6

153 44 8
                                    

Aku tauuu update cerita ini tuh lamaaaaa banget, sorry:(. Jadi karena itu, aku bakal update 3 part sekaligus. Sorry kalo pendek:(. Hope you enjoy it!

———

"Eh eh eh, coba deh liat ini siapa!" Dongpyo berlarian sembari membawa selembar foto berukuran kecil.

"Siapa pyo?" Tanya Wonjin.

"Ini, coba liat dulu."

"Loh, ini Minhee?" Tanya Yuna menunjuk salah satu dari ketujuh orang difoto itu.

Tangan Darin sontak menyambar foto itu, lalu membalik posisinya.

"Yunseong, Mingyu, Minju, Jungmo, Minhee, Yeji, Hyunjin. Generasi pertama." Ucapnya sembari membaca tulisan yang tertera dibelakang foto itu. "Mereka siapa? Trus apa maksudnya generasi pertama?"

Yang lainnya kompak menggidikkan bahu.

"Coba tanyain ke Minhee aja!" Usul Yujin. "Tapi— anaknya kemana ya?"

"Minhee bilang kan, hari ini dia nginep dirumah temennya." Jawab Hyungjun.

"Yaudah, kalo gitu nanyanya tunggu dia udah pulang aja." Kata Seonho.

Tapi gue udah terlanjur penasaran, batin Darin.















Keadaan aman. Tanpa ragu, Darin mulai membuka pintu ruangan itu.

Menurutnya ruangan itu benar-benar aneh. Selain letaknya yang berada dipojok lorong lantai dua, cat pintunya juga aneh. Jika semua ruangan dipanti ini berpintu putih, hanya ruangan itu yang berpintu hitam.

"Loh, gudang?"

Seperti gudang, tapi barang-barang didalamnya tertata lebih rapi. Tapi yang paling menarik perhatian adalah rak yang hanya berisikan foto-foto.

"Eh, ini bukannya foto orang-orang yang tadi?"

"Jadi, mereka berdua namanya Mingyu sama Minju toh." Gumam Darin begitu membaca tulisan dibalik foto yang hanya berisikan seorang pemuda dan seorang gadis.

"Tapi— kok cuma Minhee yang fotonya sendirian? Padahal yang lainnya berdua." Darin lalu mulai mengeluarkan foto itu, mengernyit membaca tulisan dibelakangnya.

Kang minhee. Anak terakhir dari generasi pertama.

Yaampun, rasanya Darin pingin banget nangisin kelambatan otaknya, yang sampai sekarang masih belum mengerti tentang generasi-generasi itu.










Plak!

"I-ibu?" Ujar Darin benar-benar kaget, begitu menyadari bahwa ibu lah yang baru saja menamparnya.

Gadis itu bahkan tidak tau kapan ibu datang keruangan ini. Tapi yang pasti, ekspresi ibu benar-benar terlihat sangat marah.

"Siapa bilang kamu bisa seenaknya masuk keruangan ini!?"

Yaampun! Sangking penasarannya, Darin bahkan melupakan larangan yang satu itu.

Jangan pernah masuk keruangan berpintu hitam.

"M-maaf bu, Darin lupa." Darin membungkukkan tubuh, lalu setelahnya berlari keluar dengan cepat.


Ah— sayang sekali, Darin terlalu terburu-buru. Gadis itu bahkan sampai tidak mendengar suara ketukan dari arah belakang rak itu.

Suara ketukan yang semakin lama semakin pelan.


Ibu memandang muak kearah rak itu, lalu mulai menendangnya asal.

"Berisik!"

Tak lama, suara ketukan itu perlahan mulai menghilang. Disusul dengan senyuman puas dari raut wajah ibu.

Wanita itu lalu mulai meninggalkan ruangan, dengan mengunci rapat pintunya.

Red summer | Kang minheeWhere stories live. Discover now