chapter 5-pengejar

784 90 0
                                    

3 hari kembali berlalu, kini Noran telah berada di lapisan kedua, gerakannya juga sudah lebih halus dan kokoh.

seperti biasa, mereka berkumpul dan makan pagi bersama di pondok.

suasana begitu gembira dan riang, melupakan kenyataan jika mereka saat ini berada di pengasingan.

setelah makan pagi, Noran memberitahukan jika dirinya berhasil mencapai lapisan kedua dari tinju besi.

"Rudra, ada berapa tahapan dalam tinju besi?" tanya Noran.

"Tuan, dalam seni beladiri tinju besi, ada 7 lapisan. setiap tingkat akan lebih susah dari tingkat sebelumnya. pasukan kita setidaknya menguasai hingga lapisan ke 4. sementara aku sendiri berada di lapisan ke 6. apa ada sesuatu tuan?" tanya Rudra.

"ya, aku berhasil naik ke lapisan ke dua." ucap Noran.

"lapisan kedua? bukankah ini baru hari ketiga tuan berlatih tinju besi?" tanya Rudra.

pikirannya masih belum siap mengetahui kenyataan, jika perkembangan tuan barunya ini begitu pesat.

"ya, aku baru saja mencapainya tadi malam." ucap Noran.

"itu sangat cepat, aku bahkan membutuhkan dua minggu untuk mencapai lapisan ke dua." ucap Rudra.

di tengah pembicaraan keduanya, sebuah suara terdengar. itu adalah suara lonceng prringatan dari menara pengawas.

ting ting ting ting...

suara dentingan terdengar berkali-kali, di ikuti suara teriakan yang kuat dari prajurit diatas menara.

"musuh terlihat!" teriaknya.

karena teriakan itu, para prajurit bergegas bangkit dan mengambil peralatan tempur mereka, tombak dan perisai bulat.

Rudra mengambil dua pedang dan menggantungkannya di punggungnya.

"tuan, pakailah zirah ini, ambillah satu pedang sebagai senjata. saya akan melindungimu." ucap Rudra.

Rudra menyerahkan satu set zirah ringan dengan sebuah pedang ringan. Noran segera memakai ,irah itu dan mengambil pedang itu. dirinya menggenggamnya dengan erat.

"bersiaplah tuan, mungkin ini adalah kali pertama tuan dalam pertempuran, jangan ragu tuan." ucap Rudra.

Rudra berdiri tepat di samping Noran, dengan kedua tangan terkepal, dirinya menatap tajam ke arah hutan yang rimbun.

"berani juga mereka mengejar ke hutan mati ini, apa pria itu mulai frustasi?" gumam Rudra.

"berapa jumlah musuh?" tanya Rudra kepada pengawas menara.

pengawas menara melihat ke arah hutan, dengan mata terpicing tajam, dirinya kembali berteriak.

"sekitar 50 pasukan kavaleri" teriaknya.

(pasukan kavaleri = pasukan berkuda)

"pasukan kavaleri? sepertinya ia benar benar marah sekarang." gumam Noran kembali.

"tuan, tetaplah di dekatku, saya akan melindungi tuan. Kalian! buat formasi!" teriak Rudra.

30 prajurit berbaris di depan keduanya, membentuk formasi persegi. tombak tombak di acungkan dengan kokoh ke arah depan dan perisai bulat di jajarkan membentuk pagar betis.

duk dukuduk dukukduk...

derap kuda yang berlari kencang terdengar di kejauhan, asap debu mengepul karena derapan mereka.

"lapor pak! musuh di temukan!musuh tepat berada di hadapan kita!" ucap seorang penunggang.

"siapkan senjata kalian, kita harus melaksanakan tugas ini dengan baik dan membuat yang mulai senang." ucap sang ketua.

archipelago : the lost kingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang