06."WHAT SHOULD I DO?"

5.1K 641 24
                                    



Sinar matahari yang mengintip malu malu dicelah celah gorden tingkap kamar miliknya, memaksa sosok manis itu membuka matanya walau terasa sangat berat.

"Eung...sstt" lenguhan serta ringisan itu terdengar saat dia berusaha bangun dan langsung diserangan dengan pusing serta denyutan nyeri dikepalanya. Seakan semua disekelilingnya berputar: Memijit dahinya berharap pusing nya akan lekas hilang.

Renjun, sosok manis itu menyandarkan kepala nya diheadboard kasur masih dengan memijit pelan dahinya.

Tok! Tok!

Renjun mengangkat wajahnya memandang tepat kearah pintu kamarnya yang di ketuk tadi dan tak lama terdengar suara Haechan dari luar, menanyakan jika dia sudah bangun apa belum.

"A-aku sudah bangun, Chan. 30 menit lagi aku turun" jawabnya dengan suara parau.

Tak ada lagi ketukan atau suara Haechan, Hanya suara samar tapak kaki yang semakin menghilang. Renjun perlahan turun dari kasur nya dengan jalan sempoyongan menuju ke kamar mandi.

Tepat 30 menit, sudah terlihat bayangan Renjun yang sedang menuruni anak tangga dengan perlahan.  Wajahnya sudah terlihat segar walau tak dipungiri matanya terlihat membengkak pasca menangis satu malam.

"Selamat pagi" sapa Renjun saat sudah bergabung dengan keluarga kecil itu. Dan dibalas dengan hangat oleh mereka.

"Kau akan ke butik?" Tanya Haechan sembari menyuapi sang anak bubur buatannya.

"Iya. Aku harus memeriksa beberapa design baju pengantin, mereka akan mengambil nya sore ini." Jawab Renjun setelah mengunyah habis sandwich buatan Haechan. Ya tradisi orang barat dengan makanan ringan di pagi hari.

Haechan mengangguk paham.

"Oh!, tadi Samuel telpon dia bilang kau tidak mengaktifkan ponsel mu semalaman suntuk jadi dia khawatir. " ujar Haechan kemudiannya.

Mendengar nama itu, Renjun menghela nafas.

"Lain kali tidak usah diangkat,Chan." Jawab Renjun

Kehidupan selama 2 tahun di Canada mustahil tidak ada yang tertarik pada designer manis itu, Salah satunya Samuel, seorang penyanyi solo terkenal bukan saja dicanada bahkan di seluruh negara mengenal sosok itu.

Bertemu secara tak langsung saat mereka memesan baju buat concert anak itu dicanada dan tak menyangka sang pemilik baju yang mengambil nya sendiri. Sejak dari itu, Samuel selalu menganggunya entah menelponnya tiap malam atau mendatangi butik nya secara tiba-tiba, mengajaknya makan bersama, walau sudah beberapa kali direject oleh Renjun.

Hati Renjun sudah terikat dan tertutup rapat bahkan terkunci. Hanya satu orang yang mempunyai kunci itu. Katakan saja Renjun lebay, tapi itu kenyataannya. Dan kalian tahu benar siapa orang nya.

"Wae? Samuel terlihat serius padamu, Ren." Bukan Haechan yang bersuara tapi Mark yang sedari tadi hanya menyimak.

"Aku tidak ingin menjalinkan hubungan dengan artis. Nanti aku diteror fans gilanya." Alasan Renjun.

Haechan dan Mark hanya mengangguk paham. Itu hak Renjun, mereka cuma bisa menasihati selebih nya dari Renjun. Mereka ingin menanyakan soal Kemarin tapi takut merusak suasana hati Renjun yang sedikit membaik walau binar cerah seperti dulu sedikit pudar. Lihat! Hanya sedikit. Renjun pintar menyembunyikan perasaannya. Jika butiknya bangkrut, saran kan Renjun buat melamar jadi pelakon saja.

Tapi rasanya itu mustahil. Hah!, Lupakan saja.






Dark Past













DARK PAST | JaemRenWhere stories live. Discover now