Chapter 4

1.1K 131 11
                                    

Chapter 4

Hermione berdiri di luar rumah Luna dengan mengacungkan tongkat sihirnya kepada si pendobrak yang nampaknya sampai saat ini belum menyadari keberadaannya. Si pendobrak seperti ragu sesaat, namun tak lama ia mengayunkan linggisnya dan memecahkan kaca jendela.

Waktu seakan berjalan lambat. Pecahan kaca beterbangan dan menghujani si pendobrak, ia mengangkat lengannya untuk melindungi wajahnya dari pecahan kaca.

Suara gonggongan anjing terdengar dari kejauhan.

Si pendobrak bertopeng meraih daun jendela dan memanjat untuk memasuki rumah Luna. Tiba-tiba aliran adrenalin mengalir deras dan menyentak tubuh Hermione. Ia harus segera menghentikannya.

"Hei, berhenti disana!" teriak Hermione. Hermione berlari sambil mengacungkan tongkat sihirnya.

"Sial!" jerit si pendobrak, ia melompat turun dan mengeluarkan tongkat sihirnya, namun sayangnya ia kalah cepat dengan Hermione.

Dengan gerakan cepat Hermione mengayunkan tongkatnya dan melucuti lawannya. Tongkat si pendobrak terlempar dan jatuh di dekat kaki Hermione, ia memungutnya.

Dengan panik si pendobrak berlari meninggalkan Hermione, ia berlari menuruni jalan kecil di samping rumah Luna.

"Hei, kembali kesini!" teriak Hermione

Si pendobrak masih terus berlari. Tanpa berpikir dua kali, Hermione mulai mempercepat larinya untuk mengejarnya. Si pendobrak menendang tempat sampah dan menghalangi jalan Hermione. Namun dengan gerakan lincah, Hermione melompatinya dan kembali berlari mengejar.

Si pendobrak berbalik dan menatap Hermione dengan mata liar.

"Mundur!" bentak si pendobrak.

"Jangan harap." kata Hermione tak kalah galak. Sekarang Hermione tahu bahwa lawannya adalah seorang pria dari suaranya yang berat.

Si pria memanjat pagar yang bermahkotakan kawat berduri. Dia dapat mencapai puncak pagar dengan mudah.

"Pasti ada jalan lain" desis Hermione saat ia sadar ia tidak bisa lagi mengejar si pria bertopeng melintasi pagar dengan kawat berduri.

Hermione melihat celah diantara pagar berjarak beberapa langkah dari tempatnya berdiri. Beruntung baginya, celah itu cukup untuk meloloskan badannya.

Di depannya, si pria berlari melompati semak dan berlari menuju persimpangan yang cukup ramai oleh penyihir yang lalu lalang memeriahkan festival Brighton. Si pria menoleh kebelakang dari pundaknya, ia memekik kaget setelah melihat Hermione yang sudah berlari mendekat.

"Sial." pekik si pria lagi.

Hermione menambah kecepatan larinya. Seseorang berteriak dari kejauhan, seekor anjing besar berwarna hitam berlari kearah Hermione. Dengan kelincahan yang bahkan tidak ia sangka, Hermione menghindari tabrakan dengan anjing hitam.

Dengan nafas yang masih terengah-engah, Hermione melirik dengan sudut matanya. Si pria bertopeng berdiri membeku, melihat kejadian yang baru saja terjadi seolah-olah memikat hatinya. Jelas merupakan suatu keberuntungan yang dibutuhkan Hermione. Hermione menerjang kedepan sebelum lawannya memiliki waktu untuk bereaksi. Ia menarik pergelangan tangan si pria bertopeng dan dengan mengerahkan seluruh kekuatan, Hermione menjegalnya. Dengan bunyi berdebum si pria jatuh ke tanah.

"Menyingkir dariku" teriak si pria dengan marah.

Hermione menahan lengan si pria dengan kedua lututnya. Si pria mencoba memberontak, namun usahanya tidak bisa menghentikan Hermione yang menarik balaclava hitamnya.

"Well. Sangat canggung" desisnya.

"Malfoy? Demi Merlin apa yang kau lakukan?" seru Hermione dengan kaget ternyata si pendobrak rumah Luna adalah Draco Malfoy. Kenapa dia harus lari kesetanan saat Hermione menangkap basah aksinya. Apakah ada yang dia sembunyikan dari Hermione?

Granger & Malfoy (Dramione Fanfiction)Where stories live. Discover now