08 » Battle on the Bridge

753 56 13
                                    

Matahari pagi bersinar cerah saat aku membuka mataku. Oh, Yeah. Jam berapa ini?

Aku melihat ke sekeliling. Futon tempat Sakura tidur sudah terlipat rapih di sudut ruangan. Peralatan ninja nya juga tidak ada dalam pandanganku. Dan dengan kesunyian yang terasa, aku tahu apa yang sedang terjadi; aku telat bangun.

Gah!

Cepat cepat aku bangun dan bersiap dengan peralatan ninja ku. Mereka semua! Kenapa tidak membangunkan ku!? Sial, sial, sial!?

"Tsunami-nee!" Aku berteriak selagi menuruni tangga. Tsunami sedang di dapur mengurus entah apa itu.

"Ah, Naruto-chan, kau sudah bangun?" Dia tersenyum.

Kenapa semua terus memanggilku dengan suffix 'chan', sih!?

"Kakashi-sensei meminta mu untuk beristirahat saja, kau pasti masih lelah setelah latihan semalam." Katanya.

"Tidak, aku akan menyusul mereka saja," aku cepat cepat memakai sandal ninja ku. "Aku akan meninggalkan kage bunshin ku untuk menjagamu disini, ya, nee-san."

Aku membuat lima lage bunshin untuk ditinggalkan di rumah ini. Gatõ pasti akan menyuruh orang nya untuk menyerang keluarga Tazuna, jadi aku harus bersiap. "Daah, Tsunami-nee!"

Aku melompat dari satu dahan ke dahan lain dengan cepat. Pertarungan di jembatan pasti sudah di mulai. Aku tidak boleh berlama lama disini, aku harus membantu team ku dan mencegah kematian Zabuza dan Haku. Ya, harus!

Saat sampai di dekat jembatan, kekacauan yang menyambut pandanganku. Kabut tebal dimana mana, tapi aku dapat melihat Kakashi-sensei sedang berhadapan dengan Zabuza. Tazuna berdiri di belakang Sakura yang sedang dalam mode penjagaan dengan kunai di tangannya. Di tempat lain, aku dapat melihat Sasuke yang telah terjebak di dalam kubah cermin es milik Haku.

Bagus sekali, sekarang apa yang harus kulakukan?

Kakashi sudah cukup untuk menghadapi Zabuza. Jika aku membantunya, aku mungkin malah akan menjadi beban untuknya. Tentu saja sisanya adalah Sasuke. Sakura sudah lebih dari cukup untuk menjaga Tazuna selagi Zabuza dan Haku sudah mendapat lawan.

Aku menuju ke arah Sasuke dan Haku. Cermin cermin itu tidak bisa di lelehkan bahkan dengan jurus Katon milik Sasuke sekalipun. Sasuke tidak bisa menyerang dari dalam, kalau begitu aku harus mencoba dari luar.

Aku melempar kunai dengan kertas peledak ke salah satu cermin. Yang mengejutkan, ledakan dari kertas itu dapat membuat cermin nya retak. "Sasuke! Keluar!"

Aku dapat melihat Sasuke yang berlari menuju cermin yang ku buat retak barusan dengan kunai yang siap untuk menyerang. Harapanku naik saat dia sudah dekat dan bersiap untuk memukul hancur cermin itu. Tapi secara tiba tiba cermin nya menghilang, Sasuke tetap berlari aku lihat, tapi sebuah tendangan aku rasakan di punggungku dan aku terpental masuk ke dalam kubah cermin cermin itu, menabrak Sasuke dalam proses. Saat aku mencoba keluar, cermin itu sudah kembali ke tempatnya semula.

"Sial, sekarang kita berdua yang terjebak disini." Aku mengulurkan tanganku ke depan Sasuke, yang dia terima dan kemudian bangun dengan berpegang pada tanganku.

"Kita harus memikirkan rencana untuk keluar dari sini," kata Sasuke. Mata onyx nya dengan liar melihat ke segala arah untuk mencari titik yang dapat mengeluarkan kami.

"Dengar, aku akan membuat kage bunshin dan mencoba menyerang semua cermin nya," Sasuke melihatku dengan tanda tanya. "Saat dia menyerangku, persiapkan matamu untuk mengamati pergerakannya dengan seksama, baru kita bisa membuat rencana untuk keluar dari sini."

Sasuke diam sejenak melihatku, lalu mengangguk. "Kau lebih pintar dari yang terlihat, dobe. Kenapa menyembunyikan nya selama ini?"

Aku mendengus. Heh, andai saja kau tahu, nak.

To Be Naruto [DISCONTINUED]Where stories live. Discover now