Kumpulan Cerpen

🍒 RESTU

A story by AndreRain5
✏️✏️

Pilihlah wanita karena 4 hal yaitu, kecantikannya, nasabnya, budi pekertinya dan tentu juga agamanya.

Sampai pada akhirnya pilihanku jatuh kepada sosok wanita yang membuatku mampu mengagumi sebagai sosok seorang pria yang begitu mengagumi ciptaanNya dalam bentuk wanita dewasa, anggun nan mempesona. Anne Claire, kedua orang tuanya memberikan nama secantik parasnya. Rasanya bukan hanya aku yang mengakui bahwa kecantikannya bisa membius mata hampir setiap laki-laki yang memandangnya.

Keramahan dan kesantunan budi pekertinya menjadi nilai plus yang tersemat hingga membuat banyak pria bersaing mendapatkan dirinya. Jika pada akhirnya aku adalah satu-satunya laki-laki yang dipilihnya untuk bisa berjuang bersama, tentu saja rasa kesyukuran itu selalu menjadi hal utama yang aku panjatkan kepada Allahu Rabb setiap waktu.

Berawal dari mengaguminya hingga akhirnya bisa memiliki mimpi yang harus diperjuangkan bersama. Selama tiga tahun ini kami berhubungan untuk saling menyelami dan ingin mengetahui lebih banyak tentang apa saja yang disukai ataupun tidak disukai oleh pasangan.

Ya, cinta sepertimya sudah membuat dunia kami begitu berwarna meski hanya secara sederhana kami merangkai cerita demi cerita. Aku bukanlah laki-laki yang berasal dari kalangan berada sehingga kala menginginkan sesuatu harus dengan perjuangan yang ekstra kuat untuk bisa mencapai mimpi yang diinginkan itu.

Laki-laki yang nantinya harus bertanggung jawab kepada keluarga, bertanggung jawab untuk mendidik istri, dan bertanggung jawab untuk semuanya tanpa harus menyusahkan lagi kedua orang tua kami masing-masing.

Menjadi karyawan swasta dengan gaji yang bisa dikatakan cukup untuk menghidupi kami nantinya. Ya menjadi seorang pegawai bukanlah suatu halangan untuk bisa membuka usaha sendiri, mencoba peruntungan untuk bisa bersaing menjadi entrepeneur yang baik.

Ulet, pekerja keras dan tentunya tekun, itulah kunci yang coba aku bangun untuk bisa diperhitungkan di dunia bisnis. Dan semuanya tentu saja membuat waktuku bertemu dengan Anne menjadi berkurang banyak. Namun tak menjadi masalah, toh aku berusaha juga untuk membahagiakannya nanti. Sejauh ini dia cukup mengerti, dan semoga saja pun demikian halnya dengan keluarganya.

Namun kenyataannya sepertinya semesta tidak mendukung perasaanku. Saat semua telah aku raih dan aku mengambil keputusan terbesar dalam hidupku bahwa akan resign dari tempatku bekerja dan ingin mengembangkan usaha. Disaat yang sama pula aku menerima kabar bahkan hanya dengan tulisan namanya saja membuat air mataku meleleh.

Tidak ada angin, tidak ada hujan. Siang itu, aku menerima sepucuk undangan berwarna biru langit. Ingatanku kembali kepada Anne, warna biru yang merupakan warna favoritnya. Dulu kami pernah membicarakan bahwa suatu saat nanti ketika kami menikah, kami akan membuat undangan pernikahan berwarna biru, sama seperti yang aku pegang saat ini.

Hanya saja ketika aku mulai membuka dan mendapati namanya bertengger manis di sana, bukan bersanding dengan namaku namun dengan orang lain. Allah, cobaan apa ini? Apakah tidak ada yang lebih memanusiakan manusia dengan cara memberitahukan dengan membicarakan baik-baik terlebih dahulu daripada langsung mengirim undangan seperti ini?

Apa mereka tidak berpikir bahwa ini bisa menyebabkan dokter jantung akan bertambah pasiennya?

Untunglah hatiku itu Allah yang membuatnya, bukan produk buatan Chi*a atau Ind*a hingga dia masih tetap terpatri di tempatnya malau rasanya seperti jatuh, teriris dan menggelinding entah berhenti di mana.

Aku menatap nanar ke arahnya yang dibalut gaun pengantin, dia Anne. Gadis yang selama dua tahun kupacari harus aku relakan bersanding dengan Andi pemuda tampan, mapan dan terlahir dari keluarga yang cukup berada di desaku.

Pak Joko, ayah Anne menjodohkan mereka dan setiap keputusannya tak bisa diubah apalagi dibantah. Ya aku tahu dan paham betul siapa beliau. Ayah Anne adalah type Ayah yang tegas dan otoriter terhadap keluarganya, apalagi terhadap anak gadisnya, Anne.

Dan aku harus dipaksa mengerti, dipaksa harus menerima kenyataan, bahwa kami memang bukan ditakdirkan untuk bersama. Meski aku tahu perasaan Anne terhadapku begitu besar dan begitu ingin tetap terus bersama, membangun mahligai bahtera keluarga. Tapi, kenyataan selalu berlainan dengan yang diharapkan.

Aku menyalami keduanya.

Jujur, hati ini begitu hancur, kaki ini begitu gemetar dan mataku sembab melihat kenyataan yang teramat sangat pahit kurasakan.

"Semoga kalian berbahagia." Kalimat itu terasa kelu dilidahku, tapi aku harus mengucapkannya sebagai tanda, bahwa aku ikhlas menerima semuanya.

Anne menubrukku, memelukku dengan cucuran air mata sambil terus mengucapkan kata maaf, bahwa dirinya tak mampu memperjuangkanku dan menyakinkan orang tuanya, bahwa aku yang dia harapkan berada disisinya.

Kulepas pelukannya, kugenggamkan tangan keduanya sambil menyakinkan bahwa aku tidak apa-apa dan akan baik-baik saja. 

Aku turun dari pelaminan, menegarkan hati meskipun teramat nyeri. Terima kasih Anne, terima kasih bahwa sampai saat ini kau masih mencintai aku, pemuda yang tak punya apa-apa ini. Terimalah dia sebagai pilihan orang tuamu, takdir pendamping hidupmu.

Biarlah, biar kujadikan cintamu sebagai prasasti dalam hatiku, biar luka ini kusembuhkan sendiri dan semoga waktu merestui untuk aku dipertemukan pada lain hati dikemudian hari.

Aku masih bertahan bersama pilu dan merajut semua mimpi kita yang pernah terukir sendiri, di sini dan itu tanpamu.

Serpong
20.11.2019

✏ -- the end -- ✏

Andrean

NB: mohon maaf untuk gubahannya, tanpa mengurangi isi dari sebuah cerita. Karena cerpen dengan 300 kata itu rasanya masih kurang panjang untuk membentuk karakter dalam sebuah cerita. 🙏🙏🙏

Thanks Andrean AndreRain5 sudah bergabung di sini 🙏🙏

Blitar, 20 September 2020

Mana yang nulis, yang nulissss inihhhh mana???? 😂😂😂😂

Silakan kirim ke email author ke
marentin_niagara@yahoo.com

Akan saia publish tentunya melalui proses editing typo tanpa mengurangi isi cerita.

Berminat untuk gabung?
Ayo...ayooo...ayoooooo 😍😍😍