❃ PART 16 ❃

187 11 0
                                    

     "Habis dari mana? Kenapa jam segini baru pulang?" tanya Garel melipat kedua tangannya di hadapan sang adik.

Freya menunduk dalam. Ia tahu dirinya salah, salah besar. Ia terpaksa sampai jam 11 malam karena harus jalan kaki dari hotel ke rumah ini. Itu disebabkan oleh Kenan yang tidak membawa kendaraan. Membawa uang pas pula. Ditambah tadi hujan mengguyurnya. Tapi menurut Freya ia beruntung tadi hujan. Sebab kejadian ini tidak bisa terulang kembali. Selama perjalanan pulang, jaket Kenan senantiasa berada di atasnya. Membiarkan tubuh kekar itu basah kuyup.

"Sori, Bang. Ini ide gue buat nerobos hujan."

"Terus habis dari mana sampai pulang malam?" tanya Garel mengintrogasi.

Kedua remaja itu mengalihkan pandangan asal. Memikirkan alasan tersendiri untuk menjawab pertanyaan Garel. Entah ide itu baik atau tidak tapi keluar begitu saja dari bibir Kenan.

"Habis kencan."

Sontak kepala Freya langsung tertoleh ke cowok itu. "Haah?"

Terlihat jelas di wajah Garel bila dia memasang muka aneh. Aura di tubuhnya berubah merah keunguan hanya ingin menggoda adiknya itu. Jika mereka memang kencan sampai segitunya seharusnya bilang sedari tadi. Ia jadi tidak perlu susah-susah memasang tampang ganas. "Ooh, masa muda memang menakjubkan."

"Hm," jawab Kenan datar. Ia mulai kesal dengan raut wajah Garel. "Boleh kita masuk?"

"Masuk aja." Garel membalik badan, pergi dari hadapan mereka berdua.

Sebelum Kenan sempat ikut melangkah. Ujung bajunya ditahan Freya. "Kenapa?"

"Emang nggak ada alasan lain?"

"Ada."

"Kenapa malah pake alasan itu?"

"Lo nggak suka?"

"Bu-bukan nggak suka, cumaaa." Manik mata Freya berkeliaran, ia kekurangan kata-kata bila mata dingin itu terus menatapnya.

Melihat mimik gadis itu yang lucu di matanya. Kenan berdiri tepat di hadapan Freya. Memasukkan kedua tangan ke saku celana sebelum membungkuk guna mensejajarkan matanya dengan Freya. "Mau masuk nggak? Gue kedinginan."

Dari jarak sedekat itu, dia memilin bibirnya karena gugup. Rasa resah di hatinya kian memanas. Freya benar-benar mengagumi semua yang ada di diri Kenan.

"Lamban." Sebab tak sabaran, dia menyeret kepala Freya untuk masuk. Lama-lama di luar bisa membuat gadis itu sakit lagi.

✧༺♥༻✧

Tawa kecil namun penuh arti terdengar. Mora begitu senang ketika melihat Freya tak lagi pulang bersama mantan terindahnya. Ternyata rencananya minggu lalu berhasil untuk menghancurkan hubungan keduanya. Dan dia tidak pernah tahu bila Kenan tidak menjemput Freya lagi sebab kendarannya disita, lagi pun masa hukuman Kenan telah berakhir sejak kejadian itu.

"Gue nggak nyangka hubungan mereka bisa hancur secepat ini," kata Mora merasa tak percaya sekaligus bangga.

"Temen lo emang perfect, Za," puji Mora.

"Iya dong, siapa dulu. Aza," bangga Aza menaikkan dagunya.

"Sekarang lo dengan bebas deketin Kenan, seneng kan?" tanya Aza.

"Seneng banget. Siapa temen cowok lo itu?"

"Ari," jawab Aza, ia tak pernah tahu bila nama cowok itu adalah murid populer di SMA Galaksi.

"Terus Za, caranya gue bisa deketin Kenan lagi gimana?" tanya Mora mengalihkan topik. Karna ia tak pernah tahu siapa cowok itu. Mora hanya memetik hasilnya dari cara Aza. Bahkan foto yang dikirimkan ke nomor Kenan melalui ponsel Mora sama sekali tak menunjukkan wajah si cowok. Hanya menangkap wajah Freya dan punggung cowok itu.

Cinta Seorang Gamers (TAMAT)Where stories live. Discover now