❃ PART 11 ❃

190 13 0
                                    

     Freya asik menskrol galerinya. Semalam di kebun mawar indah dengan dipenuhi lampu-lampu kecil. Tidak sia-sia semalam Freya mengajak Kenan untuk datang ke tempat itu. Untungnya Freya bisa berselfi ria dengan Kenan. Meski lebih banyak wajah datarnya, tapi Freya berhasil membujuk Kenan untuk tersenyum menawan.

Seperti hal yang langka saja mendapatkan senyuman itu. Hati Freya tak henti mengeluarkan bunga-bunga. Ia bahagia bahkan sangat. Semalam adalah hal teristimewa baginya. Freya mengabadikannya dalam foto itu.

Sumpah demi apa pun gue seneng banget, batin Freya tak bisa melunturkan senyumannya.

"Woi Freya!" seru Iren menepuk keras bahu Freya, membuat sang empunya terlonjak kaget dan dengan spontan menekan tombol power di ponsel.

"Gila lo! Kalo gue jantungan gimana?" amuk Freya dengan suara keras pula.

Sang pelaku justru menyengir tak berdosa seraya menggaruk tengkuknya yang tak terasa gatal. "Ya sori, Fre. Gue udah manggil lo dari tadi malah nggak denger."

"Apaan?" tanya Freya akhirnya, jengah dengan belit-belit si Iren teman sebangkunya.

Iren mendudukkan tubuhnya dulu di samping Freya. "Lo udah tahu belom?"

"Ya mana gue tahu."

"Pulang sekolah pasti seru," beritahu Iren.

Keriput di dahi Freya terlihat. "Seru karna?"

"Gue denger-denger sih, ketos kita bakal baku hantam sama Valdi anak MIPA 3 di lapangan tengah," info Iren.

Mata Freya memicing. "Kenapa? Mereka punya masalah?"

Iren menaikkan bahunya. "Mana gue tahu, itukan isu-isu anak di kantin."

"Lo mau liat nanti?" tanya Iren melanjutkan.

"Kurang tahu."

"Mending liat aja deh, temenin gue, mau ya?" minta Iren bergelut di lengan Freya.

"Maybe, liat aja deh nanti."

"Pasti mau nih," simpul Iren sendiri.

✧༺♥༻✧

BUUK! Satu hantaman lolos mengenai rahang Ari. Rata-rata yang menonton ketika guru telah pulang adalah kaum hawa. Sementara cowok di sini kemungkinan teman sekelas atau teman dari keduanya.

Di saat keduanya dilingkari oleh lautan manusia. Freya menerobos mereka sampai berada telak di depan menyaksikan pergulatan tanpa sebab yang ia tahu. Freya mencoba bertanya pada siswi beda kelas di sebelahnya.

"Mereka berantem karena apa?"

"Karna lo mereka jadi berantem," beritahu siswi itu.

"Gue?" tanya Freya menunjuk dirinya sendiri dengan mata melotot pada cewek itu.

"Mereka ngerebutin elo, sadar nggak sih?" sinis cewek itu.

Freya mengalihkan pandangan pada orang yang menonton. Tatapan hampir semua siswi mengarah padanya dengan sinis. Freya jadi bingung sendiri dengan persoalan mereka. Untuk apa juga mereka memperebutkan dirinya dengan cara tidak sehat.

"Lo harus ngelerai mereka sebelum ada guru. Ini semua juga gara-gara lo," suruh cewek tadi. Yang Freya tahu dia dari kelas 11 IBB.

Freya bingung sendiri harus melakukan apa. Ia resah sendiri dengan keringat dingin, padahal Freya tahu ini bukan salahnya. Ini salah mereka yang merebutkan sesuatu dengan tidak sehat. Lagi pula dirinya bukan barang yang dapat dimiliki orang seenak jidat.

Cinta Seorang Gamers (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang