa saat yang lalu setelah puas berteriak. Aku ingat sebelum jiwaku ditempatkan di tubuh Naruto, aku sedang mengantri untuk membeli action figure Kakashi yang berlabel limited edition. Lalu tiba tiba sebuah truk pengangkut ikan dengan sombongnya memutuskan untuk menabrak segerombolan remaja di depan toko itu. Sayang sekali yang dia dapatkan hanya aku yang malang ini.

Tapi anehnya, ingatan Naruto juga ikut datang satu persatu ke dalam pikiranku. Aku memang sudah sering sekali bolak balik melihat anime nya, tapi kali ini semua cerita berada di point of Naruto's view. Aku seolah mengalami semua kejadian yang Naruto alami.

Dan sesuatu hal yang lebih aneh lagi adalah, ada sebuah hal baru dari cerita anime yang biasanya aku tonton. Dimana Mizuki (sekarang aku ingat dia adalah si bajingan yang pertama kali muncul di episode pertama) memaksakan untuk melakukan sebuah Jutsu kepada Naruto tanpa tahu itu Jutsu apa, dan dampaknya adalah Naruto yang berubah menjadi perempuan permanen.

Ini seperti... aku dan Naruto bercampur menjadi satu.

Ugh! Semua ini membuatku pusiiing! Serius, kepalaku benar benar sakit untuk mencerna semua ini dalam satu kali serap!

Aku sampai di kelas tempat pembagian tim akan dilakukan (setidaknya itulah yang kudapatkan dari ingatan Naruto), lalu diam untuk mengobservasi.

Kelas ini sama seperti terakhir kali aku lihat dalam anime, acak acakan dan sama sekali tidak ber-estetika. Di belakang kelas ada kumpulan fangirl yang terus terusan melihat kagum ke arah si pantat unggas (Sakura dan Ino adalah yang paling berisik). Bukannya aku tidak suka dia, tapi- entahlah, dia menyebalkan. Ada Shikamaru yang tertidur, Chouji yang mengunyah keripik, dan Kiba yang bermain dengan Akamaru. Dari ingatan Naruto (dan juga ingatanku saat melihat anime-nya), mereka bertiga adalah anak anak yang terdekat dan yang paling sering bermain dengan Naruto.

Lalu sisanya ada Hinata yang malu malu, Shino yang diam seperti batu, dan orang orang yang aku maupun Naruto tidak ingat dengan jelas.

"Eh, kau ini siapa?"

Aku menoleh ke samping dan melihat Kiba yang tahu tahu sudah ada disana, menatapku dengan penasaran. Dia lalu dengan tidak sopannya mulai mengendus ku.

"Bau mu seperti... Naruto?" Gumam Kiba tampak berpikir. "Dari tampilan mu... KAU NARUTO! AKU TIDAK SALAH!"

Teriakan Kiba sepertinya langsung menarik perhatian banyak orang karena kelas tiba tiba senyap. Aku dapat merasakan semua tatapan mengarah kepadaku.

"Kau membuatku tuli, dattebayo!" Aku melotot ke arah Kiba. Ya, ya, dia memang salah satu yang ku suka. Tapi sungguh, keterlaluan sekali dia teriak teriak di dekat telingaku. Dari dulu aku paling benci dengan teriakan yang memekakkan telinga, karena itu sama sekali tidak ber-estetika. Meskipun Naruto itu berisik.

"Heeh, meskipun kau berubah menjadi perempuan, kau tidak akan bisa membodohi hidungku." Katanya dengan lagak sok. "Lagian sedang apa kau disini? Kelas ini hanya untuk yang lulus, tahu! Dan apa apaan dengan berubah menjadi perempuan!?"

Lagi lagi dia berteriak keras keras. Oh, Kiba~ kalau kau terus seperti ini, kau bisa berada dalam blacklist milikku sebelum ceritaku didunia ini dimulai.

"Yang pertama, Kiba, tolong jangan berteriak di dekat telingaku," kataku pelan pelan, mencoba untuk semanis mungkin. "Yang kedua, tolong lihat ini. Aku punya headband Konoha, yang itu artinya aku juga lulus."

Aku menunjuk headband Konoha yang ada di dahiku dengan bangga. Yeah, entah kenapa perasaan itu muncul tiba tiba di dadaku. Mungkin ini efek pencampuran jiwaku dan Naruto. "Lalu yang ketiga, aku menjadi perempuan bukan karena keinginanku. Ada Jutsu yang mengubahku menjadi perempuan permanen."

To Be Naruto [DISCONTINUED]Onde histórias criam vida. Descubra agora