chapter 8-membuka toko

613 75 0
                                    

keesokan harinya, keduanya segera bangun pagi dan berkeliling di sekitaran pusat kota. keduanya sibuk mencari toko yang bisa mereka sewa.

beberapa toko memang memiliki lrtak yang bagus, namun harga yang di tawarkan terlalu mahal. Noran dan Rudra terus mencari toko yang bisa di sewa.

hingga keduanya mrnemukan sebuah toko yang dekat di gerbang barat, toko kecil dan sedikit kotor memang, namun letaknya cukup bagus menurut Noran.

"tuan, bukankah toko ini sedikit kotor?" tanya Rudra.

"memang, toko ini kotor. dengan sedikit kerja keras, kita bisa mengubahnya menjadi kedai yang bagus. mari, kita bersihkan toko ini." ucap Noran.

"baik tuan." jawab Rudra.

keduanya mulai membersihkan toko dengan semangat. uang pinjaman Noran kini hanya tersisa 2 koin emas, sangat cepat habis di tangan Noran.

awalnya Rudra sangat terkejut, dalam hati, ia berpikir jika tuannya ini sangat boros dan suka menghambur-hamburkan uang.

bahkan, ia hampir menangis karena kelakuan Noran. tentu saja, Noran tidak mengetahui hal ini.

hari terus berjalan, sudah hampir petang, sebagian besar toko sudah di bersihkan dengan baik, hanya tersisa sedikit ruang yang harus di bersihkan.

"paman, berhentilah dahulu. paman bisa pergi menemui mereka, dan suruh mereka datang ke sini besok pagi." ucap Noran.

"baik tuan." ucap Rudra.

dirinya bergegas pergi di tengah kerumunan warga kota yang berlalu-lalang, sementara itu, Noran masih melanjutkan bersih bersihnya di toko hingga larut malam.

"huoamz... aku mengantuk sekali..." gumam Noran.

tanpa sadar, dirinya tertidur di kursi toko. tangannya masih memegang sapu dengan kuat dan satu tangan menggenggam kain yang kotor.

....

keesokan harinya...

Noran bergegas pergi kembali ke pasar, kali ini dirinya membeli beberapa lembar kain, kayu dan tinta.

setelah mendapatkan barang barang itu, dirinya kembali ke toko, memandang toko yang sudah bersih.

"waktunya menjalankan rencana tahap tiga." gumam Noran dengan senyuman tipis.

dirinya segera menulis kain dengan tinta, membuat tulisan tulisan beraksara. juga, dirinya membuat beberapa lukisan di atas kain.

dirinya lalu memajang di depan toko, memasangnya seperti spanduk dan banner di dunia permukaan (dunia nyata).

ketika Rudra sampai, dirinya terkejut. toko semalam yang ia sewa bersama Noran masih kotor dan kumal. namun, kini berubah menjadi toko yang bersih.

selain itu, terdapat pula tulisan tulisan kain di depan toko.

"rasakan makanan manis di pagi hari!"

"nikmati hari dengan beberapa hidangan baru!"

serta beberapa lukisan aneh bagi mereka.

"paman, kalain sudah kembali." ucap Noran.

Noran menyambut kedatangan Rudra, yang datang bersama 5 bawahannya. ekspresi bingung muncul di wajah mereka.

"tuan, tanda apa yang tuan pasang?" tanya Rudra.

"itu hanya hiasan. apa paman sudah memanggil mereka?" tanya Noran.

"ya, saya sudah membawanya. supaya penyamaran tetap aman saya hanys membawa satu kelompok saja." ucap Noran.

"itu sudah bagus. paman, berikan senjata senjata itu kepada mereka, dan minta mereka menjaga toko kita secara diam-diam." ucap Noran.

"baik tuan, apa sebenarnya yang tuan ingin lakukan?" tanya Noran.

"aku ingin membuka toko baru di kota ini. sepertinya toko ini lebih rumit dari kelihatannya, untuk itu, sebagai penjagaan, aku ingin paman memastikan keamanan kita saat menjalankan bisnis ini." ucap Noran.

"saya paham tuan, memang, sulit untuk membuka bisnis tanpa memastikan keamanan kita terlebih dahulu. aku akan meminta kelompok lainnya mengumpulkan informasi dan bersiap menjaga kita dari bayangan." ucap Rudra.

"um, rencana yang bagus paman." ucap Noran.

Noran berjalan ke dapur, dirinya kemudian membuat kue di dalam dapur. bukan kue yang sulit memang, ini hanya kue yang dirinya ingat.

ingatan tajam Noran membuat Noran mampu menghafal banyak resep kue, dan kali ini Noran mencoba membuat kue yang mudah di buat.

"paman, duduklah dahulu dan tunggu sebentar." ucap Noran.

keenamnya mengikuti ucapan Noran, duduk dengan sabar. tak lama, bau harum yang menggoda tercium di hidung keenamnya.

"aroma manis apa ini?"

"bau yang menggoda."

"aroma yang lezat."

"apa yang di buat oleh tuan?"

keenamnya brbincang bincang, menebak nebak apa yang di buat olrh tuan mereka.

akhirnya, kue buatan Noran telah selesai. Noran membawa 6 cup cake kepada Rudra dan yang lainnya.

"tuan, apa ini?" tanya Rudra.

dirinya mengambil satu cupcake, menciumnya, tercium aroma manis yang menggoda.

"ini kue, cobalah. kalian juga boleh mencobanya." ucap Noran.

keenamnya mencoba cupcake di hadapan mereka. dalam suapan pertama, rasa manis memenuhi mulut mereka.

sensai lembut dan manis mereka rasakan bersamaan, begitu lezat.

"makanan apa ini? begitu lembut."

"ya, dan juga manis."

"sungguh makanan yang lezat."

"tuan, makanan apa ini? kenapa begitu manis?" tanya Rudra.

"ini adalah kue, aku ingin menjual ini di toko ini. kalian, batu aku untuk membuat kue ini terkenal ya?" ucap Noran.

"tentu tuan, tapi bagaimana caranya?"

"ya, bagaimana caranya tuan?"

"itu mudah. berikan bungkusan kue ini kepada orang yang kalian temui secara acak, dan kalian harus pergi ke arah yang berbeda." ucap Noran.

"itu mudah tuan." jawab keenamnya serempak.

"bagus, bawalah ini dan bagikan." ucap Noran.

Noran memberikan satu keranjang kue kepada kenamnya. jumlahnya lebih dari 50 bungkusan.

"tuan, bukankah ini terlalu banyak?" tanya salah seorang diantara mereka.

"tidak, itu sudah tepat. tenang saja, aku susah menyiapkan untuk kalian." ucap Noran.

"tuan sungguh baik hati, terimakasih tuan!" ucapnya lagi.

"terimakasih tuan!" ucap yang lainnya serempak.

keenamya berpencar ke sekitaran kota, membagikan kue cupcake secara acak. mereka memberikannya kepada warga yang mereka nilai mampu.

reaksi mereka sama seperi saat keenamnya merasakan cupcake. wajah yang merasakan kenikmatan dan kelezatan.

saat mereka menyadari kuenya habis, mereka hendak membuang bungkusnya. namun, tak disangka tergambar peta di sana.

"belilah di sini!"

itu adalah peta toko milik Noran. dengan wajah tersenyum, Noran duduk di dalam toko.

"saatnya menunggu umpan di ambil." gumamnya.

dirinya tersenyum dan memandang langit biru. dan saat ia memanang langit, ia teringat jika ia belum membuat harga untuk kuenya.

"gawat! aku belum menentukan harganya!" pikir Noran.

Noran lalu bergegas memikirkan harga yang sesuai untuk kuenya ini. sembari memikirkan harga untuk kuenya, dirinya juga berlatih seni beladiri, melatih tinuu besi miliknya.

archipelago : the lost kingWhere stories live. Discover now