10

242 51 28
                                    

Hari-hari berlalu seperti biasanya. Oh, bahkan ada satu kabar bahagia! Kata ibu, hari ini akan ada sepasang suami-istri yang ingin mengadopsi salah satu dari anak panti.

Hari kunjungan pertama.

"Nah anak-anak, ayo perkenalkan diri kalian ke ayah Lucas dan ibu Yuqi." Ucap ibu tersenyum.

Mulai dari Wonjin, mereka satu persatu mulai memperkenalkan diri.

Yuqi tersenyum mengamati. Sedetik kemudian, terlihat raut kebingungan dari wajahnya "Loh mbak, bukannya kata mbak mereka ada 7 orang ya? Kok ini Cuma 6?"

"Yang satu lagi namanya Minhee, bu. Hari ini dia lagi ada ekskul basket disekolahnya." Bukan ibu yang menjawab pertanyaan Yuqi, melainkan Dongpyo. Pemuda itu kini benar-benar berbeda dari biasanya. Dongpyo kini malah terlihat jaim.

Yuqi tertawa gemas melihat cara berbicara Dongpyo. "Dongpyo, kamu lucu banget ya." Yuqi beralih menatap kearah ibu, "anaknya pendiem ya mbak?"

Dongpyo yang dipuji langsung senyum kesemsem.

Sedangkan dipojok kanan, ada Yuna yang langsung sibuk bisik-bisik, gaterima Dongpyo dikatain pendiem. "ih ih apaan Dongpyo pendiem, pecicilan baru iya."

Darin cuma bisa ketawa.





















Tepat jam 6 sore, Minhee sampai dipanti. Minhee yang baru aja sampai, langsung disambut riuhnya Seonho.

"Seneng bener lo pada." Ucap Minhee tersenyum. Biasanya pemuda itu akan langsung berwajah masam jika mendengar suara berisik Seonho dan Dongpyo, tapi kali ini berbeda.

Minhee segera beralih duduk disamping Darin yang tengah bersender dibawah sofa, "udah ketemu sama pengadopsinya?"

"Udah. Malahan ibu udah ngasih tau siapa yang bakal diadopsi." Jawab Darin tersenyum.

"Oh ya? Siapa?"

"Seonho."

Minhee mengernyit kemudian menatap lurus kearah gadis itu, "Kok lo kayanya seneng banget? Padahal bukan lo yang diadopsi."

Lagi-lagi gadis itu tersenyum. "Ya gapapa. Setidaknya salah satu dari kita ada yang selamat dari ritual panti ini."





















Hari itu akhirnya tiba. Dimana mereka tidak henti-hentinya melihat senyum Seonho yang terus mengembang. Bukan hanya Seonho, tapi mereka semua juga ikut berbahagia.

Karena hari ini, Seonho resmi diadopsi.

Sebenernya bukan hanya senyum, tapi juga air mata yang terus berjatuhan. Meskipun baru beberapa minggu berkenalan, tapi mereka sudah menganggap dirinya saudara satu sama lain. Kepergian Seonho dari panti, jelas juga menimbulkan air mata.

"Udah-udah, jangan pada nangis dong. Nanti gue bakal sering-sering main kesini deh, janji." Ujar Seonho sembari mengusap air mata.

"Awas ya, kalo lo bohong." Kata Dongpyo. Wajahnya memerah, juga terdengar isak tangis yang terus bersahutan.

Tak lama terdengar suara Lucas memanggil, dari arah depan rumah. "Seonho, ayo! Kita udah mau berangkat."

Sekali lagi Seonho mengusap wajahnya, kemudian berpamitan untuk yang terakhir kalinya. Benar-benar yang terakhir kalinya.


Tepat semenit sebelum keberangkatan Seonho, Minhee sampai dipanti. Seonho sudah berada didalam mobil, pemuda itu tidak menyadari kehadiran Minhee.

Tapi sebaliknya, Minhee malah berpapasan dengan seorang wanita, yang sesaat membuat detak jantungnya terhenti.


Deg.


Wanita itu tersenyum kearahnya. Lalu masuk kedalam mobil putih yang terparkir tepat didepannya.

Dalam sekejap Minhee langsung berlari masuk kedalam panti. Membanting asal semua barangnya, membuat penghuni lainnya terkejut.

"Lo kenap—"

"Orang itu, dia yang ngadopsi Seonho?!" Tanya Minhee melengking. Bukan hanya Darin yang terkejut mendengarnya, tapi juga yang lain.

Darin mengangguk. Belum lagi gadis itu mengucapkan sepatah kata, Minhee sudah kembali berlari kearah luar.

"SEONHO!!"

Sekuat tenaga pemuda itu berlari mengejar. Tapi percuma, mobil itu sudah melaju jauh meninggalkan pekarangan panti. Teriakan Minhee tetap tidak terdengar sedikitpun.

Bruk.

Suara gesekan kaki dengan tanah terdengar. Minhee jatuh tersungkur. Tapi yang dilakukannya adalah kembali berlari, kemudian jatuh tersungkur untuk yang kedua kalinya.

"Seonho, tunggu!" lirihnya. "Jangan ambil Seonho—"



"Minhee— aduh lo kenapa pake acara lari-larian segala sih," Ucap Darin ngos-ngosan. Gadis itu mulai mengatur pernapasan, setelah tadi ikut berlari dibelakang Minhee.

Bukan jawaban, tapi malah isak tangis yang terdengar. Hal yang membuat Darin tersentak kaget, kenapa Minhee malah nangis? "Eh eh, kenapa jadi nangis!?"

Perlahan Minhee mendongak, menatap kearah Darin. "Kemarin lo bilang, setidaknya salah satu dari kita ada yang selamatkan?" Tanyanya yang kemudian dibalas anggukan oleh Darin.

Minhee menggeleng pelan. "Enggak rin, Seonho ga akan selamat."

"hah, maksud lo?!"

"Mereka berdua cuma pura-pura. Seonho ga bener-bener diadopsi. itu cuma cara mereka supaya bisa ngambil Seonho, untuk dijadiin tumbal selanjutnya ritual itu. Mereka juga bersekutu sama ibu, diritual ini." Ujar Minhee, "Waktu itu mereka juga ngambil Minju dengan cara ini."

Red summer | Kang minheeWhere stories live. Discover now