Chapter 1

3.2K 190 23
                                    

Hermione merapatkan kembali mantel panjangnya. Udara Inggris saat ini sungguh tidak bersahabat, cuaca terasa sangat dingin menggigit tulang. Ia mengetuk pintu kayu di depannya, ia mengetuk dengan perlahan-lahan. Karena dari penampakannya pintu ini terlihat sudah rapuh, sehingga ia khawatir akan merubuhkannya jika ia mengetuk terlalu keras, mungkin nanti ia akan mengingatkan Arthur atau Molly untuk memperbaiki atau mengganti pintu rumah mereka.

Hermione menggigil, belum ada yang membukakan pintu untuknya. Apa ia datang bertamu terlalu pagi? Sekali lagi ia mengetuk, dari dalam rumah ia bisa mendengar suara langkah kaki terburu-buru menuju pintu.

"Siapa?" seseorang berteriak dari balik pintu.

"Harry?". Hermione sedikit kaget melihat Harry yang membukakan pintu untuknya.

Harry dapat menangkap ekspresi bingung sahabatnya.

"Semalam aku menginap disini, menemani Ron bermain catur, kami lupa waktu..dan akhirnya aku menginap disini" Harry menjawab dengan gugup.

"Tenanglah Harry, aku tidak menghakimi" Hermione tertawa melihat Harry yang mulai meracau gugup.

"Oh masuklah Hermione, udara di luar benar-benar dingin" Harry mundur selangkah dan membuka pintu lebih lebar agar Hermione bisa masuk.

"Akhirnya kau mengerti juga penderitaanku disini, ngomong-ngomong dimana semua orang?" Hermione bertanya sambil meletakkan mantelnya pada gantungan mantel di samping pintu.

Harry terlihat sedikit berpikir, "Arthur dan Molly pergi menjenguk Bill di Shell Cottage, George entah berada dimana, semalam ia tidak pulang, Ron masih mendengkur di kamar dan Ginny kurasa sedang di kamar mandi".

Suara langkah kaki menuruni tangga, terdengar suara tangga yang berderit-derit seolah penuh dengan penderitaan menahan bobot orang yang melewatinya.

"Hermione, kau kah itu?" kepala Ginny terlihat mengintip dari atas tangga. Dengan energi yang sedikit berlebihan Ginny berlari menuruni tangga.

"Wow, aku tahu kau merindukanku tapi tidak perlu berlarian Gin" Hermione berteriak dengan setengah tertawa melihat kelakuan Ginny yang kadang masih sedikit kekanak-kanakan.
Saat Ginny sudah sampai di lantai dasar, ia memeluk Hermione dengan hangat.

"Aku merindukanmu kau tau? Aku sungguh sangat bosan bergaul dengan para laki-laki di rumah ini, sudah hampir seminggu tidak ada spesies perempuan di rumah ini, selain Mom tentu saja. Kemana saja kau? Kenapa seminggu ini tidak mampir ke The Burrow?" Ginny berkata dengan nada tinggi.

"Pelan-pelan Gin, maafkan aku karena seminggu ini pekerjaanku sedikit menumpuk. Kau tau hampir semua pekerjaan di Departemen Pelaksanaan Hukum Sihir dilimpahkan padaku" Hermione berkata sambil cemberut karena sebal mengingat pekerjaannya yang menumpuk di kantor.

"Tentu saja Nona Asisten Kepala Departemen, Pak Kepala pasti dengan senang hati melemparkan semua pekerjaannya pada asistennya yang pintar dan rajin." Harry berkata sambil meneguk cokelat panasnya.

Hermione mengerang kesal dengan perkataan Harry. Namun, ia kembali teringat tujuannya datang ke The Burrow.

"Gin, apa kau mendapat undangan dari Luna?"

"Ya, Hermione. Baru saja aku akan menghubungimu" kata Ginny.

"Undangan apa?" Harry berkata dengan bingung.

"Undangan pernikahan Luna." jawab Ginny

"Apa?" Harry menyemburkan cokelat panasnya. "Luna akan menikah? Dengan siapa? Kenapa aku tidak di undang?" Harry mengelap cokelat yang masih menetes dari mulutnya.

"Theodore Nott, kau tau? Slytherin di tahun kita. Tidak, aku tidak tau kenapa mereka bisa menikah jika kau bertanya. Kurasa Luna memang sedikit tertutup mengenai kehidupan asmaranya. Aku juga baru mendapatkan undangannya tadi malam. Pagi ini aku langsung kesini untuk menanyakan siapa saja yang dapat undangan" kata Hermione.

Granger & Malfoy (Dramione Fanfiction)Where stories live. Discover now