🍒 I Long For You, Frian Ardiera

1.3K 134 6
                                    

A story by @PlanetPulu

✏️✏️

Disaat itu aku memliki seseorang yang dapat membuatku tertawa, menangis, merasakan dunia ini hanya milikku dan melupakan setiap masalah yang aku hadapi.

Saat itu, dialah orang yang selalu ada untukku, apa pun situasi yang kuhadapi. Dia selau membantuku saat aku putus asa karena kehilangan arah dan tujuan hidupku, saat aku frustasi dengan setiap keadaan yang kudapatkan. Dia adalah orang yang tidak akan pernah tergantikan oleh siapa pun, tidak akan pernah walaupun penggantinya memiliki kekayaan yang berlimpah bahkan memiliki paras yang rupawan atau bagaimanpun wujudnya, orang itu tidak akan pernah bisa menggantikannya.

Hari demi hari sudah aku lewati tanpanya, hidupku sudah sangat tidak baik lagi saat ini. Seperti mati rasa perasaan di kehidupanku ini, hati yang lemah ini sudah membeku layaknya seseorang yang dikecewakan oleh orang orang di sekelilingnya, serta tidak ada lagi tawa ceria diriku yang kudengar dari telingaku sendiri.

Di hari minggu pagi ini, sebuah keluarga sibuk dengan urusannya masing-masing. Sang pemimpin keluarga ini sibuk dengan koran serta secangkir kopi di hadapannya, sang pendamping pemimpi keluarga ini pun sibuk menyiapkan sarapan untuk kedua anaknya yang ia sayangi dan di sana juga terlihat anak perempuan yang sedang meminum susu coklat kesukaannya.

"Pagi cewek." Suara anak laki-laki dari pasangan suami istri tersebut terdengar menyapa adik kesayangannya.

"Genit banget sih! Heran." Cemberut adik perempuannya.

Aku adalah Fianisya Armeira. Yang memiliki kakak laki-laki yang bernama Frian Ardiera. Kami adalah kakak beradik yang sangat kompak, menjaga satu sama lain, serta senantiasa membantu kesulitan satu sama lain. Kami juga pernah beranggapan bahwa kami tidak akan pernah terpisahkan bagaimanapun caranya serta bagaimanapun keadaannya. Sudah semestinya anggapan kami itu menjadi contoh untuk kakak beradik lainnya.

Frian, laki-laki yang menganggap aku sebagai separuh dari bagian hidupnya, ia sendiri berjanji pada dirinya bahwa dia tidak akan pernah meninggalkan aku yang berperan sebagai adik kesayangannya serta dia akan selalu ada apapun suasana yang aku hadapi baik itu bisa membuat ku sedih ataupun gembira.

"Kak, duduk sini deh kak. Liat deh, menurut Fia ini gak ada bagus-bagusnya," ucapku kecewa. Tapi aku heran karena kakakku tidak marah saat aku menunjukkan nilai raport ku yang tak memuaskan itu. Ia malah melangkah meninggalkan meja makan menuju ke lantai dua. Aku mengikuti langkahnya, karena seperti itu lah aku ketika memberitahunya suatu kejadian dan ia malah memilih pergi, sudah pasti aku akan mengikutinya.

Ternyata ia menuju ke kamarnya, aku tetap mengikuti nya. Dia duduk di sudut tempat tidurnya sedangkan aku masih saja berdiri di depan pintu kamar yang sudah tertutup ini.

"Sini deh, duduk dekat Kakak." Ajaknya.

"Nilai kamu standart untuk orang seperti kamu, orang yang jarang belajar dan lebih memilih untuk main bareng kakak dan temen kakak. Ini udah bagus, hanya saja kamu harus tingkatkan lagi kinerja belajar kamu, terapkan metode yang gak buat kamu bosen Fi. Kalau kamu bosen atau ngerasa kesulitan kamu bisa minta bantuan kakak. Kakak bakalan ada buat kamu Fi, percayakan?" aku diam tak membalas perkataanya. Dia benar-benar orang yang selalu ada untukku apapun situasinya.
Di Senin pagi terdengar teriakan dari dalam rumah ini.

"Fia ... ayo berangkat. Nanti kamu telat loh." Suara teriakan itu berasal dari ruang depan yang terdengar hingga kamarku. Itu suara kak Frian.

Kumpulan CerpenWhere stories live. Discover now