❃ PART 12 ❃

193 13 0
                                    

     Sepulang sekolah Kenan langsung menjemput Mamanya di Bandara. Itu sebabnya ia tidak bisa menjemput Freya seperti biasa. Walau keduanya belum pernah bertemu sejak 4 tahun yang lalu. Tapi mereka sama-sama bungkam. Tidak ada yang menarik suara hingga tiba di rumah.

Ingin rasanya Kenan meyakinkan beliau bila dirinya ingin disayang lagi. Bukan malah seperti orang asing. Sekuat apa pun tekad Kenan ingin bersuara, dia masih tidak bisa mengungkapkannya. Sebab tidak mau berlama-lama terjebak dalam suasana canggung. Dia langsung pamit keluar dengan alasan sudah punya janji.

"Ya, pergi saja sana," jawab Mamanya dingin.

Kenan tak peduli dia mau berbicara seperti apa. Ia lekas pergi dari rumah itu. Langsung menuju ke rumah Freya untuk menjenguk gadis itu. Tapi aneh rasanya bila dia tak membawa apa pun ke sana. 

✧༺♥༻✧

Tangan Kenan menepuk pelan pipi Freya. "Fre, bangun."

Freya membuka matanya perlahan, matanya terasa panas begitu juga suhu tubuhnya. Padahal kamarnya ini ber-AC. "Apa?" tanya Freya parau.

"Makan dulu, lo belum makan kan?" suruh Kenan.

"Nanti aja, Ken. Gue pusing," beritahu Freya sebelum Kenan kembali memaksanya untuk makan.

"Gue yang nyuapin, Freya. Nurut sama gue," paksa Kenan.

Dengan ogah-ogahan Freya mendudukkan dirinya dengan bersandar kepala ranjang.

"Gue pindahin ini ke mangkuk dulu, lo jangan tidur lagi."

"He'em."

Kenan pergi ke dapur. Sejak tiba di sini dia tidak melihat Abang Freya. Di meja makan juga sudah ada makanan yang belum tersentuh. Selepas menyiapkan semuanya ia kembali ke kamar gadis itu. Duduk di tepi ranjang Freya. Kenan menyendokkan buburnya, mengarahkan sendok itu ke mulut Freya. "Buka mulutnya."

Freya menghela pelan, terpaksa ia menuruti kemauan Kenan dengan membuka mulutnya. Menerima suapan dari Kenan dengan malas.

"Betewe, Abang lo ke mana?"

Bahu Freya terangkat. "Dia bilang nganterin surat gue ke sekolah, tapi sampe sekarang belum balik."

Kenan hanya manggut saja seraya terus menyuapkan bubur itu ke mulut Freya.

"Udah ya," minta Freya menggeleng pelan.

"Satu kali lagi." Kenan kembali mengarahkan sendok berisi buburnya ke mulut Freya. Freya menerimanya dengan ogah-ogahan.

Kenan mengembalikan mangkuknya, beralih mengambil obat dan segelas air. Ia menyodorkan pada Freya.

"Harus?" tanya Freya menatap aneh obat yang diberikan Kenan.

"Wajib," tekan Kenan.

Freya berdecak sembari mengabilnya. Meminum obat itu tanpa napas dalam sekali tegukan.

Kenan mengambil alih lagi gelas di tangan Freya. "Tidur lagi sana," suruh Kenan meletakkan kembali gelasnya di nampan.

Karna sudah merasa pusing, Freya lekas membaringkan tubuhnya. Kedua matanya langsung tertutup rapat dengan menoleh ke samping. Kenan berdiri, menaikkan selimut Freya hingga batas dada.

✧༺♥༻✧

Kenan masih berbaring tengkurap di ranjangnya. Padahal ini sudah waktunya untuk pergi ke sekolah. Tapi lelaki ini enggan untuk menyatukan jiwa dan raganya. Dering alarm di atas nakas berlagu energic terdengar. Barulah kepala Kenan terangkat. Tangan panjangnya terulur mematikan alarm. Serasa tidak ada gangguan lagi, Kenan kembali menelehkan kepalanya. Ia akan bolos sekolah hari ini. Rasa malas yang hqq ada pada dirinya sekarang.

Cinta Seorang Gamers (TAMAT)Where stories live. Discover now