15/30

134 27 5
                                    

"ANJING!"

Pekikan kakak laki-lakiku pagi itu memecah kedamaian pagi di rumah kami.

"Apa sih teriak-teriak?" Mamak yang masih memakai bedak dingin dan gulungan rambut keluar dari kamarnya, menatap tajam Kakak yang masih tampak terkejut di ruang tengah.

"Mak anjing!"

Mamak terdiam. Sepintas aku bisa merasakan hawa mengerikan yang menusuk tiba-tiba terpancar darinya. Kakak yang menyadari kesalahannya segera meralat.

"I-itu mak! Ada anjing di ruang tengah!" katanya sembari menunjuk suatu arah.

Di arah yang ditunjuknya, ada seekor anak anjing kecil berwarna cokelat, tengah mengibas-ibaskan ekornya sembari menatap manusia di hadapannya satu per satu dengan mata berbinar.

"AAAAAA!!" Kakak melompat ke atas sofa ketika anjing kecil itu menggonggong kecil.

Mamak yang sepertinya merasa Kakak sedang tidak bisa diajak bicara waras lalu mengalihkan tatapannya ke arahku, yang sedari tadi duduk diam di sofa sembari menatap kerusuhan.

"Dari mana datangnya anak anjing itu?" tanya Mamak bingung.

Aku yang juga tidak tahu hanya bisa menanggapi dengan mengangkat bahu. Ketika aku bangun dan keluar kamar, makhluk kecil itu sudah menggonggong di depan pintuku.

"Mungkin Bapak tahu?"

Kerusuhan di rumah tiba-tiba sirna setelah kalimat itu keluar dari mulutku. Perhatian Mamak dan Kakak segera tertuju pada Bapak yang masih tertidur pulas di dalam kamar.

"Pak? Pak, bangun!" Mamak mengguncang-guncang tubuh Bapak. "Ada anjing di ruang tamu."

"Aaahh ... itu Bapak yang beli semalam, Mak," racau Bapak di sela kantuknya.

Mamak mengerutkan dahi. "Buat apa Bapak beli itu? Kan Bapak tahu Kakak takut sama anjing?"

Hah? Kakak takut anjing? Seumur hidup aku benar-benar baru pertama kali mendengarnya.

Lucu juga membayangkan Kakak yang seorang binaragawan ternyata takut pada hal seperti itu, tetapi melihatnya sekarang begitu menyedihkan berteriak-teriak karena seekor anjing kecil ... sepertinya hal ini sungguhan. Haha.

"Mbak salesnya manis sih, Mak."

"...."

Seketika keheningan yang mencekam merayapi seisi rumah ketika racauan Bapak kembali terdengar.

Aku tidak ingin tahu apa yang terjadi setelahnya. Dalam diam aku melangkah cepat berlalu dari sana dan mengunci pintu kamar. Samar bisa kudengar suara sesuatu yang pecah disusu teriakan Bapak. Anjing yang menggonggong tidak karuan dan teriakan jantannya Kakak.

Pecah sudah perang dunia di rumah ini.

Penyebabnya tidak lain dan tidak bukan karena seekor anjing kecil yang dibeli Bapak di luar rencana siapa pun malam tadi.

End

Tema: Pembelian tanpa rencana mengakibatkan perang dunia.

Ephemeral: 30 Daily Writing Challenge NPC 2019Where stories live. Discover now