08. "It's Our Happy Ending?"

7.8K 699 123
                                    

Renjun membenarkan selimut yang dipakai Chenle juga Jisung. Iya jisung, setelah berfikir panjang Renjun membawa Jisung bersama, Mana mungkin dia tega meninggalkan Jisung sendiri dihalte diwaktu menjelang malam.
Renjun juga sudah menghubungi Jaemin, mengatakan kejadian tadi dan Jisung yang sekarang bersamanya saat dua curut itu menikmati makan malam mereka. Jaemin akan datang sejam lagi. Dan tebak Jaemin tidak tahu Jisung belum dijemput. Ortu seperti apa mereka, huh?.

Renjun juga sedikit bersyukur, perusahan Mark mengadakan makan malam saat ini jika tidak pasti banyak pertanyaan-pertanyaan dari Haechan.  Apa lagi nanti kemunculan Jaemin

Hah, memikirkan Jaemin yang akan datang membuat Renjun deg degan. Apa lagi kemungkinan besar Jaemin bersama isteri nya. Apa yang harus Renjun lakukan?

Ting Tong! Ting Tong!

Renjun tersentak dalam lamunannya saat bel rumah mereka berbunyi

'Itu pasti Jaemin' batinnya

Astaga Renjun gugup sekali rasanya. Renjun mengelus dada kirinya buat menenangkan jantungnya yang seakan ingin keluar. Renjun bercermin sebentar, merapikan rambutnya yang sedikit berantakan serta hoodie oversize nya dan melotot lucu saat menyadari diri memakai seluar sangat pendek memperlihatkan kaki jenjang nan mulusnya. Gila saja dia muncul didepan Jaemin seperti ini. Tanpa buang waktu Renjun segera mengapai jeans hitamnya dan memakai nya sedikit buru-buru saat bel kembali berbunyi.

Berlari menuruni anak tangga dan berdiri didepan pintu utama, berhenti buat menstabilkan nafasnya yang sedikit tersengal sengal lalu membetulkan kembali surai serta pakaianya. Seperti ingin bertemu kekasih saja-,-.

Membuka pintu utama itu dan muncul Jaemin yang berbalut kemeja putih dengan lipatan lengan baju hingga siku memeperlihatan lengan kokoh dan berurat itu serta celana bahan warna hitam. Renjun terpana. Astaga!  Jaemin sangat Tampan!

Renjun tersadar seketika lalu tersenyum kikuk saat Jaemin memandang anehnya.

"Masuk lah, Jisung ada diatas. Dia tertidur." Ujar Renjun memberi ruang agar Jaemin bisa masuk.

Jaemin yang diberi izin, segera masuk dan Renjun menutup semula pintu saat melihat hanya Jaemin Seorang yang datang. Syukurlah.

Renjun berjalan dibelakang Jaemin, yang berjalan sembari melihat lihat sekeliling rumah mereka. Saat Jaemin berhenti reflek Renjun juga berhenti. Jaemin berbalik memandang Renjun

"Kamar mana?" Tanyanya

Renjun mengernyit lalu perlahan faham.

"I-itu di atas." Jawabnya

Jaemin tanpa membalas kembali melangkah menuju tangga sebelum suara Renjun menghentikan langkahnya.

"Jaem, apa kita bisa bicara?" Tanya Renjun.  Yah mungkin ini saatnya.

Jaemin bergeming membuat Renjun berasa seakan ditolak. Tak lama tubuh Jaemin menegang saat  telapak tangan halus itu memegang lengan nya diikuti lirihan Renjun.

"Sebentar saja.." lirih Renjun memandang Jaemin memelas yang sekarang balas memandang nya dengan pandangan datar. Tiada binar seperti dulu.

Dan disinilah mereka, diruang makan lebih tepat dimeja makan, duduk berhadapan dengan satu mug berisi kopi buatan Renjun dihadapan Jaemin.

Renjun mengigit bibir bawahnya gugup. Sudah bermenit menit berlalu hanya ada hening diantara mereka. Jaemin yang menunggu Renjun buka bicara dan Renjun masih gugup untuk buka bicara.

"Ada apa?" Tanya Jaemin jengah dengan keheningan melanda mereka.

Renjun tersentak, Astaga! Renjun mengelamun lagi.

DARK PAST | JaemRenWhere stories live. Discover now