{ twaalf }

41.5K 10.6K 4.4K
                                    

"Bae Jinyoung!"

Orang yang dipanggil menoleh dengan kaget ketika suara lantang Sanha memanggilnya. Setelah tau siapa yang memanggilnya, dia mengedikkan bahunya cuek kemudian melahap sandwichnya.

"Woi, gue ada kabar penting, nih!" Kata Sanha heboh sambil duduk di depan Jinyoung.

"Apa?"

"Jaemin hilang! Coba lo pikir deh. Masa dia cabut tapi tasnya gak dibawa?"

Jinyoung mengangguk-angguk sambil mengunyah sandwich nya. "Mungkin biar disangka ke toilet," jawabnya.

"Jaemin tuh anak rajin, gak mungkin bolos!"

Jinyoung jadi kesal, giliran dijawab malah ngegas. Untung dia sabar, kalau tidak sandwich di tangannya sudah dia lempar ke muka Sanha.

"Eh Young, Yonghee kemana dah? Tadi kayaknya dia sama lo, deh." Sanha celingak-celinguk mencari.

"Tau tuh, bilangnya mau ke toilet tapi gak balik-balik," jawab Jinyoung cuek.

"Oh ya udah deh." Sanha mengangguk-anggukan kepala. "Gue ke kelasnya Renjun dulu, ya."

"Ya."

"Btw Young, kayaknya saos sandwich lo pedes banget tuh, warnanya merah banget," celetuk Sanha sambil terkekeh, membuat Jinyoung meliriknya datar dan dingin.



























































Renjun garuk-garuk kepala karena bingung. Katanya Jeno menyuruhnya untuk ke rooftop, tapi kenapa ada Hwall juga? Bahkan mereka sedang bertengkar hebat disana.

Dia berasa jadi hantu karena kehadirannya tak dipedulikan. Begitu juga dengan Sunwoo yang ikut Renjun karena gabut.

Dia cuma menunjukkan wajah melongo sambil menunjuk dirinya sendiri karena bingung.

"Hah? Gue?"

Sontak Jeno dan Hwall menoleh ke arah mereka dengan kaget. Hwall terbelalak kaget, ini bukan saat yang tepat bagi Sunwoo untuk ada disini.

"Sunwoo, pergi sekarang!"

Sunwoo makin melongo kebingungan. "Kenapa? Salah gue apa?"

Renjun yang menyadari kalau Jeno memegang pisau sontak menepuk pundak Sunwoo.

"Sunwoo, sini deh," panggil Jeno sambil menyembunyikan pisaunya di balik punggungnya.

Sunwoo menurut, tapi Renjun menggelengkan kepalanya tanda melarang.

"Lo kenapa sih, Njun? Kalo dipanggil tuh kita harus samperin orang yang manggil," kata Sunwoo kesal sambil melangkah maju.

"Jangan," larang Hwall dengan tatapan tajamnya, membuat nyali Sunwoo menciut. "Lo kalo masih mau hidup, pergi sekarang juga."

"Kalo lo gak mau Sunwoo mati, kasih tau siapa werewolf di sekolah ini," ancam Jeno dengan suara berbisik.

Hwall mengepalkan tangannya kuat-kuat, matanya terpejam menahan amarahnya yang memuncak. Sabar, dia harus sabar kalau ingin hidupnya selamat.

"Gue bakal kasih tau lo."

Jeno menyeringai. "Cepet kasih tau gue."

Sunwoo dan Renjun saling melempar pandang karena was-was, deg degan juga karena penasaran siapa yang akan disebut oleh Hwall.

"Cluenya pirang, kan? Choi Beomgyu, anak kelas 10 mipa 2."















































































"Soobin! Mana Soobin?!"

Renjun berteriak heboh masuk ke dalam kelas sambil berteriak mencari temannya yang kelebihan kalsium itu.

Hal itu memancing amarah seorang Yonghee yang sedang belajar. Untungnya Yonghee penyabar, kalau tidak Renjun pasti dimarahi habis-habisan.

"Soobin mana?!"

"Lagi ulangan susulan di ruang guru."

Renjun langsung panik. Buru-buru dia mengeluarkan ponselnya dan menelpon Soobin. Tapi sayang, tidak diangkat.

"Kenapa deh? Ada urusan penting, ya?" Tanya Yonghee penasaran.

Dengan cepat Renjun menghampiri Yonghee dan menunjuk-nunjuk keluar kelas.

"Beomgyu adeknya Soobin ternyata werewolf! Dia mau dibunuh sama Jeno!"

Bukannya panik, Yonghee malah termenung di tempat dengan pikiran yang melayang kemana-mana.

Yang dikatakan Renjun salah, salah besar.

"Woi, lo kenapa malah bengong?!" Seru Renjun.

Yonghee mendongak menatap Renjun. "Njun, Beomgyu adeknya Soobin bukan werewolf."

"Lah, tapi kata Hwall adeknya Soobin werewolf. Eh bentar, berarti dia ngorbanin orang lain, dong?! Anjir, Hwall kok bohong?! Terus kalo bukan Beomgyu, siapa?"

"Werewolfnya temen lo sendiri, Njun. Temen kita sendiri."

"Tunggu sebentar, temen kita yang pirang kan cuma satu orang. Jadi maksud lo-" Renjun menjeda ucapannya dengan kedua matanya yang membola.

































































"-Lee Felix?"

Dead or Kill | 00 Line ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang