❃ PART 03 ❃

275 14 0
                                    

     Kenan masuk ke kelasnya dengan gontai. Habis magrib apanya jika baru sampai pukul sepuluh malam. Sebenarnya cewek yang bernama Freya itu butuh perhatian apa butuh teman?

Dari siang sampai malam Kenan berada di kamar gadis itu. Mengambil, membelikan, intinya semalam ia menjadi pembantu dadakan seorang gadis dalam samalam. Ditambah ia harus memperhatikannya dalam seminggu.

"Napa tu muka?" tanya Devin tiba-tiba ada di samping Kenan, membuat sang empu terkejut seraya mengelus lembut dadanya.

"Setan lo," umpat Kenan bar-bar.

"Woh santuy. Btw, lo kemarin ke mana, hah? Ingkar janji nggak baik loh," ucap Devin dengan menunjuk wajah Kenan.

"Kayak lo baik aja deng," balas Kenan tak mau kalah.

"Itu mulut pengen gue peres, nggak bisa disaring dulu apa sebelum ngomong? Pantes aja cewek nggak ada yang berani deketin lo akhir-akhir ini," cetus Devin

"Penting?" tanya Kenan seraya duduk di bangkunya.

Devin ikut mendudukkan diri di hadapan Kenan. "Ya nggak juga sih, tapi lo mau homo, hah? Dengan nolak semua cewek," ujar Devin asal ceplos.

"Gue nggak segila itu, tapi gue punya tipe cewek sendiri. Berlesung, mata belo, dan senyuman yang menghangatkan. Tak lupa juga tingkahnya yang unik," cecar Kenan, tanpa sadar dia mendiskripsikan cewek yang baru kemarin ia temui.

Senyum Devin mengembang lebar. "Lo? Bisa ngomong panjang?" Lalu tawa pecah Devin menggema di kelas Kenan yang masih sepi.

Tampang Kenan semakin datar. Tawanya renyah dan memekakkan telinga Kenan.

Beberapa detik Kenan membiarkan Devin tertawa sepuasnya. Hingga benar-benar berhenti, Devin kembali menatap Kenan dengan posisi tegak.

"Siapa cewek yang lo sebut?" tanya Devin penasaran.

"Freya," jawab enteng Kenan.

Kerutan kening di dahi Devin terlihat. Seingatnya tidak ada cewek yang bernama Freya di sekolah ini.

"Dia di kelas apa?"

"Nggak ada di sini," jawab Kenan.

"Di mana?" kepo Devin.

"Rahasia," jawab Kenan dengan menunjukkan senyum miringnya.

Tatapan Devin meredup. "Sialan lo, kasih tahu napa. Sebagai sahabat selama lima tahun harus terbuka, gue aja udah terbuka. Masak lo nggak sih."

"Nanti aja di kantin, sekalian ada Leo. Gue nggak mau ngomomg dua kali."

"Beneran ya?" kata Devin seraya berdiri.

"Hem."

"Oke, gue tunggu jam istirahat pertama. Duluan yak," kata Devin heboh, ia menepuk pundak Kenan dua kali lalu membungkuk membisikan sesuatu. "Dan gue berdo'a semoga cewek yang lo maksud itu cantik melebihi siapa pun."

Devin menegakkan tubuh dengan kedua alis terangkat, kemudian meninggalkan kelas Kenan yang sudah terisi beberapa anak.

Kenan diam di tempat. Apa mungkin dirinya menyukai gadis itu? Tidak bisa dipungkiri, jantungnya selalu berdetak kencang bila mengingat kejadian semalam.

Ting!

Suara notif dari ponsel Kenan terdengar. Ia segera mengambil ponselnya di saku celana, melihat siapa pagi-pagi mengiriminya pesan.

~Freya~

Jam 2 jemput gue, awas lo telat. Gue nggak mau nunggu lama (•ˋ _ ˊ•)

Cinta Seorang Gamers (TAMAT)Where stories live. Discover now