13

30 10 4
                                    

Tepat pukul 1 dini hari, Darin dan Yujin beranjak menuju jendela kamar mereka. Sekali lagi Yujin menoleh kebelakang, memastikan bahwa Yuna benar-benar sudah tertidur. Sedangkan Darin, gadis itu lebih memilih untuk mengaitkan tali dicantolan jendela kamar. Setelah merasa sempurna, Darin segera memberi kode ke Yujin untuk segera bergegas.

"Lo duluan atau gue?" Tanya Yujin.

"Lo aja," Jawab Darin sekenanya.

Yujin mengangguk, dan mulai melangkahi pelan jendela kamar. Kemudian gadis itu memegang erat tali, lalu mulai berayun pelan kebawah. Bukan perkara sulit bagi Yujin untuk turun dari lantai dua dengan cara ini.

Begitu tiba dibawah, Yujin langsung mengedarkan pandangannya, sekali lagi memastikan bahwa tidak ada yang melihat aksi mereka.

"Turun, rin!" Sepelan mungkin Yujin memekik kearah Darin, seraya mengacungkan jempolnya, pertanda situasi aman.

Melihat instruksi Yujin, Darin pun memulai aksinya. Sama seperti yang dilakukan Yujin tadi, perlahan Darin mulai turun menggunakan tali. Namun sebelum tubuhnya benar-benar menghilang dari pandangan jendela kamar, Darin menutup pelan jendela kamar, berusaha untuk tidak menimbulkan suara.

Hup!

Tubuhnya tiba dibawah.

Darin menepuk pelan lengan bajunya yang kotor terkena debu jendela kamar. "Talinya kita apain nih? Dipotong atau dibiarin aja?" Gadis itu menoleh kearah Yujin, meminta jawaban.

"Mendingan dipotong aja." Jawab Yujin, seraya memotong tali itu setinggi yang ia bisa.

Tidak butuh waktu lama untuk Yujin menyelesaikannya. Setelahnya gadis itu langsung memasukkan tali yang ia potong ke dalam tasnya.

"Udah siap?" Tanya Darin. Dan sebagai jawabannya, Yujin mengangguk yakin.

**********

Baik Darin maupun Yujin sama-sama menghembuskan napas lega, begitu berhasil melewati pekarangan belakang panti. Kini keduanya dapat melangkah lebih tenang daripada sebelumnya. Perlahan mereka berdua mulai melangkah kearah hutan belakang panti.

Dibelakang pekarangan panti terdapat sebuah hutan yang lebat. Tidak terlalu jauh jaraknya. Mereka cukup berjalan sekitar 5 menit, untuk dapat sampai disana. Jadi daripada mereka kabur melewati gerbang depan panti, yang notabene nya sangat berbahaya dan rawan untuk diketahui, lebih baik mereka kabur melewati pekarangan belakang. Meskipun sedikit memakan waktu, tapi setidaknya cara ini lebih aman.

Mereka berdua hanya perlu menyusuri hutan ini. Lalu setelah dirasa cukup aman, mereka akan mencari pemukiman penduduk sekitar untuk dimintai pertolongan. Ya, setidaknya baru hal itu yang terpikirkan. Tapi yang penting, sekarang mereka harus bisa kabur dari panti ini.

"Hati-hati, jin. Banyak semak belukar." Peringat Darin sambil terus memegang tangan Yujin.

Tidak bisa dipungkiri, meskipun daritadi kedua gadis itu hanya terdiam, ada banyak rasa takut yang menghampiri benak mereka. Bagaimana tidak? Tengah malam begini, disaat yang lainnya sedang tertidur, mereka berdua malah berkeluyuran didalam hutan. Lebih tepatnya melarikan diri.

Apalagi suara jangkrik yang mulai memekakkan telinga, semakin menambah kesan menakutkan untuk mereka berdua.

"Kayanya kita udah ditengah hutan ya, rin? Soalnya daritadi yang keliatan cuma pohon mulu." Ujar Yujin sembari menggaruk pelan lengannya yang mulai terkena gigitan nyamuk. "Banyak nyamuk ih."

Darin hanya mengangguk-angguk member jawaban. Sebenarnya ada banyak kata yang dipikirannya saat ini. Bukan hanya tentang rasa takut, melainkan juga karena jalan yang mereka lewati semakin sulit.

Red summer | Kang minheeDove le storie prendono vita. Scoprilo ora