🍒 Keluarga Dokter

2.7K 261 143
                                    

a stories by @MarentinNiagara

✏✏

Lahir di Cambridge namun besar di Indonesia. Inilah ceritaku, memiliki dua kakak kembar yang sangat usil tapi selalu membuatku kangen jika tidak bertemu dengannya. Mereka usil dan aku juga memposisikan diri untuk bisa selalu diusili.

Itu yang membuat pepo dan mimomku kadang harus menepuk dada untuk mengurus kami bertiga.

Mas Habeel dan Kak Hafsha memang dua orang kembar yang selalu aku rindukan untuk membuat hariku berwarna.

Hari ini baru saja kami mendarat dari perjalanan panjang. Pepoku baru saja menyelesaikan sekolah spesialis dokternya di Negeri Paman Sam. Itu sebabnya mengapa aku lahir di sana. Kerenkan? Bagaimana menurutmu tempat lahirku di luar negeri, bukankah itu yang selalu di bilang orang Indonesia keren. Padahal menurutku biasa saja.

Namun boleh dong aku berdoa semoga saat aku besar nanti bisa seperti pepo atau mimom yang bisa merasakan sekolah di luar negeri.

Lelah tentu dirasakan oleh pepo dan mimom. Karena sepanjang perjalanan harus menjagaku dan kedua kakakku yang tidak bisa diam sepanjang berada di dalam pesawat. Untunglah ada abi dan juga umi yang bersama kami untuk pulang ke Indonesia.

Ah keluargaku menjadi sangat besar ketika kami telah sampai di rumah kedy. Kalian tahu rasanya aku melihat pepo di masa yang akan datang saat berada di gendongan kedy, jangan berpikiran kedy yang menggendongku ini wanita cantik lincah dengan rok mininya yang suka membawa stik golf di lapangan ya. Kedy di sini yang aku maksudkan adalah kakekku, suami dari nebunku tercinta.

Memiliki profesi yang sama denga pepoku membuatnya terlihat sangat klop jika membahas tentang kesehatan kami. Tapi lagi-lagi mataku sudah tidak bisa diajak kompromi, aku akhirnya tertidur di gendongan super kakek yang masih luar biasa ini menurutku.

Aku masih harus menyesuaikan dengan kebiasaanku di Cambridge, kalian tahu kan kalau selisih waktu antara Blitar dan Cambridge itu 11 jam. Itu yang membuat pola tidurku menjadi agak semrawut. Malam hari aku terjaga sedangkan pepo dan mimomku masih tertidur dengan lelapnya. Sebenarnya kasihan juga, tapi aku butuh teman yang bisa mengajakku bicara meski sesungguhnya aku juga belum bisa bicara seperti mereka.

Tangisanku akhirnya membangunkan mimomku. Sesaat meraihku untuk memberiku susu. Ah bermain dengan sesuatu yang membuat duniaku indah. Namun saat aku tahu pepo juga terbangun untuk mengajakku bercanda itu yang membuatku akan sangat marah. Apalagi kalau pepo memintaku untuk cepat tidur karena akan bicara-bicara dengan mimomku.

"Awas ya pepo, ini milikku dua. Jangan pernah diambil. Ketahuan aku nanti pepo yang ambil aku bakal nangis 7 hari 7 malam nggak diam diam!" enak aja si pepo nyuruh aku tidur sementara mau bicara-bicara sama mimomku. Mimpi dulu sana pepo. Aku masih mau nyusu mimom dulu.

Pagi harinya aku sudah terbangun namun tidak lagi bersama pepo dan mimom. Sudah ada jadduma dan nebun yang secara bergantian mengajakku bicara dan bermain. Ah kemana dua orang yang harusnya ada saat aku membuka mata. Pepo benar-benar ya. Awas saja aku akan serius menjalankan aksiku. Nangis 7 hari 7 malam!

Jangan sebut namaku kalau aku tidak bisa melakukan ini. Oh iya, kalau kalian belum kenal namaku, akulah Hazwan Abidzar. Aku memiliki pepo bernama Hanif Asy Syafiq dan mimom yang bernama Azzalea Mufazzal. Kalian pasti mengenalnya dengan baik karena keluargaku cukup famous ternyata di Indonesia.

Sampai tukang sayur di pasar tahu semua tentang kisah ngidam kedyku dulu. Sayangnya menurut cerita nebun, Bu Odah yang dulu pernah digantiin kedy waktu nebun hamil aunty twin kini sudah tidak lagi berjualan karena faktor usia.

Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang