THIRTY NINE

9.4K 424 14
                                    

Begitu membuka mata, Nina mendapati dirinya tidur di kamar Alex. Dia menoleh kepada pria yang tertidur disampingnya tanpa mengenakan sehelai benang pun, begitu juga dengan dirinya. Nina meringis ketika melihat sekujur lengannya penuh dengan memar. Ketika ingin bangun dari tempat tidur, rasa sakit langsung menjalari sekujur tubuh hingga membuatnya ingin berteriak. Nina menatap nanar pria yang berada disampingnya, pria yang membuatnya hingga seperti ini.

Alex memperkosanya!

Kata-kata itu berulang kali terngiang di kepalanya setelah apa yang diperbuat pria itu padanya. Alex memaksakan kehendaknya, merengut sesuatu yang akan diberikannya kelak. 

Air mata langsung membanjiri wajahnya. Dia sangat mencintai Alex. Namun apa yang pria itu lakukan membuatnya merasa hancur. Nina ingin sekali menganggap kalau itu semua adalah mimpi tetapi rasa sakit disekujur tubuhnya menandakan itu adalah nyata.

Isakan tangisnya membuat Alex membuka mata. Nina berteriak sekencang-kencangnya dan meronta untuk melepaskan tarikan pria itu. Akan tetapi, Alex lebih kuat. Dia berhasil menjatuhkan tubuhnya di atas kasur dan mengurungnya dibawah.

"Menjauh dariku! Aku membencimu!" Ya, dia membenci Alex sekarang. Keinginannya adalah pergi dari tempat ini dan tidak ingin bertemu pria yang hanya menginginkan tubuhnya.  

"Nina, aku ..."

"Jangan panggil namaku!" potong Nina. "Jangan memanggil namaku. Kau menghancurkanku!" Tangisan dan rintihan kesakitan bercampur menjadi satu. Nina tidak tahu harus bagaimana setelah ini. Batinnya telah lelah. Ingin rasanya dia mengakhiri hidupnya dan bertemu dengan ayahnya di akhirat sana.

Dada Alex remuk melihat wajah kesakitan kekasihnya. Apa yang dilakukannya telah menyakiti perasaan Nina. 

Alex sungguh mencintai Nina. Dia dibutakan oleh gairah sesaat dan menyakitinya. Erangan frustasi keluar dari mulutnya ketika membayangkan Nina meninggalkan dirinya. Kesalahan yang diperbuatnya terlalu fatal dan tidak mungkin dimaafkan.

"Nina, dengarkan aku. Aku ..."

"Cukup!" Kali ini Nina berseru lebih keras hingga menyakiti tenggorokannya. Tatapannya yang tajam mampu membuat Alex memperlihatkan ekpresi terlukanya. Nina tidak bergeming melihat raut permohonan dari wajah Alex. Sebaliknya, dia kembali meronta hingga mencakar dada bidang miliknya.

"Lepaskan aku bajingan! Lebih baik aku mati dari pada harus menjadi jalangmu!"

"You are not a bitch!

Teriakan Alex sanggup membuat jantungnya berdegup kencang. Ketika Alex menaikan sebelah tangannya, Nina menutup mata rapat-rapat bersiap menerima tamparan. Rasa sakit tidak kunjung datang menerpa wajahnya. Justru Nina merasakan usapan lembut di jemari kanannya dan sehingga cengkramannya mengendur. Setelahnya sesuatu yang dingin melingkar di jari manisnya.

"I-ini ..." Mata Nina terbelalak ketika melihat sebuah cincin yang melingkar sempurna disana. Cincin itu sangat sederhana dengan bentuk untaian yang menjalin satu sama lain. Disela-sela untaian itu, terhiaskan kristal-kristal kecil yang memenuhinya. Secara keseluruhan, cincin itu adalah benda terindah yang baru pertama kali dilihatnya.

 Secara keseluruhan, cincin itu adalah benda terindah yang baru pertama kali dilihatnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Only youWhere stories live. Discover now