12

2.3K 194 36
                                    


💜Selaamat Membaca💜

.
.
.

Seokjin sekarang tengah berada di kediaman Jungkook, dengan niat awalnya yang ingin mengambil barang-barang nya yang tertinggal selama ia tinggal disana, acara kemas-kemas nya pun tidak membutuhkan waktu lama, karena Seokjin tidak membawa terlalu banyak barang saat itu.

"sudah selesai ?" Tanya Jungkook menghampiri Seokjin yang terlihat sudah rapi mengemasi barang-barangnya.

Seokjin mengangguk, "Kelihatannya sudah semua Hyung, gomawo..." Ucap Seokjin dengan senyuman yang merekah di wajahnya, seketika membuat jantung Jungkook yang untuk kesekian kalinya meronta-ronta ingin keluar dari dada sexy-nya.

"Kau tidak perlu berterima kasih Jinnie... Hyung senang melakukan apapun untukmu" Ucap Jungkook sembari tersenyum.

"Em... Jinnie-ah... apa kalian sudah membicarakan masalah kalian ?"

Seokjin menundukkan pandangannya dengan fokus meihat jarinya yang sedang sibuk memilin ujung bajunya

"Belum... aku takut Hyung,"

"Kenapa kau mesti takut Jinnie?"

"aku tidak mau memperpanjang masalah ini Hyung, jadi aku mencoba memaafkan Tae Hyung, dan memberi waktu untuknya... aku tidak tau hubungan mereka sejauh mana, yang aku tau hubungan mereka lebih dari sahabat lama, Jika Tae Hyung sudah yakin dengan perasaan nya, aku yakin dia akan mengambil keputusan yang tepat."

"hhh... Hyung yakin Taehyung sangat mencintaimu Jinnie, hanya saja otak bodohnya itu sedang berfungsi sekarang, Ingat yaa... Hyung tidak mau lagi melihatmu terluka, kau harus berani mulai sekarang ne, jangan lemah... Hyung mendukungmu" ucap Jungkook memberi keyakinan pada Seokjin.

Seokjin tersenyum "aku harap begitu"

.
.
.

Esoknya....

Taehyung yang telihat sudah rapi dengan setelan jasnya menghampiri Seokjin yang tengah menyiapkan sarapan mereka seperti biasanya.

Chuupp

"Morning sayang" Ucap Taehyung mencium pipi gembul istrinya.

"Looh, Rapi begini Hyung mau kemana? Jangan bilang Hyung mau ke kantor" selidik Seokjin

Taehyung menganggukkan kepalanya sambil menyesap susu yang sudah di buatkan istrinya sebelumnya.

"Andwae... Hyung tidak boleh ke kantor dulu hari ini, baru kemarin Hyung keluar dari rumah sakit, Istirahatlah dulu hm.."

"Tapi sayang hy-"

"Tidak ada tapi-tapian... kebiasaan Hyung selalu gila kerja tidak ingat waktu, tidak memikirkan kesehatan, setidaknya tunggulah sampai Hyung benar-benar pulih, dikantor tidak akan ada yang mengawasimu Hyung, Kalau Hyung pingsan lagi gimana ?" Cerocos Seokjin seperti seorang rapper.

Taehyung bangun dari duduknya berjalan mendekat guna memeluk istrinya dari belakang kemudian mendaratkan dagu miliknya ke bahu lebar milik istrinya itu dengan sekali-kali menghirup aroma vannila dari tubuh sang istri yang sangat Taehyung suka.

"Aku suka saat kau marah-marah seperti ini karena menghawatirkan Hyung... Keundae, Hyung sudah lama tidak ke kantor akhir-akhir ini sayang.. semalam Namjoon Hyung bilang kalau hari ini ada pertemuan penting yang tidak bisa di tunda. Kau tidak perlu hawatir, selama kau berada disisi Hyung, Hyung akan baik-baik saja" Ucap Taehyung kemudian mencium tengkuk leher Seokjin.

"Apa segitu pentingnya? Tidak bisakah Namjoon Hyung saja yang menggantikanmu?"

"Namjoon Hyung harus ke Daegu pagi ini, dia jauh lebih sibuk mengambil alih pekerjaan Hyung selama Hyung tidak ke kantor, Jadi.. tidak enak kan selalu membebaninya sedangkan Hyung masih sanggup?" Ucap Taehyung dengan nada yang sangat lembut, ia tau jika istrinya sudah begitu ia harus membujuk istrinya itu dengan cara apa dan bagaimana.

Purple Marriage (Taejin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang